5 Dimensi dari Ketidakmampuan Finansial by Chambers, Merasakannya?

Rasanya yang kaya makin kaya, yang miskin ya semakin miskin

Perekonomian menjadi persoalan yang penting di tengah-tengah dimensi lainnya seperti sosial hingga budaya. Bukan tanpa alasan, persoalan ekonomi ini menentukan taraf hidup pelaku yang ada di dalamnya. Dengan adanya status ekonomi, lahirlah pihak yang mapan secara finansial dan ketidakmampuan finansial.

Sejalan dengan adanya ketimpangan kemampuan finansial, Robert Chambers menjelaskan ada lima dimensi saat seseorang atau sekelompok tidak mampu secara finansial. Chambers sendiri merupakan seorang penerbit, geolog, pemikir evolusi, penulis dan penyunting Skotlandia.

Ketertarikan Chambers pada persoalan ketidakmampuan finansial ini tertuang dalam buku-bukunya yang berfokus pada kehidupan masyarakat desa. Buku tersebut berjudul Pembangunan Desa: Mulai dari Belakang serta Pra Participatory Rural Appraisal: Memahami Desa Secara Partisipatif. Penasaran bagaimana penjabarannya? Langsung simak ulasan di bawah ini, ya.

1. Kemiskinan

5 Dimensi dari Ketidakmampuan Finansial by Chambers, Merasakannya?ilustrasi uang (pixabay.com/RyanMcGuire)

Menurut Chambers, kemiskinan ialah wujud ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pokok. Ketidakmampuan tersebut terjadi pada pihak yang berpenghasilan maupun tidak. Bagi yang berpenghasilan, maka pendapatannya jauh lebih kecil daripada pengeluaran yang dibutuhkan.

Pada dimensi kemiskinan ini para pelaku belum cukup hingga tidak cukup memenuhi kebutuhan sandang, pangan, maupun papan. Jadi, tak heran jika yang belum cukup hanya makan secara layak sekali sehari, saat normalnya orang-orang makan tiga kali sehari.

Pun mereka yang tidak cukup bisa berhari-hari tidak makan hingga tak memiliki tempat tinggal yang pasti. Ya, mereka bisa berpindah-pindah tempat tinggal, tidur di jalanan, serta makan makanan sisa. Semua terpaksa dijalani, asal bisa tetap bertahan hidup.

2. Ketidakberdayaan

5 Dimensi dari Ketidakmampuan Finansial by Chambers, Merasakannya?ilustrasi orang bekerja (pixabay.com/089photoshootings)

Pernah mendengar istilah yang kaya makin kaya, lalu yang miskin akan semakin miskin? Rasanya sudah tidak asing lagi, ya. Nyatanya, hal tersebut menurut Chambers ada penjelasannya, lho. 

Ya, rendahnya kemampuan pendapatan menurut Chambers memiliki dampak buruk dalam kekuatan sosial. Pelakunya akan berada dalam lingkungan yang sama-sama kekurangan secara finansial. Mereka tidak bisa memiliki relasi dengan orang-orang yang sukses secara finansial.

Oleh karena itu, mereka yang sesama sukses ya akan makin kaya. Sebaliknya, orang yang kekurangan finansial akan terus terjebak di dalamnya. Keterjebakan inilah yang membuat pelaku jadi tidak berdaya dalam mendapatkan hak penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Baca Juga: 6 Tips Rahasia Mengatur Keuangan untuk Hindari Kemiskinan

3. Kerentanan menghadapi situasi darurat

5 Dimensi dari Ketidakmampuan Finansial by Chambers, Merasakannya?ilustrasi masalah hidup (pixabay.com/Anemone123)

Jangankan kepemilikan tabungan darurat, uang untuk pemenuhan kebutuhan pokok saja rasanya tidak cukup. Oleh karena pendapatan yang minim, maka Chambers mengatakan bahwa pelaku yang di dalamnya tidak akan mampu menghadapi situasi yang tak terduga.Yang mana keadaan darurat ini membuat alokasi pendapatan untuk bisa menyelesaikannya.

Mulai dari situasi rentan berupa bencana alam, kondisi kesehatan yang tiba-tiba menurun, dan situasi lainnya yang membutuhkan kemampuan pendapatan untuk mencukupinya. Tanpa adanya tabungan, maka pelaku tak bisa mengganti kerugian akibat bencana alam. Pun pelaku juga tak bisa mengakses fasilitas kesehatan karena membutuhkan biaya yang mahal untuk perawatan intensif.

4. Ketergantungan

5 Dimensi dari Ketidakmampuan Finansial by Chambers, Merasakannya?ilustrasi persahabatan (pixabay.com/Anemone123)

Menurut Chambers, mereka yang tidak mampu secara finansial akan memiliki budaya menggantung diri kepada pihak yang lebih mampu. Pelaku merasa tidak mampu menemukan solusi atas permasalahan yang berhubungan dengan kebutuhan finansialnya.

Sehingga, pelaku membutuhkan bantuan pihak lain untuk mengatasi persoalannya. Yang mana dalam hal ini terkait urusan kebutuhan akan sumber pendapatan. Dengan kebergantungan ini, maka terciptalah kebiasaan tidak bisa hidup mandiri serta minimnya usaha untuk mengubah taraf perekonomian hidup yang lebih baik lagi.

5. Keterasingan

5 Dimensi dari Ketidakmampuan Finansial by Chambers, Merasakannya?Ilustrasi kehidupan sosial (pixabay.com/geralt)

Chambers menyebutkan bahwa pada umumnya pelaku yang tidak mampu secara finansial ini berada di lokasi yang menyebabkannya terus berada dalam kemiskinan. Hal tersebut dikarenakan lokasinya yang berada jauh dari pusat pertumbuhan ekonomi layaknya di kota-kota besar.

Mengapa lokasi menjadi hal yang penting? Jelas karena pada perkotaan terdapat fasilitas kesejahteraan yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, di daerah kecil dan terpencil cenderung memiliki taraf hidup yang rendah. Keterasingan lokasi inilah yang menyebabkan pelaku terus mengalami ketidakmampuan secara finansial.

Setiap pelakunya bisa saja merasakan beberapa dimensi, bahkan kelima dimensinya. Kalau kamu sendiri, apakah relate dengan dimensi-dimensi di atas? 

Baca Juga: 6 Doa Agar Terhindar dari Kemiskinan

Melinda Fujiana Photo Verified Writer Melinda Fujiana

Have a nice day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya