Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Kembali Produktif Menulis setelah Lama Vakum, Yakin Mau Serius?

ilustrasi sulit menulis (pexels.com/Cup of Couple)
ilustrasi sulit menulis (pexels.com/Cup of Couple)

Sama seperti skill yang lain, keterampilanmu dalam menulis juga bisa tumpul kalau lama tak diasah atau digunakan. Misalnya, dahulu kamu begitu aktif berkarya. Kemudian kamu memutuskan berhenti karena ada kesibukan bekerja di bidang yang berbeda.

Setelah bertahun-tahun gak menulis dan muncul rasa rindu bergulat dengan kata-kata, kembali melakukannya ternyata tak semudah bayangan. Jangan menyerah, ya! Kamu masih punya peluang untuk kembali menjadi penulis produktif dengan melakukan cara-cara sebagai berikut:

1. Yakini dulu bahwa kemampuan menulis gak sepenuhnya hilang darimu

ilustrasi menulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi menulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Makin banyak dan berkualitas tulisan yang dahulu pernah kamu hasilkan, makin jelas bahwa kemampuan menulis pasti masih kamu miliki. Misalnya, dulu tulisanmu kerap dimuat di media massa atau memenangi lomba.

Tidak sembarang tulisan dapat menembus seleksi ketat di meja redaksi. Jadi, kamu memiliki skill menulis yang mumpuni. Keahlian ini gak mungkin tiba-tiba hilang dari dirimu. Berkurang barangkali ya, seperti pisau yang berkurang ketajamannya karena karat.

Akan tetapi begitu diasah sedikit, pisau yang sama bakal kembali tajam. Itu pula yang perlu kamu lakukan. Gairah untuk menulis lagi sudah ada, tinggal membangunkan kemampuanmu berkarya yang cukup lama tertidur.

2. Mulai dulu dari setiap hari membaca

ilustrasi membaca (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi membaca (pexels.com/Karolina Grabowska)

Bersama dengan kesibukan berbeda yang menyita waktu dan energi, kamu mungkin telah lama tak membaca dengan fokus. Padahal membaca secara mendalam amatlah penting bagi seorang penulis. Yuk, atur lagi waktumu agar membaca kembali mendapat tempat dalam hari-harimu yang sibuk.

Jika dulu kamu dapat melahap habis sebuah buku dalam semalam, sekarang barangkali mustahil lantaran dirimu juga harus bekerja. Akan tetapi, rutin membaca dengan konsentrasi penuh saja telah cukup. Misalnya, 30 menit sebelum berangkat ke kantor dan 30 menit lagi sebelum tidur malam. 

Lakukan ini tanpa hari libur. Dalam 1 atau 2 bulan, kamu akan mulai memiliki gambaran dan dorongan kuat untuk kembali menulis. Agar gambaran itu tidak menjadi kabur dan dorongan menulis melemah, tetap jaga kegiatan membaca sambil beranjak ke tahap selanjutnya.

3. Belajar membuat tulisan pendek yang menarik, seperti status medsos atau kalimat mutiara

ilustrasi menulis (pexels.com/Monstera)
ilustrasi menulis (pexels.com/Monstera)

Semua orang tentu bisa menulis. Akan tetapi, membuat tulisan yang menarik meski pendek bukanlah hal mudah bagi setiap orang. Meski hanya 1 atau 2 kalimat, tulisan yang menarik mampu menyedot perhatian pembaca dan memberi efek terhadap pikiran serta perasaan.

Oleh sebab itu, latihan menulis pendek dengan tema bebas ini bukan menulis asal-asalan. Pikirkan baik-baik status atau caption dalam unggahanmu di media sosial. Juga cobalah membuat kalimat mutiara, bukan sekadar mengutip dari sumber. Pastikan isinya jelas, kalimatnya padat, serta pilihan katanya bagus sehingga berkesan bagi pembaca.

4. Meningkatkan fokus dan kemampuan dengan menulis artikel atau cerita pendek

ilustrasi menulis (pexels.com/Anna Pou)
ilustrasi menulis (pexels.com/Anna Pou)

Naikkan lagi latihan menulismu ke tahap yang lebih menantang. Ketika status atau caption di media sosial cukup beberapa kalimat, sekarang kamu harus membuat banyak paragraf sampai membentuk karya tulis yang tuntas dari awal sampai akhir.

Kamu kudu mempertahankan fokusmu pada tema tulisan dan merangkai isi pikiranmu tentang tema tersebut ke dalam kalimat demi kalimat. Ukuran keberhasilannya ialah jika kamu mampu menyelesaikan sebuah artikel untuk nonfiksi atau cerita pendek buat karya fiksi. 

Standar jumlah katanya misalnya 400 sampai 1000 kata. Namun yang lebih penting dari jumlah kata adalah suatu gagasan berhasil diuraikan dengan jelas. Bukan kamu sekadar memanjangkan tulisan sehingga isinya berputar-putar dan membingungkan pembaca.

5. Lakukan kegiatan baca tulis setiap hari, syukur-syukur bisa menghasilkan sebuah buku

ilustrasi menulis (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi menulis (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Memang tidak semua penulis akan menghasilkan naskah panjang seperti buku. Ada penulis yang memfokuskan diri pada artikel atau cerita pendek. Jadi, kamu tidak perlu memaksakan diri untuk membuat naskah buku kalau memang tak menginginkannya.

Terpenting, setelah ini kamu gak lagi meninggalkan kegiatan baca tulis. Sayang sekali apabila kamu sudah sampai di poin 4 lalu tidak rutin melakukannya. Nanti skill menulismu kembali menurun dan kamu harus mengulang dari poin pertama. 

Jadikan momen comeback-nya kamu ke dunia kepenulisan sebagai komitmen baru untuk serius berkarya. Meski kamu masih bekerja di bidang yang berbeda, tetaplah rutin menulis. Jaga agar pembaca yang dahulu terpikat pada karya-karyamu tidak kecewa karena kamu tiba-tiba menghilang.

Pun pekerjaan sebagai penulis tak mengenal masa pensiun. Dengan rutin menulis sampai menghasilkan uang, kelak kamu tidak lagi bekerja kantoran, dirimu masih punya pendapatan dari kegiatan menulis. Yuk, nulis lagi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us