6 Hal yang Membuatmu Disebut Amatir, Sengaja atau Kurang Pengalaman?
ilustrasi presentasi (pexels.com/Mikhail Nilov)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Disebut amatir memang bisa bikin kamu malu bahkan tersinggung. Kesannya, kamu gak berkompeten di suatu bidang. Bisa saja maksud orang itu memang demikian. Namun jangan salah, sebutan amatir tak selalu menunjukkan kalau kamu payah, kok.
Jika pun kamu merasa kesal, berintrospeksi dan berusaha memperbaiki diri bakal lebih baik. Supaya kamu menjadi ahli di bidang itu dan mampu menunjukkan profesionalitasmu. Lebih jelasnya, berikut ini lima hal yang membuatmu disebut amatir.
1. Mengulang-ulang kesalahan yang sama
ilustrasi syuting (pexels.com/Ron Lach)Kamu seperti antara tidak mau belajar atau mengalami kesulitan yang serius dalam mempelajari sesuatu. Pada kesalahan pertama dan kedua, orang lain biasanya masih memaklumi. Akan tetapi, bila satu kesalahan diulang terus, pasti dia kesal juga.
Padahal setiap kesalahan yang kamu lakukan menyebabkan kerugian, seperti rugi waktu atau biaya bagi orang lain. Biar gak begini lagi, perhatikan baik-baik saat dirimu dievaluasi, ya. Hindari berpikir bahwa sesuatu yang salah di masa lalu boleh jadi gak apa-apa bila diulangi di lain waktu. Sampai kapan pun, salah tetaplah salah.
2. Terlalu banyak bertanya
ilustrasi diskusi (pexels.com/RODNAE Productions)Bertanya tak dilarang. Apalagi saat kamu sungguh-sungguh tidak mengetahui sesuatu. Bahkan malu bertanya akan membuatmu tersesat. Meski demikian, terlalu banyak bertanya juga gak menguntungkan dirimu. Pandangan orang padamu jadi negatif.
Kamu bisa dianggap malas mencari informasi dan ingin tahu cepat dengan bertanya saja. Jika kamu menanyakan hal yang sama berkali-kali, dirimu terkesan tak memercayai jawaban seseorang atau kesulitan memahaminya. Biasakan lebih mandiri dalam mengumpulkan info serta pikirkan baik-baik jawaban orang lain biar kamu gak perlu bertanya lagi.
Baca Juga: 5 Tantangan Seorang Generalis, Bingung Keahlian Sebenarnya?
3. Ragu dengan apa yang hendak dilakukan
ilustrasi teman kerja (pexels.com/Ivan Samkov)Editor’s picks
Masalahnya, sikap ragumu tak cuma sekali dua kali. Misalnya, untuk hal-hal terkait tugas-tugasmu di kantor. Kamu mudah bingung dan akhirnya bertanya pada teman. Sikap seperti ini tentu bikin dia terganggu.
Masih mending kalau kamu karyawan magang. Jika kamu sudah cukup lama bekerja tapi belum mampu juga mengambil tindakan terkait tanggung jawabmu, sayang sekali kantor menggaji kamu tinggi-tinggi. Walau disebut amatir terasa menyesakkan, yuk, tingkatkan kemampuanmu dalam menangani tugas.
4. Melakukan sesuatu tanpa tujuan yang jelas
ilustrasi latihan (pexels.com/RODNAE Productions)Tidak adanya tujuan yang jelas tak selalu buruk, kok. Misalnya, orang yang rutin berolahraga karena dia seorang atlet yang hendak bertanding gak dapat disebut amatiran. Terlepas dari atlet daerah atau nasional, ia profesional di bidangnya.
Sedang kamu berolahraga sekadar agar tubuhmu bugar atau buat bersenang-senang dengan teman. Begitu pula penulis yang menggunakan kemampuan menulisnya untuk mencari nafkah. Dia tidak sama dengan orang yang menulis sekadar sebagai hobi atau buat meluapkan isi hatinya.
5. Cara kerja yang tidak sistematis
ilustrasi meracik minuman (pexels.com/Justin Luck)Peracik minuman yang ahli pasti punya tahapan serta takaran dalam mencampur berbagai bahan minuman. Bahkan suhu pun diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan rasa minuman yang selalu sama. Namun, orang yang amatiran akan main cemplung saja, yang penting minumannya jadi.
Ia tidak memperhatikan detail perbedaan rasa maupun kandungan minuman akibat cara kerjanya dalam menyiapkannya yang tak pakai aturan. Cara kerja yang sistematis malah dianggapnya sekadar buang-buang waktu dan bikin ribet.
6. Hasil yang asal-asalan
ilustrasi pemotretan (pexels.com/Ron Lach)Jika cara dalam mengerjakan sesuatu saja tidak sistematis, hasilnya pun tak dapat dipastikan. Cuma faktor keberuntungan yang akan membuat hasil dari cara kerja demikian tetap bagus. Seringnya tentu tidak berkualitas dan jauh dari ekspektasi.
Tak masalah kalau kamu cuma menjadikannya kegiatan buat bersenang-senang atau coba-coba. Namun, apabila kamu menerima pembayaran dari pihak lain guna mengerjakannya, hasil yang asal-asalan tentu membuatnya merasa dirugikan.
Dari seluruh poin di atas, apakah kamu pernah melakukan salah satu di antaranya? Jika iya, maka kamu perlu meningkatkan kompetensi diri, nih.
Baca Juga: 5 Cara Menunjukkan Tingkat Kompetensi dan Kualitas Kerjamu ke Atasan
Marliana Kuswanti
Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
