7 Penyebab Kesal Sendiri saat Menonton Film dan Sinetron, Salah Pilih?

Ikuti kata hati, jangan mengandalkan ulasan

Banyak orang suka menonton film atau sinetron untuk mengisi waktu luang. Kalau film lebih disukai oleh anak muda, sinetron biasanya dinikmati oleh mereka yang berusia di atasnya. Meski agak beda selera soal tayangan, tetap saja tak jarang menyaksikannya cukup menguras emosi.

Bukan oleh ceritanya yang amat menyedihkan dan membuatmu ikut mengasihani tokohnya, tapi lebih ke kesal terhadap film dan sinetronnya. Kekesalan ini membuatmu menyesal menyaksikannya berjam-jam, apalagi jika perlu mengeluarkan uang. Biasanya, kejengkelanmu saat menonton film atau sinetron disebabkan oleh tujuh hal berikut. 

1. Sebal dengan karakter tokoh

7 Penyebab Kesal Sendiri saat Menonton Film dan Sinetron, Salah Pilih?ilustrasi menonton (pexels.com/Karolina Grabowska)

Meski tokohnya tidak jahat, kalau karakternya gak tegas dan lamban dalam bertindak pasti juga bikin kamu gemas. Selama menonton, dirimu mengomel dan mengarahkan tokoh tersebut agar begini begitu. Namun, tetap saja, pemain film atau sinetron bermain sesuai naskah yang diterima. 

Kamu berusaha mengarahkan tindakannya seperti apa pun tidak memengaruhi jalan cerita. Sikapnya yang gak tegas bikin masalah yang simpel menjadi berlarut-larut dan makin rumit. Karakter lain yang membuat penonton jengkel biasanya adalah sangat jahat. Seandainya bisa, kamu ingin membuat perhitungan dengan tokoh antagonis tersebut, demi membela dan menyelamatkan korbannya.

2. Cerita berputar-putar bikin tak kelar-kelar

7 Penyebab Kesal Sendiri saat Menonton Film dan Sinetron, Salah Pilih?ilustrasi menonton (pexels.com/Gustavo Fring)

Kalau film atau sinetron terlalu pendek padahal ceritanya bagus, penonton biasanya belum puas. Kamu masih ingin terus menyaksikannya. Untuk film barangkali dirimu sampai menontonnya berulang-ulang saking belum bisa move on.

Dari sekian banyak film dan sinetron yang sudah pernah disaksikan boleh jadi hanya sedikit yang sampai membuatmu begini. Sebaliknya, film dan sinetron yang ceritanya berputar-putar dan terlalu panjang bisa membuatmu merasa bosan. Setiap kali menurutmu cerita seharusnya sudah hampir selesai kembali dibelokkan ke arah lain.

Pembelokan-pembelokan ini awalnya menyenangkan untuk diikuti. Akan tetapi, lama-lama bikin penonton capek. Kisah melebar ke mana-mana dan beberapa tokoh baru muncul. Jika rasa bosan tidak tertahankan, kamu pasti berhenti menonton. 

Baca Juga: Alasan Utama Menonton Film Menjadi Hobi yang Menarik

3. Tokoh yang jadian di luar ekspektasi

7 Penyebab Kesal Sendiri saat Menonton Film dan Sinetron, Salah Pilih?ilustrasi menonton (pexels.com/Gustavo Fring)

Untuk cerita romansa, emosimu biasanya teraduk-aduk oleh tokoh-tokoh utamanya. Kamu sudah punya harapan bahkan keyakinan bahwa tokoh A akan berpasangan dengan tokoh B. Mereka tampak amat serasi dan sama-sama baik.

Namun, ceritanya ternyata gak begitu. Tokoh-tokoh tersebut malah berpasangan dengan orang lain yang menurutmu tidak pas. Kekecewaanmu terasa menyesakkan, apalagi setelah dugaanmu benar. Bukannya mereka bahagia justru menderita dalam hubungan.

Ketika tokoh-tokoh yang berpasangan tak mengikuti ekspektasimu membuat kamu kesal, boleh jadi sutradara memang menjadikannya bagian yang menarik dari cerita. Kisah menjadi gak berjalan terlalu mudah. Nantinya cerita dapat belok sesuai dengan harapanmu atau tetap mengandung kasih tak sampai agar meninggalkan kesan yang lebih kuat.

