5 Tips Memulai Menulis untuk Membantumu Menyembuhkan Luka Batin

Tanpa diketahui banyak orang, seni menulis ternyata banyak memberikan manfaat positif bagi kesehatan dan mental. Menulis adalah cara yang ideal untuk mengekspresikan emosi serta menuangkan pikiran dan perasaan.
Menulis juga dapat membantu meredakan beberapa pemikiran yang berkecamuk di kepala yang menyebabkan stres, kecemasan, dan perasaan negatif lainnya. Jika kamu tertarik menjadikan aktivitas menulis untuk penyembuhan luka batin, berikut lima tips yang bisa dicoba untuk membantumu memulainya.
1. Mulailah dengan hal kecil

Jika baru memulai keinginan untuk menulis, tidak perlu memaksakan diri untuk menulis 10 ribu kata layaknya cerita pendek. Kamu hanya perlu menuliskan beberapa paragraf pendek untuk memulainya. Jika masih kesulitan, cukup tuliskan beberapa kalimat saja.
Mulailah dengan menulis daftar catatan perasaan dan pikiran di kepalamu. Tuliskan semua hal yang kamu anggap mempengaruhi sebagian besar harimu saat itu. Ini akan membantumu membebaskan pikiran untuk fokus pada aspek kehidupan yang lebih positif.
2. Buat menulis jadi kebiasaan

Seperti kebiasaan lain, perlu beberapa waktu sebelum kegiatan menulis ini bisa menjadi bagian yang berulang dari gaya hidup mu. Semakin sering kamu berlatih menulis untuk diri sendiri, maka semakin mudah jadinya.
Kamu bisa membuat rutinitas menulis dan menjadwalkan waktu agar membantumu tetap di jalur. Misalnya, sisihkan antara 5-10 menit waktu setiap pagi setelah sarapan atau malam sebelum tidur. Selain membantumu mengembangkan keterampilan lebih cepat, membiasakan menulis juga membantumu memproses emosi dan situasi yang sulit.
3. Soroti sisi positifnya

Saat sedang menulis, jangan hanya fokus untuk menuliskan emosi negatif saja. Pastikan kamu juga memasukkan beberapa hal positif. Melacak emosi positif akan membantumu lebih sadar akan perasaan positif yang sudah kamu alami.
Tuliskan sebanyak yang kamu bisa. Fokus pada hal-hal kecil dan sederhana, seperti lagu yang membuatmu merasa bahagia saat kamu mendengarnya, bertemu orang tidak dikenal yang membantu membukakan pintu toko, atau yang lainnya.
Setiap kali sadar, bahwa kamu merasa senang, pertimbangkan untuk menambahkan situasi atau aktivitas itu ke dalam daftar tulisanmu. Dengan cara ini, kamu dapat tersenyum menuliskan pikiran dan perasaan bahagia. Semakin tersenyum, maka akan semakin bahagia juga.
4. Biarkan pikiranmu bebas

Gunakan bahasa tulisan yang kamu anggap paling mudah untuk menterjemahkan apa yang kamu rasakan dan pikirkan. Kamu tidak sedang menulis artikel atau novel, jadi tidak perlu struktur atau format untuk memulainya.
Biarkan pikiranmu mengembara dan tuliskan apa pun yang terlintas dalam pikiran. Mengkhawatirkan apakah tulisanmu sudah sesuai dengan kaidah bacaan atau tidak hanya akan membuatmu ragu untuk menulis. Pada dasarnya, format dan struktur akan datang secara alami dengan seringnya menulis.
5. Jangan menekan diri sendiri

Kamu bisa menulis kapan pun dan di mana pun. Ketika kamu menemukan waktu untuk menulis, ambil pena dan lakukan. Namun, jika kamu sedang mengalami masa-masa sulit dan ada banyak hal yang harus diselesaikan, maka jangan khawatir jika tidak punya waktu luang untuk menulis.
Meskipun pembentukan kebiasaan penting, tetapi jangan sampai kegiatan ini malah menjadi beban untukmu. Ingatlah bahwa tujuanmu menulis adalah untuk penyembuhan, bukan malah menambah kerusakan mental.
Setiap kali kamu selesai menulis, luangkan waktu untuk merenungkan apa yang sudah ditulis. Jangan berharap perubahan dalam semalam. Perubahan dan rasa penyembuhan akan muncul secara bertahap dari waktu ke waktu.