Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menghadapi Ketidakpastian Hidup dengan Tenang

ilustrasi menikmati hidup (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Sadari bahwa gak semua harus dikendalikan. Melepaskan kontrol bukan menyerah, tapi memberikan ruang untuk bernapas dan fokus pada hal yang bisa diusahakan.
  • Latih diri buat hidup di saat ini. Hadir sepenuhnya di saat ini bisa ngurangin rasa was-was yang berlebihan dan membuat pikiran lebih fokus pada langkah kecil yang bisa diambil sekarang.
  • Bangun rutinitas yang bikin stabil. Rutinitas harian seperti bangun pagi atau olahraga ringan menciptakan rasa konsistensi yang menenangkan dan memberikan struktur pada hidup.

Ketidakpastian hidup itu ibarat cuaca yang berubah-ubah tanpa peringatan. Kadang cerah seharian, tapi tiba-tiba bisa hujan deras tanpa aba-aba. Sama kayak hidup, rencana yang udah disusun rapi bisa berantakan dalam hitungan detik. Di tengah semua perubahan dan ketidakpastian itu, tetap tenang bukan hal gampang, tapi juga bukan hal mustahil.

Banyak orang merasa gelisah, cemas, bahkan putus asa ketika hidup berjalan di luar ekspektasi. Padahal, kuncinya bukan pada mengontrol segalanya, tapi pada bagaimana menyikapi hal-hal yang gak bisa dikontrol. Tenang bukan berarti pasrah, tapi lebih ke menerima realita dan tetap melangkah dengan hati yang damai. Yuk, simak cara-cara yang bisa bantu tetap tenang meski hidup lagi gak pasti-pastinya.

1. Sadari bahwa gak semua harus dikendalikan

ilustrasi bahagia menjadi jomblo (unsplash.com/Nhom Nhom Duong)
ilustrasi bahagia menjadi jomblo (unsplash.com/Nhom Nhom Duong)

Seringkali yang bikin panik bukan kejadian itu sendiri, tapi ekspektasi kita terhadap bagaimana seharusnya semuanya berjalan. Padahal, kenyataan gak akan selalu selaras sama harapan. Semakin keras berusaha mengendalikan hal-hal di luar jangkauan, makin besar pula rasa kecewa dan cemas yang datang. Belajar melepaskan kontrol bukan berarti menyerah, tapi memberikan ruang buat diri sendiri bernapas.

Ketika bisa menerima bahwa gak semua hal dalam hidup harus diatur atau dikendalikan, beban jadi jauh lebih ringan. Fokus jadi bisa dialihkan ke hal-hal yang benar-benar bisa diusahakan. Hidup terasa lebih lapang, dan ketenangan pun lebih mudah diraih. Ini bukan tentang pasif, tapi tentang bijak memilih mana yang perlu diperjuangkan dan mana yang cukup diterima.

2. Latih diri buat hidup di saat ini

ilustrasi pasangan (freepik.com/freepik)

Kebanyakan rasa cemas datang dari pikiran yang terlalu jauh melompat ke masa depan. Ketika terlalu sibuk mikirin “bagaimana kalau” dan “nanti kalau”, kita malah kehilangan momen sekarang yang sebenarnya masih baik-baik aja. Melatih diri buat hadir sepenuhnya di saat ini bisa jadi kunci buat ngurangin rasa was-was yang berlebihan.

Coba sadari hal-hal kecil di sekitar, kayak aroma kopi pagi hari, suara angin, atau senyum orang yang ditemui di jalan. Semua itu bisa jadi jangkar buat tetap terhubung dengan saat ini. Dengan hidup lebih mindful, pikiran jadi gak terlalu liar dan bisa lebih fokus pada langkah kecil yang bisa diambil sekarang. Kedamaian itu ternyata sering ada di sini dan sekarang, bukan di sana dan nanti.

3. Bangun rutinitas yang bikin stabil

ilustrasi minum teh (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Di tengah ketidakpastian, punya rutinitas harian bisa jadi jangkar yang bikin perasaan lebih tenang. Rutinitas sederhana kayak bangun pagi, journaling, olahraga ringan, atau sekadar minum teh sore bisa menciptakan rasa konsistensi yang menenangkan. Rutinitas bukan soal menjebak diri dalam kebiasaan monoton, tapi soal memberikan struktur yang bikin hidup terasa lebih terkendali.

Saat lingkungan luar terasa kacau, rutinitas bisa jadi tempat kembali yang bikin nyaman. Meskipun hal besar gak bisa diprediksi, setidaknya ada hal-hal kecil yang tetap bisa dikendalikan. Dari sinilah muncul rasa aman, karena ada sesuatu yang tetap meskipun dunia terus berubah. Dan dari rasa aman itu, muncul ruang buat berpikir jernih.

4. Terima perasaan gak nyaman, jangan ditolak

ilustrasi cemas (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang berusaha nolak rasa takut, cemas, atau sedih karena merasa itu lemah atau negatif. Padahal, perasaan gak nyaman itu valid dan justru perlu dirasain. Menolak atau menekan perasaan malah bikin mereka jadi makin kuat di bawah permukaan. Tapi ketika mulai berani duduk bareng rasa gak nyaman itu, justru ada kekuatan baru yang muncul.

Menerima perasaan bukan berarti larut di dalamnya. Tapi lebih ke mengenali, memberi ruang, lalu membiarkan perasaan itu lewat. Sama kayak awan, perasaan itu gak akan bertahan selamanya. Yang penting, jangan menghindar atau pura-pura kuat. Ketika jujur sama apa yang dirasa, ketenangan jadi lebih mudah dicapai karena gak ada lagi yang perlu disembunyikan.

5. Kelilingi diri dengan orang yang suportif

ilustrasi keluarga (freepik.com/Lifestylememory)

Ketika dunia terasa penuh ketidakpastian, punya orang-orang yang suportif bisa jadi penguat yang luar biasa. Teman ngobrol, keluarga yang mendengarkan, atau komunitas kecil yang bisa jadi tempat berbagi cerita bisa bantu menstabilkan emosi. Gak harus selalu ada solusi, kadang cukup dengan hadir dan saling menguatkan aja udah lebih dari cukup.

Lingkungan sosial yang positif bisa jadi pengingat bahwa gak sendirian dalam menghadapi ketidakpastian. Percakapan yang jujur dan penuh empati bisa memberikan perspektif baru, dan bahkan meringankan beban yang terasa berat. Di saat mental mulai goyah, dukungan dari orang lain bisa jadi alasan buat tetap bertahan dan terus melangkah.

Hidup memang gak bisa dijalanin dengan blueprint yang pasti, tapi itu bukan berarti harus dijalani dengan cemas setiap waktu. Tenang dalam ketidakpastian bukan hal yang datang tiba-tiba, tapi hasil dari latihan dan penerimaan diri. Pelan-pelan, satu langkah kecil tiap hari, dan semua akan lebih terasa ringan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us