Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bahagia (pexels.com/Antonius Ferret)

Pernahkan kamu berjalan-jalan dan melihat bagaimana kilauan cahaya matahari dan angin sepoi-sepoi yang bertiup menggerakan pepohonan dan padi di sawah tampak begitu menenangkan? Hal tersebut seolah menghentikan langkahmu dan membuatmu sadar bahwa peristiwa kecil itu mampu membuat kamu merasa lebih baik dan pikiran jadi tenang. Sehingga, secara gak sadar kamu merasa sangat bersyukur atas apa yang terjadi di hari itu.

Jika kamu pernah mengalami peristiwa semacam itu, kemungkinan besar kamu pernah alami glimmers, yang bila diterjemahkan berarti secercah cahaya atau cahaya yang berkelap-kelip, atau bisa juga didefinisikan sebagai sebuah hal positif yang memberimu harapan. Ingin tahu lebih jauh mengenai glimmer dan bagaimana hal ini bisa terjadi? Yuk, simak penjelasannya di bawah!

1. Apa itu glimmers?

ilustrasi melakukan solo traveling (pexels.com/Chanaka Madushan Sugathadasa)

Lee Phillips, seorang psikoterapis dan terapis seks, dikutip Real Simple, mengatakan, glimmer adalah istilah psikologi yang merupakan kebalikan dari trigger (pemicu) suatu gangguan psikolog. Istilah ini diciptakan oleh psikoterapis Deb Dana untuk membuat teori polyvagal yang kompleks agar lebih mudah diakses.

Jika kamu pernah mengalami trauma, setiap kali hal itu muncul kembali pastinya selalu ada pemicu yang membuatmu teringat dengan kenangan menyakitkan yang membuatmu alami kecemasan dan depresi. Nah, glimmer ini mengacu pada momen positif yang kamu alami yang bisa melawan situasi sulit atau emosi negatif tersebut.

Hal tersebut bisa sesederhana melihat matahari terbenam atau merasa berhasil akan hal-hal kecil. Peristiwa itu dapat meningkatkan suasana hatimu dan memberimu perasaan tenang.

2. Seperti apa bentuk glimmers?

ilustrasi perempuan di taman (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebenarnya, glimmer bisa saja terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana kamu melihat atau merasakan momen kecil yang secara spontan memberimu rasa tenang, damai, serta gembira. Bentuk glimmer pada tiap orang bisa saja berbeda-beda, sesuai dengan pribadi kamu dan bagaimana perasaan serta pengalaman hidupmu.

“Bagi sebagian orang, itu bisa berupa menyaksikan matahari terbenam atau terbit, memikirkan hewan peliharaannya, melihat foto orang yang penting dalam hidupnya, aroma yang membawa kamu kembali ke kenangan indah, melihat dedaunan pepohonan berubah seiring musim,” kata Lira de la Rosa, psikolog, dilansir Real Simple.

3. Glimmer gak selalu tentang melihat sesuatu yang indah

ilustrasi mendaki (pexels.com/Andrei Tanase)

Glimmer pada beberapa orang mungkin akan terjadi saat melihat sesuatu yang indah. Namun, perasaan bahagia yang muncul tersebut gak harus sesuatu yang terlihat saja, karena bisa jadi untuk beberapa orang, ini terjadi saat dia merasakan atau mengalami peristiwa tertentu.

Dikutip choosing therapy,  Joyce Marter, psikoterapis berlisensi, mengungkapkan, bila kegembiraan atau inspirasi sering kali bersifat unik dan subjektif. Hal ini dikarenakan masing-masing dari kita memiliki pengalaman, preferensi, dan nilai-nilai sendiri yang membentuk persepsi terhadap dunia di sekitar kita.

Beberapa contoh glimmer, yaitu:

  • Bau rumput yang baru dipotong
  • Bau tanah saat hujan (petrichor)
  • Melakukan sesuatu yang kreatif
  • Menemukan hobi baru
  • Merasa terhubung dengan orang lain
  • Menghabiskan waktu di alam
  • Melakukan suatu kebaikan atau menolong orang lain
  • Dan masih banyak lagi

4. Apa yang akan terjadi saat kamu merasakan glimmers?

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Matthias Cooper)

Meskipun glimmer hanya berlangsung singkat, tetapi hal ini menjadi suatu pengalaman kuat yang bisa meningkatkan kesadaran mental dan emosional yang mungkin akan berdampak jangka panjang. Marter menjelaskan, seseorang yang mengalami glimmer mungkin akan merasakan ledakan inspirasi, motivasi, atau bahkan pencerahan yang tiba-tiba dan bisa memicu perubahan dalam perspektif atau cara berpikirnya.

Gak menutup kemungkinan, bahwa pengalaman singkat ini akan sangat memengaruhi hidupmu, mengasah kreativitas, meningkatkan produktivitas, menjalin hubungan yang lebih bermakna, dan kesadaran diri yang lebih besar. Semakin kamu menghargai "glimmer" dirimu, maka hal itu akan jadi kebiasaan yang membuatmu lebih memperhatikan dan menerima hal-hal positif, kegembiraan, serta rasa syukur dalam kehidupan sehari-hari.

5. Cara memperhatikan glimmers dalam kehidupanmu

ilustrasi bangun tidur (unsplash.com/ bruce mars)

Untuk bisa lebih merasakan glimmer dalam hidup, kamu perlu melatih dirimu untuk memperhatikan berbagai perasaan yang dirasakan. Rosa mengungkapkan, saat kamu sedang dalam momen "sadar", perhatikanlah pikiranmu dan sadari tanpa harus tersesat di dalamnya.

“Penting bagi orang-orang untuk mengetahui bahwa pengalaman ini dapat berbeda-beda pada setiap individu. Karena istilah ini berasal dari Teori Polivagal dan trauma, saya ingin mencatat bahwa trauma lebih umum terjadi daripada yang kita kira dan bisa sangat menyakitkan juga menantang. Glimmers dapat membantu seseorang dengan riwayat trauma mempelajari cara merasakan keamanan dan koneksi dalam pikiran dan tubuh mereka,” tambahnya.

Agar bisa menyesuaikan dirimu dengan glimmer, Phillips menyarankan untuk memasukan pemikiran "menerima" dan mengungkapkan afirmasi positif terhadap dirimu. Misalnya, saat ada trigger tentang suatu penolakan, akui bahwa perasaan tersebut gak menyenangkan, lalu ungkapkan juga bahwa perasaan gagal tersebut gak akan menguasaimu. Sebaliknya, ini jadi awal untukmu lebih kuat.

Kamu gak perlu terlalu berusaha atau memaksakan diri untuk 'mengejar' glimmer. Kamu hanya cukup memperhatikan dan menikmati momen-momen kecil yang terjadi. Dengan begitu, 'glimmer' bisa kamu dapatkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorKoi