5 Kecemasan yang Kerap Dirasakan saat Merawat Orang Sakit

Penunggu pasien juga perlu diberi support

Sekalipun tubuh kita sehat, menunggui keluarga yang tengah sakit bukanlah hal yang mudah. Beban psikisnya amat besar. Itu sebabnya, kita sebaiknya tidak menjaga pasien sendirian. Di samping perawat di rumah sakit, kita juga memerlukan anggota keluarga yang lain agar dapat bergantian mendampingi serta merawat orang sakit.

Selain agar kita bisa beristirahat dan tak gantian jatuh sakit, adanya teman berjaga memungkinkan kita berbagi pikiran. Kian berat penyakit pasien, tentunya kian banyak hal yang perlu dibicarakan dengan anggota keluarga yang lain. Umumnya, lima kecemasan ini bakal kita rasakan saat merawat orang sakit.

1. Cemas penyakitnya lebih parah daripada perkiraan

5 Kecemasan yang Kerap Dirasakan saat Merawat Orang Sakitilustrasi menemani pasangan yang sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sebelum pemeriksaan menyeluruh dan bertemu dokter, kita mungkin sampai sulit tidur. Melihat kondisi anggota keluarga yang lemah dan berbagai gejala yang timbul, pikiran kita telah melayang ke mana-mana. Kita khawatir penyakit yang dideritanya jauh lebih berat daripada yang mampu dibayangkan.

Apalagi bila selama ini ia seperti tidak pernah sakit berat dan tak suka mengeluhkan apa pun. Kita kesulitan untuk memperkirakan separah apa kondisinya yang sesungguhnya. Jika kita tahu riwayat penyakitnya, meski berat, kita sudah lebih siap secara mental buat mendengar kemungkinan terburuknya.

2. Cemas kondisi pasien akan terus menurun

5 Kecemasan yang Kerap Dirasakan saat Merawat Orang Sakitilustrasi keluarga pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Dalam kondisi sakit berat dan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit, keadaan pasien biasanya tidak stabil. Pagi masih baik, siangnya tiba-tiba menurun. Kemudian kondisinya terus memburuk hingga kita cemas kalau-kalau yang paling fatal akan terjadi.

Di saat seperti ini, kita biasanya telah sulit berpikir jernih apalagi bersikap tenang. Butuh orang lain untuk membantu menguatkan mental kita menghadapi kemungkinan terburuk terkait pasien. Terutama apabila hubungan kita dengan pasien amat dekat, seperti anak dengan orangtua.

3. Cemas soal biaya rumah sakit

5 Kecemasan yang Kerap Dirasakan saat Merawat Orang Sakitilustrasi pasien (pexels.com/RODNAE Productions)
dm-player

Sekalipun orang yang sakit memiliki asuransi kesehatan, kita tidak tahu pasti berapa biaya perawatan yang akan ditanggung pihak asuransi. Jangan-jangan klaimnya justru ditolak dan sebagai keluarganya, kita harus membayar biaya rumah sakit yang amat besar.

Kepastian biaya perawatan biasanya baru diperoleh di akhir masa rawat inap. Kita perlu menyiapkan uang yang cukup baik dalam bentuk tunai maupun di rekening tabungan. Lega sekali kalau pihak asuransi menjamin hampir semua biaya perawatan. Kita tinggal menambah sedikit bila menggunakan kelas kamar yang lebih tinggi.

Baca Juga: 10 Ucapan bagi Orang Sakit dalam Bahasa Inggris Selain 'Get Well Soon'

4. Cemas perihal repotnya perawatan di rumah dan lamanya proses pemulihan

5 Kecemasan yang Kerap Dirasakan saat Merawat Orang Sakitilustrasi merawat anak yang sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ketika pasien masih dirawat di rumah sakit, sekalipun kita juga lelah dan stres, setidaknya di sana selalu ada perawat yang profesional dan siap membantu. Akan tetapi setelah pasien diperbolehkan pulang, kita sendirian dalam merawatnya di rumah.

Berbeda dengan di rumah sakit yang makanan telah disediakan serta kebersihan kamar senantiasa terjaga, di rumah kitalah yang harus melakukan semuanya. Kondisi pasien yang masih membutuhkan banyak bantuan untuk mandi, minum obat, dan sebagainya dapat menurunkan kesehatan kita sendiri saking capeknya.

5. Cemas tentang pekerjaan sendiri yang terhambat

5 Kecemasan yang Kerap Dirasakan saat Merawat Orang Sakitilustrasi menunggu pasangan yang sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meski kita freelancer, sulitnya membagi waktu dan energi antara pekerjaan dengan mendampingi anggota keluarga yang sakit akan menjadi sumber stres. Kita tidak memiliki penghasilan tetap, dibayar berdasarkan pekerjaan yang mampu diselesaikan, tetapi kita tak sempat mengerjakannya.

Tentunya kita khawatir bagaimana jika kondisinya terus begini? Bisa-bisa penghasilan kita nol atau terlalu kecil buat mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kalaupun kita punya penghasilan tetap dari sebuah kantor, tentu saja kita tidak diizinkan terus-menerus tidak bekerja atau bekerja dari rumah. Kita harus memilih antara bekerja atau menunggui keluarga yang sakit.

Dengan banyaknya kecemasan yang dirasakan ketika merawat orang sakit, lingkungan sekitar juga perlu memberikan dukungan. Bukan justru membuat pendamping pasien kian tertekan karena disuruh memberikan seluruh perhatian dan waktunya untuk si sakit. Bentuk kepedulian sesederhana mengingatkan keluarga pasien buat makan dan beristirahat sudah sangat membantu.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Makanan untuk Orang Sakit Gigi, Tetap Bisa Makan Enak

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya