5 Keutamaan Mengurangi Bicara dalam Pergaulan, Banyak Dengarkan!

Tetap mengobrol, tetapi pahami batasan

Pertemanan memang lebih seru dengan saling mengobrol. Bisa asyik bercakap-cakap dengan orang lain merupakan tanda kita merasa nyaman dengannya. Jika kita bergaul tetapi diam terus, tentu kawan pun menjadi gak betah berada di dekat kita.

Tapi kesukaan berbicara juga perlu dikendalikan bahkan dikurangi kalau kita termasuk sangat ceriwis. Kita mungkin merasa banyaknya ucapan merupakan hal yang wajar karena kita telah terbiasa begitu. Namun, orang lain boleh jadi sebenarnya merasa terganggu dengan banyaknya kata yang kita muntahkan saban bertemu.

Dia barangkali gak akan menegur secara langsung dan meminta kita supaya diam. Kitalah yang mesti dengan kesadaran sendiri mengurangi kesukaan berbicara yang sudah berlebihan. Menjadi lebih pendiam dan pendengar itu baik dalam pergaulan karena lima alasan berikut.

1. Memberi kesempatan teman untuk bicara

5 Keutamaan Mengurangi Bicara dalam Pergaulan, Banyak Dengarkan!ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Gustavo Fring)

Sadar gak bahwa kegemaran kita bicara yang sukar dihentikan baik oleh orang lain maupun diri sendiri justru mengambil kesempatan teman untuk gantian bercerita? Kita secara tidak langsung memaksa mereka buat pasif dan hanya mendengarkan semua perkataan kita. Ketika kita bertanya pun, kita tak memberinya keleluasaan dalam menjawab.

Mereka belum selesai bicara, kita telah memotongnya sampai perkataannya tak dapat dilanjutkan lagi. Ini gak seharusnya terjadi dalam percakapan santai bersama kawan. Kita kan, bukan sedang memberikan ceramah alias pembicara dalam suatu acara.

Seharusnya perbincangan diisi secara seimbang oleh semua orang yang terlibat. Teman pun pasti punya hal-hal yang ingin dikemukakan dan tiadanya kesempatan buatnya gantian bicara akan mendatangkan ketidakpuasan dalam pertemanan. Kalau kita telah pergi, dia bakal bergegas mencari kawan lain untuk mengobrol secara lebih berkualitas karena sama-sama bisa mengungkapkan unek-unek.

2. Belajar jadi pendengar yang baik

5 Keutamaan Mengurangi Bicara dalam Pergaulan, Banyak Dengarkan!ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Sam Lion)

Bagaimana kita dapat menjadi pendengar yang baik tanpa memberikan waktu untuk orang lain gantian berbicara? Kita juga masih belum layak disebut sebagai pendengar yang baik apabila gemar memotong ucapan orang lain atau mendadak mengalihkan topik yang bikin kesal lawan bicara. Mengurangi keceriwisan diri sama dengan menyediakan telinga untuk teman.

Jangan merasa cerita kawan tidak mungkin lebih menarik dan penting dibandingkan kisah kita. Tunjukkan antusiasme serta kesabaran kita dalam mendengarkan orang lain berbicara. Perhatikan baik-baik setiap perkataannya sehingga tiba waktunya nanti kita dapat menanggapi dengan tepat.

Kemampuan menjadi pendengar yang baik adalah salah satu syarat agar kita termasuk sebagai teman yang dapat diandalkan. Bayangkan seandainya kawan perlu curhat, tetapi kita cuma sibuk membicarakan diri sendiri atau hal-hal lain. Pastinya dia makin sumpek sebab tidak dapat mengeluarkan isi hatinya.

3. Biar gak kebablasan menjadi kepo dan suka bergosip

5 Keutamaan Mengurangi Bicara dalam Pergaulan, Banyak Dengarkan!ilustrasi tiga teman (pexels.com/MART PRODUCTION)

Orang yang pendiam amat kecil kemungkinannya bersikap kepo apalagi suka menggunjingkan siapa pun. Tentu kita gak harus mengubah sifat menjadi pendiam sekali seperti mereka yang telah dari lahir memiliki sifat itu. Namun, setidaknya kurangi keceriwisan diri demi lebih banyak kebaikan. 

dm-player

Sepandai-pandainya kita berbicara, bahan obrolan tentu akan habis juga. Akan tetapi, keinginan kita buat berbicara masih besar sehingga mencari-cari topik. Tak terkecuali mengenai urusan-urusan pribadi lawan bicara maupun orang lain. Kita berubah dari sekadar suka bicara menjadi terus bertanya yang mengusik kenyamanan orang.

Bila pun kita masih sadar untuk menjaga perasaan lawan bicara, boleh jadi kita malah mengajaknya menggosipkan orang lain. Mending kalau teman buru-buru mengingatkan kita supaya tidak bergosip. Jika ia juga menikmati pergunjingan, lambat laun kita bisa punya hobi baru yang negatif.

Baca Juga: 7 Ciri Anak Introvert, Orang Tua Jangan Paksa untuk Banyak Bicara?

4. Membantu orang lain mendapatkan ketenangan

5 Keutamaan Mengurangi Bicara dalam Pergaulan, Banyak Dengarkan!ilustrasi teman-teman (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Obrolan kita dapat terdengar menarik atau tidak tergantung suasana hati dan kebutuhan lawan bicara. Meski biasanya ia cukup senang diajak membicarakan segala hal, saat sedih mungkin ia lebih ingin dibiarkan sendiri. Begitu pula kalau dia sedang sibuk mengerjakan sesuatu, keceriwisan kita bakal sangat mengganggunya.

Bila kita tidak terbiasa belajar mengendalikan perkataan, kepekaan diri pun berkurang sehingga tak tahu kapan waktunya diam. Kita terus berbicara dan teman merasa terganggu. Lebih-lebih bila apa yang dibicarakan sedang menjadi titik sensitifnya, kita malah makin membuatnya sedih atau kesal. 

Kita mesti sadar bahwa kesukaan berbicara dapat terasa amat berisik bagi orang lain. Semua orang perlu ruang hening sebagai jeda dari keriuhan dunia yang telah mengisi hampir sepanjang waktu mereka. Bahkan bentuk-bentuk kepedulian pun apabila disampaikan secara terus-menerus lebih terasa mengganggu daripada menghibur.

5. Kita bisa fokus ke hal-hal yang lebih penting

5 Keutamaan Mengurangi Bicara dalam Pergaulan, Banyak Dengarkan!ilustrasi fokus bekerja (pexels.com/ArtHouse Studio)

Kita boleh-boleh saja memiliki kesukaan bercengkerama dengan orang lain. Namun, jangan habiskan waktu serta energi kita hanya untuk terus berbicara. Keasyikan berbicara sampai lupa waktu menggeser fokus kita pada berbagai hal yang lebih penting buat dilakukan.

Jangan merasa kita dapat mengerjakan apa pun sambil tetap mengobrol dengan orang lain. Fokus yang terpecah tetap bikin hasilnya jauh dari maksimal. Kalaupun kita masih dapat menggarap tugas sambil asyik bicara, bagaimana dengan teman-teman di sekitar kita?

Barangkali mereka terganggu sekali, tetapi tidak enak buat menyuruh kita berhenti bicara. Terlalu banyak bicara gak cuma menghabiskan waktu, tetapi juga mengharuskan pikiran kita terus aktif buat menimpali orang lain. Salah-salah kalau kita sedang mengetik, apa yang tengah dibicarakan malah jadi ikut diketik.

Kita gak harus berbicara terus ketika bersama teman. Mengobrol bukan satu-satunya cara buat bikin orang nyaman di dekat kita. Malah bicara melulu cenderung bikin orang capek.

Energinya seperti tersedot oleh suara kita. Terutama bila kita berhadapan dengan kawan yang introver, sifat ceriwis kita benar-benar membuatnya kehabisan energi. Gunakan kepiawaian kita dalam komunikasi lisan pada saat yang tepat.

Baca Juga: 6 Zodiak ini Suka Bicara Blak-blakan sama Lawan Bicara, Kamu Termasuk?

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya