Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Menyontek Tidak Baik Bagi Perkembangan Diri, Hindari!

ilustrasi menyontek (pexels.com/RDNE Stock Project)

Menyontek merupakan salah satu kebiasaan buruk yang banyak menjangkit pelajar di Indonesia. Tidak hanya sering dilakukan oleh siswa-siswi sekolah dasar hingga menengah atas. Bahkan, kebiasaan menyontek masih kerap ditemui di kalangan mahasiswa. 

Menyontek seakan-akan menjadi hal lumrah untuk mencapai hasil maksimal. Saat ini, justru lebih mudah menemukan pelajar yang suka menyontek daripada pelajar idealis yang enggan berbuat curang. Padahal kebiasaan tersebut tidak baik untuk mengasah kemampuan diri.

Lantas, kenapa kebiasaan menyontek itu tidak baik? Setidaknya ada lima alasan mengapa menyontek sangat buruk bagi perkembangan diri. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

1. Merusak nilai kejujuran dan terbiasa menjadi sosok plagiator

ilustrasi menyontek (pexels.com/RDNE Stock Project)

Kejujuran seorang penyontek merupakan hal yang pertama kali patut untuk dipertanyakan. Mereka yang terbiasa menyontek tidak hanya menipu orang lain, tetapi juga menipu diri sendiri. Seorang penyontek sering kali membohongi diri sendiri atas kemampuan dan pencapaiannya yang sebenarnya.

Tidak hanya merusak nilai kejujuran, seorang yang gemar menyontek juga akan terbiasa menjadi sosok plagiator. Mereka tak segan untuk mengakui karya orang lain dan menunjukkan hasil kinerja yang bukan dari jerih payahnya sendiri. Padahal hal tersebut harusnya menjadi pencapaian orang lain.

Jika dibiarkan, karakter seperti ini akan sangat buruk di masa depan. Seorang penyontek akan terbiasa mengandalkan hasil usaha orang lain, semata-mata demi meraih predikat terbaik dan mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.

2. Mengikis rasa percaya diri atas kemampuan yang dimiliki

ilustrasi menyontek (pexels.com/RDNE Stock Project)

Menyontek akan mengikis rasa percaya diri apabila menjadi sebuah kebiasaan. Seorang yang gemar menyontek akan merasa tidak yakin dengan kemampuan dan hasil usahanya sehingga memilih untuk bertumpu dengan kemampuan orang lain.

Tentu saja ini tidak baik untuk perkembangan mentalitas diri. Jika tidak mampu dikontrol, di kemudian hari seorang penyontek akan menjadi sosok yang tidak berani keluar dari zona nyaman.

Mereka yang terbiasa menyontek hanya ingin mengerjakan sesuatu yang mudah saja. Tidak tertantang untuk mengerjakan sesuatu yang berat dan lebih memilih menyerahkannya kepada orang lain.

3. Terbiasa mencapai sesuatu secara instan yang menjadi cikal bakal korupsi

ilustrasi menyontek (pexels.com/RDNE Stock Project)

Seorang penyontek akan menjadi sosok yang terbiasa mencapai sesuatu dengan cara instan. Mereka yang suka menyontek hanya ingin menyelesaikan suatu hal dengan cara yang mudah agar mendapatkan hasil yang memuaskan. 

Jika kebiasaan ini terus dilakukan, seorang penyontek akan mudah menyerah dan putus asa saat menghadapi keadaan yang rumit. Salah satu masalah besar bangsa kita saat ini adalah korupsi yang merajalela. Menyontek adalah salah satu bentuk korupsi yang menjangkit para pelajar di Indonesia. 

Konsepnya sama, yaitu meraih keuntungan dengan cara curang dan instan. Jika seandainya para pelajar yang suka menyontek ini tidak memperbaiki integritasnya, bukan hal yang mengherankan apabila mereka menjadi koruptor ketika menjadi penjabat kelak.

4. Menjadi hambatan untuk mengasah kemampuan

ilustrasi menyontek (pexels.com/RDNE Stock Project)

Dengan adanya kebiasaan menyontek, para pelajar menjadi terhambat perkembangan kemampuannya. Mereka yang gemar menyontek akan melewati masa-masa menimba ilmu tanpa ada kemajuan yang berarti.

Kemampuan memahami, menganalisis, berpikir kompleks, dan menyimpulkan dari berbagai teori akan sulit untuk dikuasai. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang tidak mudah, belum mereka rasakan atau sempat dirasakan namun tidak dituntaskan. 

Saat ujian, penyontek cenderung tidak menunjukkan kemampuan dari hasil belajarnya sendiri. Melainkan, hanya mengandalkan jawaban dari hasil belajar orang lain.

5. Mengurangi atau menghilangkan keberkahan dalam hidup

ilustrasi menyontek (pexels.com/RDNE Stock Project)

Menyontek tentu saja akan mengurangi bahkan menghilangkan keberkahan hidup. Tidak ada ajaran agama mana pun yang menyatakan bahwa berbuat curang adalah suatu hal yang baik, semua agama sepakat melarangnya. Setiap menjalankan sesuatu yang dilarang agama, tentu hal ini akan berpengaruh terhadap keberkahan hidup.

Mari bersama kita bayangkan, nilai yang kita raih saat menyontek akan masuk ke dalam transkip nilai dan ijazah ketika kita telah wisuda. Dengan transkip serta ijazah itu kita gunakan untuk melamar kerja. 

Jika seandainya kita menghasilkan uang dari pekerjaan yang kita dapatkan karena nilai hasil menyontek, apakah ada keberkahan dalam penghasilan itu? Mari kita gunakan pertanyaan ini untuk merenung agar menghindari kebiasaan buruk tersebut. Percayalah, hanya seorang pecundang yang bangga atas hasil yang diraih bukan dari usaha sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us