5 Rekomendasi Buku Favorit Hannah Al Rashid, Semua Karya Mochtar Lubis

- Manusia Indonesia: Buku pidato Mochtar Lubis yang mengungkap sifat negatif orang Indonesia dan mendorong perbaikan diri.
- The Outlaw and Other Stories: Kumpulan cerpen tentang kenyataan hidup masyarakat Indonesia, menunjukkan bagaimana peran masyarakat membentuk nasib hidup seseorang.
- Senja di Jakarta: Novel yang mengisahkan sisi gelap masyarakat Jakarta pada tahun 1950-an, masih relevan hingga sekarang.
Di balik kemampuan aktingnya yang apik, aktris Hannah Al Rashid punya selera yang unik soal buku bacaan. Melalui media sosial pribadinya, Hannah kerap membagikan banyak rekomendasi buku dari berbagai genre.
Ada lima buku favorit Hannah yang ditulis sastrawan besar Indonesia, yaitu Mochtar Lubis. Kelima buku ini sangat relevan dengan apa yang sedang dialami masyarakat Indonesia, lho! Kalau kamu penasaran, simak ulasan lengkapnya di artikel ini.
1. Manusia Indonesia

Buku berjudul Manusia Indonesia diterbitkan pada tahun 2012. Karyanya ini merupakan pidato Mochtar Lubis pada tahun 1977 yang kemudian dijadikan sebuah buku.
Manusia Indonesia mengungkapkan isi pemikiran Mochtar terhadap sifat-sifat negatif orang Indonesia. Hipokrit atau munafik, tidak mau bertanggung jawab, berperilaku feodal atau tidak suka mendengar kritik, percaya pada takhayul, berbakat seni, dan watak yang lemah. Keenam sifat tersebut dijelaskan Mochtar Lubis dengan berbagai contoh.
Isi buku 140 halaman tersebut merupakan hasil pemikiran kritis dari seorang Mochtar Lubis yang pernah menjadi jurnalis. Meski begitu, Manusia Indonesia juga hadir untuk mendorong masyarakat agar memperbaiki diri.
2. The Outlaw and Other Stories atau Bromocorah

Bukan cuma Indonesia, Mochtar Lubis memiliki beberapa buku yang diterbitkan dalam bahasa Inggris. Salah satunya The Outlaw and Other Stories yang juga menjadi buku favorit Hannah Al Rashid.
The Outlaw and Other Stories sebenarnya memiliki judul asli Bromocorah. Ini merupakan buku kumpulan cerpen yang terbit pada tahun 1983. Buku yang terdiri dari 12 cerita pendek ini, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Masih tentang kenyataan hidup masyarakat Indonesia, Mochtar kembali menyajikannya lewat Bromocorah atau The Outlaw and Other Stories. Salah satu ceritanya menggambarkan bagaimana manusia kurang terbuka. Ada pemikiran jika seseorang memiliki kecacatan, maka seumur hidupnya terus terbebani oleh hal itu.
Namun lewat kumpulan cerpen ini, Mochtar juga menunjukkan seseorang yang berdosa masih diampuni oleh Tuhan kalau ia sungguh-sungguh memohon ampun. Mochtar lewat Bromocorah mengungkap bagaimana peran atau anggapan masyarakat bisa membentuk nasib hidup seseorang.
3. Senja di Jakarta

Mochtar Lubis sempat menerbitkan novel berjudul Senja di Jakarta pada tahun 1963. Novel ini menyoroti kehidupan politik dan sosial di Jakarta pada tahun 1950-an.
Novel Senja di Jakarta mengisahkan sisi gelap masyarakat Jakarta. Di balik ramainya kota metropolitan, Mochtar ingin menguak sisi-sisi kemiskinan, korupsi, dan kejahatan yang mengakar di ibukota.
Hannah Al Rashid menjadikan Senja di Jakarta sebagai salah satu buku favoritnya. Senja di Jakarta memiliki cerita-cerita yang tampaknya masih relevan hingga sekarang.
4. Jalan Tak Ada Ujung

Jalan Tak Ada Ujung merupakan novel karya Mochtar Lubis yang diterbitkan pada tahun 1952. Di tahun 2025, Jalan Tak Ada Ujung diadaptasi menjadi sebuah film layar lebar berjudul Perang Kota yang dibintangi oleh Chicco Jerikho dan Ariel Tatum.
Novel ini menggambarkan ketegangan dan situasi kota Jakarta yang mencekam setelah kemerdekaan Indonesia. Jalan Tak Ada Ujung menceritakan perjuangan demi perjuangan meski Indonesia sudah merdeka. Bukan tentang perlawanan melawan sekutu saja, tetapi juga kisah cinta, ketakutan, dan perjuangan.
5. Perempuan (Kumpulan Cerita Pendek)

Buku berjudul Perempuan yang merupakan kumpulan cerita pendek karya Mochtar Lubis ini, terbit tahun 1956. Dilansir Goodreads, buku dengan 198 halaman ini bahkan sempat memenangkan penghargaan Hadiah Sastra Nasional BMKN untuk Cerita Pendek pada tahun 1956. Cetakan keduanya kembali terbit selang 54 tahun kemudian, yakni pada 2010.
Sesuai judulnya Perempuan, secara keseluruhan kisahnya berisi tentang perempuan. Ada 19 cerita pendek yang memuat kisah tentang perang fisik maupun politik, hubungan laki-laki dan perempuan, maupun hubungan harta dan manusia.
Mochtar ingin mengungkapkan suatu hal dengan cara yang berbeda. Dari kumpulan cerpen dalam buku Perempuan ini, ia menyoroti bagaimana sifat manusia. Bukan hanya sifat, harta juga menjadi salah satu faktor yang mengubah hidup seseorang.
Itulah lima rekomendasi buku karya Mochtar Lubis yang jadi favorit Hannah Al Rashid. Gimana, udah ada yang masuk daftar bacaanmu selanjutnya?