6 Tips Cegah Diri Ikut Menyebarkan Hoaks, Jangan Terbawa Emosi

Setiap saat harus bijak gunakan media sosial

Termakan hoaks saja menyebalkan, apalagi kalau kita sampai secara tidak sadar ikut menyebarkannya. Setelah ketahuan bahwa berita itu bohong, tentu kita merasa kesal pada pembuat berita sekaligus malu pada teman-teman. Salah-salah kita dikira punya maksud tertentu sehingga ikut membagikan hoaks.

Pun penyebar hoaks dapat terjerat hukuman sehingga kita harus sangat berhati-hati dalam membagikan apa pun di ruang maya. Mari menjadi pengguna media sosial yang bijaksana dengan tidak mudah memercayai informasi yang beredar. Tumbuhkan sikap kritis dalam diri supaya tak menelan mentah-mentah suatu kabar sebelum memeriksa kebenarannya.

Kita semua mesti berpartisipasi dalam menghentikan penyebaran kabar bohong yang menyesatkan masyarakat. Enam tips di bawah ini mampu membentengi kita dari pengaruh hoaks termasuk gegabah membagikannya. Pastikan hoaks berhenti di kita dan bukannya menyebar terus ke mana-mana.

1. Cek sumber beritanya

6 Tips Cegah Diri Ikut Menyebarkan Hoaks, Jangan Terbawa Emosiilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/MART PRODUCTION)

Hindari membagikan unggahan yang tidak bersumber langsung dari media massa tepercaya. Misalnya, membagikan ulang unggahan seseorang di media sosialnya. Hanya karena unggahan tersebut telah banyak diteruskan pengguna medsos, bukan berarti isinya pasti benar.

Kita baru bisa memercayai kabar apabila ada tautan asli dari media massa dengan rekam jejak yang baik. Jangan membagikan sebuah gambar yang mencantumkan nama media tertentu, tetapi tidak ada tautan berita lengkapnya. Boleh jadi nama media hanya ditempel dalam gambar tersebut.

Hati-hati pada ajakan untuk menyebarluaskan suatu berita dengan alasan apa pun. Media massa tepercaya tak pernah meminta warganet untuk membagikan berita karena tanpanya pun sudah menjadi rujukan banyak orang dalam mencari informasi yang akurat. Apalagi kalau ada iming-iming materi maupun nonmateri jika kita mau menyebarkannya, pasti ada yang gak beres dari berita tersebut.

2. Tidak perlu cepat-cepat membagikan suatu unggahan

6 Tips Cegah Diri Ikut Menyebarkan Hoaks, Jangan Terbawa Emosiilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Sam Lion)

Jangan ada perasaan takut ketinggalan, kurang update informasi, atau terkesan gak peduli pada suatu isu yang lagi ramai diberitakan. Biarkan saja berita-berita itu berseliweran di sekitar kita tanpa perlu kita gegabah ikut membagikannya. Hoaks biasanya cepat terkuak dalam beberapa hari saja.

Tahan diri untuk tidak buru-buru menyebarkan berbagai unggahan di dunia maya ketimbang malu sendiri saat ternyata informasi tersebut gak benar. Jari-jari kita perlu dikendalikan dengan pemikiran tak apa-apa menjadi orang terakhir yang membagikan suatu berita asalkan jelas kebenarannya.

Atau bahkan kita sama sekali gak melakukannya demi mencegah diri menjadi penyebar hoaks. Pihak yang sengaja membuat berita bohong biasanya menyasar pengguna media sosial yang kurang berhati-hati dan sulit bersabar. Pastikan kita gak menjadi target empuknya.

3. Jangan terbawa emosi

6 Tips Cegah Diri Ikut Menyebarkan Hoaks, Jangan Terbawa Emosiilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/cottonbro studio)

Emosi yang dimaksud bisa kemarahan, kebencian, atau kesedihan karena rasa peduli yang sangat besar pada suatu isu. Terbangkitkannya emosi oleh berita dapat membuat kita otomatis menyebarkannya. Kalau emosi kita menjadi tidak stabil selepas membaca suatu unggahan, seharusnya kita segera menenangkan diri.

Bukan malah kita buru-buru menyebarkan unggahan tersebut. Emosi yang meninggi menurunkan rasionalitas serta kehati-hatian diri. Apa pun berita yang melintas di beranda media sosial kita, jangan larut dalam perasaan.

Jika suatu berita membuat kita tidak nyaman, fokus dulu di penanganan perasaan sendiri. Misalnya, dengan segera menutup media sosial. Bukan malah terus membacanya lengkap dengan komentar-komentar yang memprovokasi karena akan membuat kemampuan bernalar kita kian tergerus. 

dm-player

Baca Juga: 5 Tips Asah Kemampuan Critical Thinking, Bantu Cegah Hoax!

4. Batasi penggunaan media sosial

6 Tips Cegah Diri Ikut Menyebarkan Hoaks, Jangan Terbawa Emosiilustrasi suasana kerja (pexels.com/Mike Kramor)

Bila bukan diri sendiri, siapa lagi yang mampu membatasi kita dari media sosial? Medsos gak bersalah, tetapi perlu kebijaksanaan dari kita dalam mengaksesnya. Tenggelam dalam kehidupan di dunia maya membuat kita rentan sekali terhadap paparan hoaks.

Satu hoaks saja bisa bikin kita percaya, apalagi kalau kita terus digempur berita palsu yang serupa. Kebenaran makin tidak jelas bahkan berubah menjadi semata-mata informasi yang beredar di antara teman-teman maya kita. Padahal, kenyataan boleh jadi amat jauh dari informasi tersebut.

Gak usah terus menggulir layar sebab media sosial tak ada akhirnya. Selalu ada unggahan yang muncul dan kita gak tahu lagi tingkat keakuratan informasinya. Bahkan sebagai orang awam, kita juga kerap tak mengerti mana foto dan video yang asli dengan yang sudah diedit sedemikian rupa.

5. Waspadai dampak penyebaran berita bohong

6 Tips Cegah Diri Ikut Menyebarkan Hoaks, Jangan Terbawa Emosiilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Monstera Production)

Hoaks dibuat tentu ada tujuannya, seperti memecah belah masyarakat dan menimbulkan kebencian pada pihak tertentu. Masyarakat yang telanjur termakan berita bohong hanya dirugikan. Sementara orang di balik pembuatan hoaks tersebut diuntungkan karena tujuannya tercapai.

Bahaya besar ini mesti menjadi perhatian kita bersama. Sebuah unggahan yang dibagikan ulang dalam waktu sekian detik saja bisa menimbulkan permasalahan yang serius dan berkepanjangan dalam kehidupan banyak orang. Jangan mengecilkan dampak penyebaran hoaks dengan sekadar meminta maaf.

Kita wajib lebih bertanggung jawab terhadap segala materi yang diunggah. Bila kita gak tahu atau tidak yakin dengan kebenaran suatu informasi, jangan menyebarkannya. Pastikan dahulu kebenarannya sebelum ikut membagikannya.

6. Memahami situasi-situasi yang rawan memunculkan hoaks

6 Tips Cegah Diri Ikut Menyebarkan Hoaks, Jangan Terbawa Emosiilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hoaks banyak muncul ketika ada konflik atau persaingan ketat di antara pihak-pihak yang memiliki kekuasaan cukup besar. Misalnya, terkait politik dan situasi perang di mana pembuat berita bohong memiliki kepentingan tertentu. Sebagai masyarakat, kita kudu ekstra waspada menghadapi kondisi seperti ini.

Semua berita yang gak jelas sumbernya atau cuma sepotong-sepotong wajib dipertanyakan. Kenali profil akun-akun yang kerap membagikan berita yang terasa memprovokasi. Biasanya akan tampak arah serangan dan dukungannya ke pihak mana.

Cegah diri ikut masuk ke pusaran konflik atau persaingan tersebut. Tidak ada untungnya bagi kita. Jika kita sering membagikan hoaks, kita malah menjadi kurang disukai oleh teman-teman sendiri karena dipandang tak netral terkait suatu isu.

Banyaknya berita bohong yang beredar tidak harus disikapi dengan berhenti menggunakan media sosial. Kita hanya perlu meningkatkan kewaspadaan serta sikap kritis ketika menerima informasi. Peran kita amat penting buat mencegah hoaks kian meluas dan dipercaya oleh banyak orang hingga membuat situasi memanas. 

Baca Juga: Kenali 7 Jenis Klasifikasi Hoaks, Konten Satire Termasuk! 

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya