5 Alasan Gak Meremehkan Korban Bullying, Mereka Berhak Didengar

Korban bullying berhak memperoleh perlindungan

Bullying, fenomena ini sering terjadi di lingkungan sekitar. Entah merundung seseorang secara verbal maupun fisik. Fenomena bullying sudah jelas meninggalkan luka mendalam bagi mereka yang mengalami. Herannya, lingkungan sekitar seperti mewajarkan fenomena bullying yang terjadi. Bahkan mendukung penindasan terhadap orang-orang yang dianggap lemah.

Ketika seorang korban bullying bersuara, beragam nada sumbang turut mengiringi. Dengan tuduhan korban bullying hanyalah mencari perhatian atau membuat sensasi. Lingkungan sekitar seperti tidak memberikan perlindungan apapun. Padahal korban bullying tidak bisa diremehkan, merangkum dari education dan cdc, lima hal ini jadi alasan gak meremehkan korban bullying. Semoga kita lebih bijaksana lagi menyikapi sikap perundungan di lingkungan sekitar.

1. Fenomena bullying yang berkelanjutan bisa mengganggu kestabilan mental

5 Alasan Gak Meremehkan Korban Bullying, Mereka Berhak Didengarilustrasi korban bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)

Entah sudah berapa banyak fenomena perundungan yang dianggap wajar. Mereka yang ditindas tidak boleh bersuara, apalagi berusaha mencari perlindungan. Beragam pernyataan negatif dibuat untuk menyudutkan sosok yang menjadi korban perundungan. Padahal keberadaan mereka juga layak dihargai dan diperhatikan.

Fenomena bullying yang berkelanjutan bisa mengganggu kestabilan mental. Seseorang cenderung gelisah dan merasa rendah diri. Seolah ia tidak berhak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Jika dibiarkan berkelanjutan, korban bullying berpotensi melakukan kekerasan baik kepada diri sendiri maupun orang-orang sekitar.

2. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan baik

5 Alasan Gak Meremehkan Korban Bullying, Mereka Berhak Didengarilustrasi korban bullying (pexels.com/RDNE Stock Project)

Bullying atau perundungan masih menjadi topik yang tidak ada habisnya. Hal ini disebabkan oleh kesadaran orang-orang sekitar yang terbilang minim. Bahkan sosok yang seharusnya mengayomi justru ikut menjadi pelaku bullying. Mereka yang tertindas tidak diperbolehkan bersuara dan mencari perlindungan. Padahal kita sebagai pendengar yang bijaksana harusnya gak meremehkan korban bullying. 

Tentu ada alasan logis yang menyertai. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk diperlakukan dengan baik. Tidak ada seorangpun yang berhak ditindas dan diperlakukan semena-mena. Seandainya para pelaku perundungan diperlakukan demikian, tentu tidak terima. Tidak ada manusia yang rela wibawa dan harga dirinya diinjak-injak.

3. Korban bullying juga memiliki hak untuk didengarkan

5 Alasan Gak Meremehkan Korban Bullying, Mereka Berhak Didengarilustrasi korban bullying (pexels.com/SHVETS Production)
dm-player

Tidak dapat dimungkiri masih banyak orang yang menganggap remeh korban perundungan. Keluhan mereka tidak pernah didengarkan. Bakan melabelinya dengan orang yang mencari sensasi dan haus perhatian. Keberadaan korban bullying tidak diperhitungkan sama sekali di lingkungan sekitar. Mengapa kita masih memperlakukan para korban perundungan sedemikian rupa?

Ketahuilah, korban perundungan juga memiliki hak untuk didengarkan. Mereka ini manusia biasa yang memiliki batas kesabaran. Jika diperlakukan semena-mena secara berkelanjutan pasti melakukan perlawanan. Bukan hanya menyakiti diri sendiri, tapi mereka juga bisa menunjukkan bentuk perlawanan dengan melakukan kekerasan terhadap orang-orang sekitar. Mari lebih peduli sebelum dampak tak diinginkan itu terjadi.

Baca Juga: 6 Tips Hadapi Bullying di Kantor agar Tak Berkepanjangan

4. Trauma dari perundungan bisa bertahan dalam jangka panjang

5 Alasan Gak Meremehkan Korban Bullying, Mereka Berhak Didengarilustrasi korban bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)

Di era sekarang ini siapa yang tidak tahu bullying atau perundungan? Pada kenyataannya fenomena ini marak terjadi. Tapi tidak semua orang memiliki kesadaran tentang dampak perundungan. Sebagian besar justru meremehkan korban bullying. Mereka dianggap sebagai orang yang rapuh dan selalu membuat sensasi.

Keberadaan korban bullying tidak bisa diremehkan begitu saja. Perlakuan kurang menyenangkan yang diterima secara berkelanjutan bisa menimbulkan trauma. Luka batin ini tidak hilang dalam waktu sekejap. Tapi akan bertahan dalam jangka panjang dan mempengaruhi kepribadian. Bahkan orang yang menerima perundungan secara terus-menerus bisa kehilangan rasa percaya diri.

5. Korban bullying membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar untuk bangkit kembali

5 Alasan Gak Meremehkan Korban Bullying, Mereka Berhak Didengarilustrasi korban bullying (pexels.com/Kindel Media)

Keberadaan bullying tidak bisa dipisahkan dari lingkungan sekitar. Terutama orang-orang di dalamnya yang bersinggungan secara langsung. Seharusnya korban bullying mendapat perlindungan secara nyata. Tapi yang terjadi justru sebaliknya, keberadaan mereka justru diremehkan. Tidak jarang korban bullying semakin tersudutkan karena tidak memperoleh pembelaan.

Sekarang sudah saatnya kita membenahi sudut pandang tentang fenomena bullying, terutama menyangkut mereka yang menjadi korban. Sosok yang menerima perundungan membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar untuk bangkit kembali. Sudah keharusan bagi lingkungan sekitar dan orang-orang di dalamnya mampu memberikan rasa aman dan nyaman. Bukan malah menghakimi.

Bullying atau perundungan menjadi fenomena yang dianggap wajar. Korban bullying diremehkan dan tidak diberikan hak untuk bersuara. Ketika mereka melawan beragam nada sumbang menghampiri. Entah dikatakan hanya mencari perhatian atau membuat sensasi. Seharusnya kita gak meremehkan korban bullying dan memiliki kepedulian akan hal tersebut. Korban bullying juga manusia yang memiliki hak atas hidupnya. Ketika batas kesabaran sudah habis, mereka bisa bertindak nekat di luar batas.

Baca Juga: Anak Jadi Korban Bullying, Ini yang Harus Orang Tua Lakukan

Mutia Zahra Photo Verified Writer Mutia Zahra

Let's share positive energy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya