5 Sikap Millenial dan Generasi Z Hadapi Tahun Politik, Jaga Persatuan

Cerdas memilih, waspadai hoaks dan provokasi

Sebagai negara demokrasi, pemilihan calon pemimpin tentu bukan hal baru di Indonesia. Oleh karena itu, sikapilah tahun politik nanti dengan biasa-biasa saja. Artinya, antusiasme kita sebagai millenial dan generasi Z jangan sampai berujung pada hal-hal yang buruk.

Seperti sikap saling menyerang antarpendukung calon sehingga menimbulkan perpecahan di masyarakat. Jaga atmosfer selama tahun politik agar tetap aman. Gunakan hak pilih kita sambil menerapkan lima sikap berikut.

1. Menghargai perbedaan pilihan

5 Sikap Millenial dan Generasi Z Hadapi Tahun Politik, Jaga Persatuanilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Edmond Dantès)

Di negara demokrasi, perbedaan pendapat dan pilihan sudah sangat biasa. Jadi, tidak boleh ada yang merasa pendapat serta pilihannya paling benar. Kemudian memaksakannya terhadap orang lain.

Kalau orang lain menolak, timbul permusuhan. Sikap begini cuma menandakan sifat yang kurang dewasa. Mari terus belajar menghargai pilihan orang lain yang berbeda dari pilihan kita.

2. Mendukung satu calon pemimpin tanpa menjatuhkan calon lain

5 Sikap Millenial dan Generasi Z Hadapi Tahun Politik, Jaga Persatuanilustrasi pemungutan suara (pexels.com/Element5 Digital)

Setiap calon pemimpin memang memerlukan dukungan dari masyarakat. Maka dari itu, kita sangat boleh mendukung salah satu calon pemimpin dalam pemilihan umum nanti. Akan tetapi, kita harus menjadi pendukung yang baik bukan cuma buat calon yang didukung, melainkan juga lawannya.

Bila kita ingin membantu memengaruhi calon pemilih yang masih ragu dalam memutuskan, sebarkan saja visi dan misi calon pilihan kita. Namun, jangan sekali-kali menjelek-jelekkan calon yang lain. Itu akan menimbulkan gesekan dengan pendukungnya.

Baca Juga: 6 Tips Klasik dalam Belajar, Cocok untuk Millenial dan Gen Z 

3. Lindungi diri dan orang-orang terdekat dari hoaks serta provokasi

dm-player
5 Sikap Millenial dan Generasi Z Hadapi Tahun Politik, Jaga Persatuanilustrasi melihat media sosial (pexels.com/Christopher Niño)

Belajar dari situasi politik tanah air yang sempat memanas dalam pemilihan pemimpin beberapa tahun lalu, hal itu gak boleh terulang kembali. Jangan sampai terjadi lagi perpecahan di masyakarat. Salah satu sebabnya ialah maraknya hoaks serta provokasi.

Setiap berita yang tersebar di media sosial wajib dicari tahu dulu kebenarannya. Hindari tersulut emosi karena kabar yang belum tentu benar atau sepotong-potong. Isu-isu terkait SARA juga mesti dijauhi.

4. Menerima dengan lapang dada siapa pun pemimpin terpilih

5 Sikap Millenial dan Generasi Z Hadapi Tahun Politik, Jaga Persatuanilustrasi pemungutan suara (pexels.com/cottonbro studio)

Tidak kalah penting untuk disiapkan menjelang tahun politik ialah mental kita. Bagaimana bila calon pilihan kita gagal terpilih? Jangan sampai kita bersikap tidak dewasa dengan gak mampu menerima hasil pemilihan.

Nanti ada-ada saja ulah kita yang menciptakan kegaduhan di masyarakat. Kita harus paham bahwa setiap calon punya kesempatan untuk menang. Kita kudu menerima siapa pun calon yang memenangi pemilihan selama tak ada kecurangan yang bisa dibuktikan.

5. Bersatu dengan pendukung kandidat lain dan berkontribusi untuk Indonesia

5 Sikap Millenial dan Generasi Z Hadapi Tahun Politik, Jaga Persatuanilustrasi kebersamaan (pexels.com/Min An)

Setelah pemilihan pemimpin berakhir, tugas kita belum usai. Kita harus memastikan tak ada lagi kubu-kubu di masyarakat. Minimal dari diri kita sendiri sudah harus siap kembali melebur bersama pendukung calon-calon pemimpin yang lain.

Hubungan kita dengan orang-orang tidak boleh terlalu terpengaruh oleh perbedaan pilihan di tahun politik. Siapa pun pemimpinnya, peran semua masyarakat dibutuhkan untuk membangun bangsa. Apalagi peran millenial dan generasi Z seperti kita.

Sebagai generasi muda, kita tentu perlu menaruh perhatian pada pemilihan umum yang akan segera digelar. Akan tetapi, jauhi loyalitas buta yang membuat perilaku kita tidak bijaksana. Pertemanan dan persaudaraan di antara kita tidak boleh rusak cuma gara-gara politik.

Baca Juga: 5 Karakter Teladan RA Kartini yang Wajib Dicontoh Millenial

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya