5 Alasan Mengakui Kesalahan Lebih Baik dari Pura-pura Gak Ada Masalah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makin kita besar, makin sulit rasanya buat sekadar mengakui kesalahan. Apalagi meminta maaf. Bahkan saat sudah jelas kita bersalah. Betul gak? Rasanya, mengakui kesalahan itu seperti merendahkan diri sendiri. Ada juga kekhawatiran kita akan dicela orang akibat pengakuan itu.
Padahal, justru celaan akan datang bila kita selalu gak mau mengakui kesalahan dan malah berlagak gak ada apa-apa. Agar kita lebih berani mengakui kesalahan, ayo sama-sama kita renungkan lima alasan berikut ini.
1. Biar hubungan baik gak jadi taruhannya
Namanya hubungan baik sudah pasti amat berharga. Penyesalan atas rusaknya hubungan baik akan terjadi belakangan. Kalau kita gak ingin ini terjadi, berbicara secara terbuka tentang permasalahan dan kesalahan yang mungkin kita lakukan dengan atau tanpa sengaja tetaplah yang terbaik.
Gak perlu memikirkan gengsi. Bila kita dalam kesulitan, bukan gengsi yang membuat kita tertolong melainkan hubungan yang baik dengan siapa pun. Betul, 'kan?
2. Biar lebih mudah dimaafkan
Sering kali yang membuat orang sulit memaafkan kita bukanlah tentang kesalahan yang dilakukan melainkan sikap kita setelahnya. Jika kita bersegera meminta maaf setelah menyadari telah melakukan kesalahan, menunjukkan penyesalan dan kesungguhan untuk tidak mengulanginya, kesalahan sebesar apa pun biasanya mudah dimaafkan.
Sebaliknya kalau kita terus menyangkalnya dan malah menyudutkan orang lain, itu bikin siapa pun makin kesal. Suatu saat akhirnya kita tergugah untuk meminta maaf, orang mungkin hanya memaafkan kesalahan pertama kita tetapi tidak dengan sikap kita setelahnya yang amat menyebalkan. Artinya, entah bagaimana caranya, kita harus bisa mendapatkan satu maaf lagi.
Baca Juga: 5 Alasan Kamu Harus Berani Minta Maaf Jika Berbuat Salah, Anti Gengsi!
3. Biar hubungan kembali cair, gak kaku karena masih ada ganjalan
Editor’s picks
Bisa saja sih, orang masih tampak bersikap baik pada kita meski ada permasalahan dan tersakiti oleh kita. Namun selama gak dibicarakan secara terbuka, gak ada pengakuan bersalah dan permintaan maaf, biasanya hubungan tetap terasa kaku. Semua harus sama-sama menurunkan keakuannya. Terutama kita sebagai pihak yang bersalah.
4. Kalau memang ada persepsi yang berbeda, biar bisa dibicarakan dan dicapai titik temunya
Saat kita sudah mengakui kesalahan, lawan bicara gak mungkin diam saja bukan? Dia pasti akan menanggapi sehingga terjadilah diskusi. Kita bisa menjelaskan kenapa sampai melakukan suatu kesalahan, dia juga bisa menjelaskan bagaimana perasaannya tentang kesalahan itu dan apa yang diharapkannya dari kita.
Dari obrolan itu, semua jadi lebih bisa saling memahami. Pikiran masing-masing diutarakan dan diselaraskan demi tercapainya kepentingan atau tujuan bersama. Kalau kita terus berlagak gak ada masalah, diskusi gak akan terjadi. Yang terjadi justru seperti di bawah ini.
5. Pura-pura gak ada masalah akan menjadi bom waktu
Gak adanya pembicaraan terbuka hanya akan membuat masalah bertumpuk-tumpuk. Bagaimanapun, setelah kesalahan pertama kita, orang lain merasa kesal. Di kemudian hari kita kembali melakukan kesalahan sekecil apa pun, kekesalannya akan makin hebat.
Rasa kesalnya mungkin gak logis untuk ukuran kesalahan kedua kita. Namun itu sebenarnya gabungan dari kekesalan akibat kesalahan pertama yang gak pernah dimintakan maaf. Bayangkan jika yang seperti ini terus berulang. Cuma soal waktu untuknya meledak dan mungkin hubungan baik akan benar-benar tinggal kenangan.
Mengakui kesalahan memang butuh jiwa kesatria. Ingatan tentang 5 hal di atas semoga bisa menghindarkan kita dari sikap pengecut.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Kamu Tak Perlu Takut Mengakui Kesalahan, Jujur Saja!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.