Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Membiasakan Diri Makan di Rumah, Gak Jajan Terus

ilustrasi bersantap (pexels.com/Zeynep M.)
Intinya sih...
  • Membatasi uang tunai dan saldo dompet digital untuk mencegah kebiasaan jajan di luar.
  • Pastikan setidaknya sekali sehari makan di rumah untuk mengurangi keinginan jajan di luar.
  • Bawa bekal dari rumah jika terlalu sibuk, sehingga tetap bisa makan masakan rumahan.

Dalam seminggu, kamu lebih banyak makan di luar atau di rumah? Di hari kerja, dirimu barangkali sulit buat makan di rumah. Jam berangkat terlalu pagi, pulang kelewat malam, dan makan siang jelas di kantor, namun bisa jadi saking dirimu sudah terbiasa makan di luar, di akhir pekan pun rasanya kamu gak puas bila tak jajan. Makan di luar baik langsung di tempat atau dibungkus boleh-boleh saja. Tapi alangkah baiknya jika kamu latihan buat lebih sering bersantap di rumah dengan menu-menu yang dibuat sendiri. Memang hambatannya bukan hanya kesibukan.

Kamu juga harus terlebih dahulu dapat melepaskan diri dari kebiasaan lama yang jajan melulu. Dirimu mesti latihan untuk membiasakan diri makan di rumah dan hanya jajan jika terpaksa atau mulai bosan dengan masakan sendiri maupun keluarga. Kamu bisa memulai latihan makan di rumah dengan enam cara ini.

1. Membatasi uang yang dibawa dan saldo dompet digital

ilustrasi sepiring makanan (pexels.com/RDNE Stock project)

Kamu tentu tidak mungkin ke kantor atau ke mana pun tanpa membawa uang tunai sama sekali. Bahkan meski dirimu kerap bertransaksi non-tunai dengan dompet digital, uang cash biasanya tetap dibawa. Memang keduanya penting kalau-kalau kamu ada kebutuhan yang kudu dibeli atau dibayar.

Namun, membawa uang tunai banyak-banyak mendorongmu jajan kapan saja. Dirimu merasa sangat aman buat membelanjakannya. Begitu pula jika saldo dompet digitalmu melimpah. Kamu bisa tambah gak merasa sayang buat sedikit-sedikit jajan.

Apabila uang tunai plus saldo dompet digital dibuat seminimal mungkin, mau tak mau dirimu berusaha buat selalu makan di rumah. Kamu termotivasi bangun lebih pagi demi bisa sarapan dulu dan nanti sore langsung pulang tanpa nongkrong di kafe. Paling-paling cuma makan siang yang dibeli di kantin kantor jika dirimu gak membawa bekal.

2. Pastikan setidaknya sekali sehari makan di rumah

ilustrasi bersantap (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Khususnya untukmu yang sudah lama tak pernah makan di rumah. Bila dirimu makan 3 kali sehari, 3 kali pula kamu jajan di tempat yang sama maupun berbeda. Kebiasaan jajanmu terbilang parah. Dirimu dapat merasa makan di luar merupakan keharusan gak hanya saat hari kerja.

Di hari Sabtu dan Minggu pun, kamu keluar buat jajan atau memesan makanan secara online. Untuk mengubah kebiasaan makan di luar yang separah ini tidak bisa dalam sekejap. Kecuali, kamu kehilangan seluruh uangmu sehingga tak mungkin lagi buat jajan.

Latihannya dapat dimulai dengan pasang target makan di rumah minimal sekali sehari. Pilih waktu yang paling memungkinkan buatmu. Apabila waktu pulang kantor pukul 16.00, kamu masih dapat makan malam di rumah. Apabila dirimu sudah mulai terbisa bersantap di rumah sekali sehari, keinginan jajan pun berkurang.

3. Kalau terlalu sibuk, bawa bekal dari rumah

ilustrasi keluarga (pexels.com/Meruyert Gonullu)

Membiasakan diri makan di rumah bukan cuma soal mengatur waktu di tengah tingginya kesibukan. Namun juga memastikan lidahmu lebih lekat dengan rasa masakan rumahan daripada makanan yang dijual di luar. Oleh sebab itu, tiadanya waktu untukmu bersantap di rumah bukan lantas kamu pasrah jajan terus.

Bawalah bekal dari rumah supaya dirimu tidak seolah-olah asing dengan masakan keluarga. Kalau perlu bukan cuma menu utama yang dibawa. Camilan pun bawa dari rumah sekalipun hanya potongan buah.

Masakan rumah yang dapat dirasakan dari kantor bakal memperkuat hubunganmu dengan keluarga. Saat nanti akhir pekan datang dirimu bisa tenang makan apa pun yang tersedia di rumah. Tak lagi muncul keinginan untuk jajan. Kamu merasa cukup dengan hidangan di meja makan.

4. Menghargai kebersamaan dengan keluarga

ilustrasi makan bersama (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Beruntung jika di usiamu sekarang kamu masih dikelilingi orang-orang tersayang. Baik itu orangtua, saudara, maupun pasangan dan anak. Masalahnya, perasaan beruntung ini kadang malah memudar karena kalian sudah terbiasa bertemu. Justru dapat muncul perasaan bosan saat kalian bersama-sama di rumah.

Namun, ingat bahwa privilese bukan cuma tentang anak orang kaya atau pejabat. Punya keluarga yang menantimu di rumah buat makan bareng adalah sesuatu yang belum tentu bakal ada gantinya di kemudian hari. Jangan menyia-nyiakan kesempatan kalian duduk bareng mengelilingi meja makan.

Atau, kalian duduk di karpet dengan piring di tangan masing-masing. Dengan makan bersama, kalian tidak sekadar melakukan aktivitas menyuapkan makanan ke mulut secara berulang. Tapi juga membangun kebersamaan, perasaan senasib, serta semangat buat selalu saling mendukung.

5. Mengingat kondisi kesehatan

ilustrasi bersantap (pexels.com/Kampus Production)

Tentu jajan di luar tidak selalu berarti gak sehat. Banyak pedagang yang makin peduli dengan kebersihan tempat serta kualitas bahan. Hanya saja, makan di luar sering mempersulitmu jika butuh berpantang. Godaannya besar apalagi ketika teman-temanmu bebas mengambil ini itu.

Kamu pun terdorong untuk bersantap tanpa memperhatikan pantangan yang dapat memicu sakitmu kambuh. Belum lagi jika memang dapurnya kotor walaupun ruang makannya terlihat bersih. Potensi dirimu mengalami keluhan kesehatan pasca jajan meningkat.

Makan di rumah membantu mempertahankan kesehatanmu. Kamu dan keluarga tahu betul bahan yang dipakai. Masakannya juga dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan setiap anggota keluarga. Bila pun sekarang dirimu masih sehat-sehat saja, alangkah baiknya gak sembrono jajan.

6. Buat jurnal hari ini makan apa dan di mana

ilustrasi nampan makanan (pexels.com/Cup of Couple)

Saat kamu berlatih membiasakan diri makan di rumah, catatan penting sebagai pengingat. Dengan dirimu membuat jurnal makan setiap hari, kesadaran bakal tumbuh. Kamu tak sekadar otomatis pergi ke kantin dan kafe atau order online buat mengisi perut yang lapar. Jurnal tersebut seperti laporan pertanggungjawaban.

Awalnya kamu cukup menulis makanan dan tempat makan yang dipilih hari itu. Bahkan jika dirimu masih makan di luar terus tak apa-apa. Tetap saja melakukannya. Nanti perlahan-lahan kamu bakal terdorong untuk memberi warna lain dalam jurnal harianmu.

Dirimu bosan juga menulis berulang-ulang berbagai nama tempat makan. Meski hanya sesekali, kamu akan mulai makan di rumah atau bawa bekal. Adanya tulisan yang berbeda dalam jurnal makanmu bikin dirimu tambah semangat.

Dalam hitungan beberapa minggu, tulisan menu buatan keluarga dan rumah sebagai tempatmu bersantap bakal makin banyak. Kamu merasa telah mengalahkan diri sendiri setiap berhasil menambah catatan makan di rumah. Menulis jurnal makan tak lagi sebatas laporan, melainkan seperti permainan yang kudu dimenangkan.

Ketika kamu masih anak-anak pasti setiap hari makan di rumah. Seiring pertambahan usia baru dirimu mengenal makanan luar dan menjadi kerap jajan. Walaupun gak mudah, kebiasaan makan ini dapat kembali diubah. Jajannya sesekali saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us