4. Sinetron belum tamat sudah hilang dari layar kaca

7 Penyebab Kesal Sendiri saat Menonton Film dan Sinetron, Salah Pilih?ilustrasi menonton (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Khusus buat sinetron, bagian yang paling mengesalkan adalah bila kamu menyukainya tetapi tahu-tahu gak tayang lagi. Padahal cerita lagi bagus-bagusnya. Dirimu mencarinya di stasiun televisi lain kalau-kalau cuma pindah pun tak ketemu. 

Pengalaman buruk ini membuatmu agak jera bila hendak menonton sinetron yang lain. Jangan-jangan nasibnya bakal sama saja. Ketika penonton telah menjadikannya hiburan setiap malam nanti tahu-tahu hilang lagi. Selain mengecewakan perasaanmu, kamu juga jadi curiga jangan-jangan penulis skenarionya gak tahu cara mengakhiri cerita, sehingga tak melanjutkannya lagi.

5. Gak sebagus iklan dan ulasannya

7 Penyebab Kesal Sendiri saat Menonton Film dan Sinetron, Salah Pilih?ilustrasi menonton (pexels.com/ArtHouse Studio)

Sebagai penggemar film, kamu mungkin cukup sering mencari rekomendasi dan ulasan sebelum memutuskan buat menonton. Dirimu lebih mantap untuk menyaksikan film yang iklannya menarik, direkomendasikan banyak orang, serta ulasannya positif. Bahkan ketiganya seperti sudah menjadi jaminan mutu.

Namun, pengalamanmu setelah menontonnya sendiri bisa sangat berbeda. Kamu jadi tak habis pikir mengapa banyak orang menyukainya. Ya, ulasan dari orang lain memang kadang begitu berbeda dengan pendapat pribadimu. Mungkin saja karena perbedaan selera. Biar tak kecewa lagi, sebaiknya kamu lebih mendengarkan kata hati dalam memilih film.

6. Akhir yang tak memuaskan

7 Penyebab Kesal Sendiri saat Menonton Film dan Sinetron, Salah Pilih?ilustrasi menonton (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Akhir yang tak memuaskan bukan tentang happy ending atau sad ending. Kamu gak masalah kalau akhir ceritanya tidak bahagia. Namun, bila film atau sinetron yang sudah ditonton dari awal seperti menggantung dan tidak menjawab masalah yang diangkat, dirimu pun kecewa.

Ini ibarat kamu telah menonton lama, tetapi semua cerita disaksikan atau tidak menjadi gak ada bedanya karena akhir yang terasa dipaksakan. Beberapa kisah memang menyisakan misteri sebab genrenya begitu. Namun, misteri yang sengaja disisakan berbeda dengan cerita yang seakan-akan gagal diselesaikan dan membuatmu gak puas.

7. Tidak sebagus novelnya

7 Penyebab Kesal Sendiri saat Menonton Film dan Sinetron, Salah Pilih?ilustrasi menonton film (pexels.com/Gustavo Fring)

Beberapa film dan sinetron diangkat dari novel. Untukmu yang sudah pernah membaca versi novel dan menyukainya bisa kecewa ketika melihat filmnya yang menurutmu kurang bagus. Ada hal-hal yang diubah dalam detail cerita atau pemilihan pemeran yang menurutmu tidak cocok dengan tokoh dalam novel.

Keberhasilan penulis novel dalam menceritakannya memang dapat sulit diikuti oleh pembuat film atau sinetron meski ia juga ahli di bidangnya. Lain kepala lain gagasan dan sudut pandang. Kekuatan perasaan antara penulis yang pertama kali menciptakan kisah tersebut dengan pembuat film atau sinetron pun berbeda. 

Penilaian tentang mana yang lebih bagus, novel atau film dan sinetronnya juga tergantung dari kecenderunganmu. Bila kamu lebih suka membaca dibandingkan menonton, versi novel tentu lebih apik, karena dirimu mampu meresapi tiap kata dan kalimat yang tertulis serta bebas mengimajinasikan adegan-adegannya. Versi cerita yang pertama dinikmati biasanya juga lebih berkesan daripada alih wahananya yang dinikmati kemudian.

Berkali-kali merasa kesal ketika menonton film atau sinetron memang bisa bikin kamu malas melakukannya lagi. Dirimu rehat dulu dari menonton sampai penasaran sekali dengan sebuah film atau sinetron terbaru. Namun, buat penikmat tayangan sejati, kecewa pada salah satu film atau sinetron sudah menjadi hal biasa dan berpandangan, bahwa yang bagus lebih banyak. Gak ada rasa kapok dan malah ingin menyaksikan lebih banyak film atau sinetron.

Baca Juga: 5 Alasan Ibu-ibu Doyan Banget Nonton Sinetron, Ada Manfaatnya, lho!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya