6 Alasan Perlu Mengingat Kematian sejak Muda

Kesadaran dan persiapan yang baik bikin tenang

Apakah menurutmu kematian merupakan topik yang mengerikan? Oleh sebab itu kamu menolak membicarakan, memikirkannya barang sekejap, bahkan sering menanamkan dalam diri seakan-akan dirimu bakal hidup untuk selamanya. Topik kematian hanya membuatmu cemas sehingga dirimu ingin menghindarinya.

Kamu lebih suka menghidupkan saat ini dengan pikiran-pikiran yang positif saja. Padahal, kematian juga bukan hal yang negatif karena niscaya terjadi. Bukannya anti pada pembahasan seputar maut, sebaiknya dirimu lebih sering mengingat tentang kematian. Berkacalah pada orang-orang yang telah mendahuluimu.

Ambil pelajaran dari setiap berita duka yang diterima. Mengingat kematian sejak muda akan memberimu banyak kebaikan yang bukannya membuatmu cemas, malah makin tenang dan matang dalam memandang hidup maupun kehidupan abadi selepas kematian. Untuk meyakinkanmu tentang perlunya mengingat kematian, berikut pembahasannya.

1. Tidak melupakan ibadah

6 Alasan Perlu Mengingat Kematian sejak Mudailustrasi beribadah (pexels.com/Alena Darmel)

Jalani masa muda dengan penuh sukacita dan tobatnya nanti-nanti saja biar bisa menikmati dunia sepuasnya. Pernahkah kamu mendengar perkataan seperti itu? Dalam hal hidup harus dinikmati memang tidak diragukan lagi. Kehidupan di dunia cuma berlangsung sekali sehingga tidak boleh disia-siakan.

Namun, kalau kamu baru akan bertobat setelah memasuki usia tua, siapa yang dapat memastikan dirimu bakal tiba di sana? Bagaimana bila ajalmu datang justru ketika kamu masih gas pol menikmati dunia sampai melupakan kewajiban untuk beribadah? Ini yang pantas dicemaskan melebihi kematian itu sendiri.

Apabila dirimu tak menghindari pikiran tentang maut, motivasi buat menjaga ibadah sesuai dengan keyakinanmu menjadi lebih tinggi. Kamu tidak sekadar menunaikan kewajibanmu pada Tuhan, melainkan juga lebih banyak berdoa. Sampai bayang-bayang kematian pun gak lagi membuatmu cemas sebab dirimu memahaminya sebagai sebuah kepastian yang tinggal menunggu waktu. Selama masa tunggu itu pula, kamu dapat berusaha mempersiapkan diri dengan baik.

Baca Juga: 5 Cara Positif Menolak Ajakan Bergosip, Alihkan Pembicaraan?

2. Gak sombong meski meraih banyak kesuksesan

6 Alasan Perlu Mengingat Kematian sejak Mudailustrasi bahagia (pexels.com/Resume Genius)

Apa yang pantas disombongkan dari setiap kesuksesan itu kalau pada akhirnya nanti kamu berubah dari ada, hebat, dan dikagumi menjadi kembali tiada? Di kehidupan yang fana ini, kesombongan hanya tanda dirimu belum memahami cara takdir bekerja. Di hadapan maut, kamu dan seluruh pencapaianmu di pekerjaan menjadi terasa tak berarti.

Kamu bisa membayangkan bangunan-bangunan bukti kesuksesanmu itu bakal berubah menjadi debu begitu dirimu tiada. Bukan artinya kamu gak perlu berusaha di dalam hidup. Dirimu bahkan mesti mencetak prestasi agar umurmu benar-benar bermanfaat.

Namun, jangan sampai keberhasilanmu di berbagai bidang bikin kamu sombong. Baik orang sukses maupun pecundang sama-sama berjalan makin dekat pada ajalnya detik demi detik. Jika kamu ingin kesuksesan itu menambah amalmu, jauhi dulu kesombongan lalu fokus pada manfaat yang bisa diberikan ke banyak orang. Tetaplah rendah hati dengan mengingat kematian dapat sewaktu-waktu menimpamu.

3. Menyiapkan warisan untuk pasangan dan anak

6 Alasan Perlu Mengingat Kematian sejak Mudailustrasi keluarga (pexels.com/Kindel Media)

Untukmu yang sulit sekali menabung dan berinvestasi padahal pendapatan sudah lumayan, mengingat kematian barangkali lebih berguna daripada mendengarkan saran pakar perencanaan keuangan. Kamu tentu tidak ingin meninggalkan pasangan serta anak dalam kemiskinan selepas dirimu meninggal dunia. Kamu ingin memastikan orang-orang tersayang yang selama ini menjadi tanggunganmu dapat melanjutkan hidup dengan baik.

Pasanganmu jangan sampai melakukan pekerjaan yang hina demi mengais rupiah. Sekolah anak-anak pun gak boleh terputus. Menyadari bahwa ajal bisa menjemputmu jauh sebelum masa pensiunmu tiba bakal menggerakkanmu buat mengelola keuangan dengan sebaik mungkin.

Dirimu bahkan tidak mau biaya pemakamanmu saja menyusahkan keluarga. Dengan warisan yang cukup baik berupa harta, nilai-nilai hidup, maupun ilmu; kamu berharap kehidupan pasangan serta anak memiliki fondasi yang kuat selepas kepergianmu. Mereka tidak terlalu goyah apalagi kehidupannya hancur lebur oleh berpulangnya dirimu.

4. Gak syok saat orang terdekat berpulang

6 Alasan Perlu Mengingat Kematian sejak Mudailustrasi kesedihan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meninggalnya orang terdekat tentu bikin terkejut dan sedih. Akan tetapi, kamu gak sampai syok bila sudah sering mengingat kematian. Ingatan tersebut menyadarkanmu bahwa kematian tidak terelakkan bagi siapa pun. Semua orang sebenarnya sedang berdiri mengantre menuju alam keabadian.

Hanya saja, tidak ada orang yang tahu siapa antrean di depan dan belakangnya. Rasa terkejutmu dengan cukup cepat membawamu sampai ke kesimpulan bahwa inilah hidup dan ajal yang pasti datang. Prosesmu dalam menerima kenyataan menjadi lebih mudah dan dapat melepas kepergian orang terkasih dengan ikhlas.

Sama-sama dalam suasana duka, dirimu bahkan masih bisa membantu menenangkan saudara yang begitu terpukul. Ketegaran seperti ini tidak hanya terbangun dari pengalaman langsung berhadapan dengan kehilangan. Namun juga kebiasaan mengingat kematian yang dapat mendatangi orang sehat sekalipun.

5. Terhindar dari perbuatan-perbuatan buruk

6 Alasan Perlu Mengingat Kematian sejak Mudailustrasi memandangi kejauhan (pexels.com/Porapak Apichodilok)

Kamu mungkin gak takut dengan sanksi hukum yang hanya beberapa tahun seandainya dirimu melakukan kejahatan. Kamu juga tidak peduli pada kecaman di masyarakat terhadap tindakan-tindakanmu yang buruk. Akan tetapi, membayangkan kematian boleh jadi membuatmu gentar.

Di alam yang berbeda, kamu bakal dimintai pertanggungjawaban atas setiap perbuatan. Tidak ada yang luput dari catatan dan gak ada kawan atau saudara yang membela. Kamu betul-betul sendiri karena yang bisa menemanimu setelah kematian hanya amal-amalmu.

Sekarang dirimu memang masih mudah khilaf. Tetapi lebih sering mengingat kematian bakal membuatmu lebih berhati-hati dalam menjalani hidup. Kamu tak mau seenaknya melakukan keburukan, mengira masih ada banyak waktu buat berubah, tapi ternyata ajal datang lebih cepat dari perkiraan.

6. Menghargai kebersamaan dengan orang lain

6 Alasan Perlu Mengingat Kematian sejak Mudailustrasi bersama teman-teman (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Membuka pikiran terhadap kematian membantumu menyadari betapa berharganya kebersamaan dengan orang lain. Daripada bertengkar, kamu lebih suka rukun dengan mereka. Tiba saatnya berjumpa teman atau keluarga, dirimu gak terus saja memprioritaskan kesibukan kerja.

Kamu juga bukan tipe orang yang sibuk sendiri dengan gadget ketika bersama orang lain, kecuali untuk mengambil foto kalian. Semua ini dilakukan karena dirimu tidak mau kehilangan momen berharga bersama mereka. Kamu tahu bahwa di dunia ini bila bukan dirimu yang pergi terlebih dahulu, maka orang lain.

Dengan mengoptimalkan kebersamaan, kamu berharap tak menyesali perpisahan yang kelak terjadi. Waktu kalian memang terbatas, tetapi dirimu telah memanfaatkan setiap kebersamaan dengan baik. Ketika seseorang berpulang, meski sedih kamu cukup puas dengan kenangan manis kalian. Sebaliknya jika kamu yang duluan pergi, setidaknya orang-orang terdekat mengenangmu sebagai pribadi yang selalu bersikap hangat pada mereka.

Agar momen mengingat kematian sejak muda tak menimbulkan kecemasan yang berlebih, kamu harus fokus pada dua hal. Pertama, kematian sebagai takdir yang tidak terelakkan. Kedua, kamu masih bisa berharap diwafatkan dalam keadaan dan cara terbaik dengan memanfaatkan masa hidupmu secara baik pula.

Baca Juga: 6 Tanda Kematian akan Datang Menurut Imam Al-Ghazali

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya