Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nilai Keberlanjutan Jadi Prioritas di Segala Aspek, Penting!

potret berlibur di sekitar kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng (dok. Bobobox)
Intinya sih...
  • Wisatawan semakin sadar akan keberlanjutan dalam aktivitas wisata
  • Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis program strategis untuk mendukung inisiatif ramah lingkungan
  • Industri pariwisata, seperti Bobobox, turut berperan dengan inovasi ramah lingkungan dan peningkatan kesadaran konsumen

Traveling kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang semakin diminati. Terlebih dengan adanya tren ‘staycation’, menjadikan aktivitas ini semakin mudah dilakukan tanpa perlu bepergian jauh. Masyarakat pun bisa menikmati waktu berkualitas sambil merasakan suasana baru di lokasi yang relatif dekat dengan tempat tinggal.

Tak hanya itu, di balik meningkatnya tren wisata, kesadaran baru mulai tumbuh di dalam diri masyarakat. Wisatawan kini tidak lagi hanya menikmati liburan, tetapi juga semakin sadar akan peran mereka dalam mendukung keberlanjutan. Laporan PwC menunjukkan, sudah semakin banyak wisatawan yang memahami pentingnya konsep berkelanjutan dalam setiap aktvitas mereka.

Tentu ini merupakan langkah awal yang positif untuk mendorong perubahan menuju praktik wisata yang lebih ramah lingkungan. Lantas, apa saja tantangan yang dihadapi oleh masyarakat dalam mewujudkan kesadasaran tentang konsep berkelanjutan saat berwisata dan bagaimana peran industri pariwisata dalam mendukung destinasi wisata yang ramah lingkungan? Yuk, simak selengkapnya melalui artikel di bawah ini!

1.Meskipun memahami pentingnya keberlanjutan, sebagian besar wisatawan masih kesulitan menjangkau produk yang ramah lingkungan

ilustrasi pergi berlibur (pexels.com/Olesandr P)

Selain berdasarkan hasil laporan terbaru dari PwC yang menunjukkan bahwa banyak wisatawan sudah memahami pentingnya keberlanjutan saat berwisata, lembaga pemerintah dan pelaku industri juga terus bersinergi untuk memberikan dukungan penuh atas inisiatif ini. Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah merilis berbagai program strategis yang dapat digunakan untuk memperkuat inisiatif tersebut, seperti perdangan karbon dan kompensasi emisi gas rumah kaca yang dilakukan melalui pengembangan sistem ekonomi berbasis Nilai Ekonomi Karbon (NEK).

Kendati demikian, perjalanan untuk mencapai inisiatif tersebut tidak selalu berjalan mulus. Walaupun banyak wisatawan telah memahami pentingnya keberlanjutan, faktanya sebagian besar masih kebingungan dalam menjangkau produk yang ramah lingkungan.

Hal itu pun didukung oleh riset dari Boston Consulting Group, yang menunjukkan bahwa konsumen umumnya kurang tahu tentang brand mana saja yang menawarkan produk atau solusi berkelanjutan. Bahkan, ketika mereka mengetahuinya, akses untuk mendapatkan produk tersebut relatif sulit.

Akibatnya, banyak wisatawan semakin kesulitan menemukan pilihan yang sesuai dengan nilai keberlanjutan yang mereka cari. Oleh karena itu, kolaborasi yang kuat antara pelaku industri sangat dibutuhkan demi menghadapi tantangan yang ada di depan mata sekaligus menciptakan ruang bagi semua pemangku kepentingan untuk berkontribusi.

2.Industri pariwisata punya peran penting untuk menciptakan ruang berkelanjutan

potret wisatawan berlibur (dok. Bobobox)

Bukan hanya wisatawan yang ikut berperan, para pelaku industri pariwisata juga turut andil dalam menciptakan ruang berkelanjutan. Bahkan, kini mereka semakin ditantang untuk melahirkan inovasi terbaru dalam menciptakan destinasi wisata yang tidak hanya mampu memberikan pengalaman berkesan bagi para wisatawan, tetapi juga ramah terhadap lingkungan.

Salah satu industri yang sudah berpartisipasi dalam inisiatif ini adalah Bobobox. Bobobox secara konsisten menyediakan berbagai opsi ramah lingkungan, sehingga semua pengunjung dapat berpartisipasi melalui langkah-langkah kecil yang berdampak, seperti fitur Carbon Offset Toggle.

Fitur Carbon Offset Toggle merupakan salah satu inovasi yang diluncurkan oleh Bobobox pada tahun lalu. Fitur ini dapat membantu para tamu mengurangi jejak karbon mereka selama menginap hanya dengan mengaktifkan opsi tersebut lewat aplikasi Bobobox sebelum menyelesaikan pembayaran. Setiap kontribusi yang diberikan kemudian dikonversi menjadi kredit karbon untuk mendukung Lahendong Geothermal Project, yang berfokus pada pemanfaatan energi terbarukan dari panas bumi.

3.Transparansi adalah kunci utama untuk membangun kepercayaan bagi para konsumen

potret wisatawan berlibur (dok. Bobobox)

Di samping itu, transparansi dalam proses perhitungan emisi merupakan kunci utama demi membangun kepercayaan konsumen terhadap inisiatif yang dijalankan oleh pihak perusahaan. Dengan mengetahui bagaimana jejak karbon dihitung dan ke mana hasil kontribusi dialokasikan, konsumen jadi semakin paham akan nilai dari pilihan berkelanjutan yang dibuat oleh pihak perusahaan.

Tentu setiap perjalanan, mulai dari penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil hingga konsumsi listrik dan internet selama menginap, dapat berkontribusi terhadap emisi karbon. Bobobox pun berkolaborasi dengan Fairatmos guna menghitung secara rinci jumlah emisi yang dihasilkan dari setiap aktivitas tersebut.

Hasilnya menunjukkan, bahwa Bobobox menghasilkan sekitar 6,6 kg tCO2, sementara Bobocabin menghasilkan sekitar 8,2 kg tCO2. Angka-angka ini, kemudian menjadi dasar perhitungan kontribusi dalam fitur carbon offset mereka.

4.Inovasi Carbon Offset Toggle diharapkan dapat menginspirasi pelaku industri pariwisata lainnya untuk menerapkan konsep berkelanjutan

potret wisatawan berlibur (dok. Bobobox)

Usai setahun diluncurkan, jumlah pengguna fitur Carbon Offset Toggle terus maningkat. Saat ini, rata-rata tingkat adopsi fitur tersebut meningkat hingga 9 persen untuk keseluruhan produk. Di sisi lain, konsumen yang menginap di Bobocabin menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi terhadap perubahan iklim dengan 18,2 persen penggunanya secara rutin melakukan offset emisi melalui fitur ini.

“Peningkatan ini menunjukkan bahwa semakin banyak tamu yang menyadari dampak lingkungan dari perjalanan mereka dan bersedia mengambil langkah nyata untuk berkontribusi. Banyak pelanggan setia kami yang menunjukkan ketertarikan pribadi dan kepekaan lebih terhadap isu iklim. Kami berharap, pencapaian ini bisa menjadi inspirasi untuk pemain lain di sektor perhotelan, bahwa menyediakan alternatif produk berkelanjutan yang diiringi dengan penyadaran berwisata secara bertanggung jawab akan menghasilkan dampak yang sangat besar,” ujar Satria Gundara, ESG Program Manager Bobobox, dalam keterangan rilis yang diterima IDN Times.

Sebagai informasi, inisiatif yang diambil dalam upaya mengurangi emisi tersebut menunjukkan dampak yang signifikan. Di mana, dalam satu tahun, emisi yang berhasil dihindarkan setara dengan berkendara sejauh 369.216 km menggunakan kendaraan berbahan bakar bensin atau setara dengan hasil penyerapan karbon melalui penanaman sekitar 2.840 pohon selama 10 tahun.

Dengan makin meningkatnya kesadaran akan berkelanjutan, pelaku industri pariwisata diharapkan semakin aktif mengedepankan berbagai inisiatif yang ramah lingkungan. Dengan begitu, konsumen akan lebih sadar tentang pilihan yang tersedia di pasar, sehingga mereka juga dapat membuat keputusan wisata yang bukan hanya mampu memberikan pengalaman menyenangkan, tetapi juga berdampak positif terhadap perubahan lingkungan di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Delvi Ayuning
EditorDelvi Ayuning
Follow Us