Nilai Positif dari Top Gun: Maverick, Pembuktian Adalah Lawan Keraguan

Kisah Kapten Pete "Maverick" Mitchell (Tom Cruise) bermula dari program penerbang top angkatan laut Top Gun yang hendak ditutup. Program tersebut dianggap tidak cukup memberi manfaat, terlebih ada satu indikator yang tidak kunjung terwujud dari situ.

Tidak terima, Maverick melakukan pembuktian secara diam-diam. Sempat ditentang atasan dan membuat situasi geger, nyatanya tindakan tersebut berhasil membuat penentu kebijakan berubah haluan.

Tidak hanya Maverick, ada tokoh perempuan bernama Phoenix (Monica Barbaro) yang turut menarik perhatian. Bagaimana tidak? Ia jadi satu-satunya perempuan yang tergabung dalam sekolah penerbang Top Gun.

Itu artinya perempuan boleh meraih apa pun cita-citanya. Sekalipun itu adalah ranah yang biasanya didominasi laki-laki, perempuan tetap berhak melakukannya selama ia mampu.

Tak dinyana, Maverick bertemu sosok yang terkait erat dengan masa lalunya, yaitu Bradley "Rooster" Bradshaw (Miles Teller). Rooster bertingkah cukup sinis dan bisa dikatakan merasa dendam atas masa lalu itu. 

Namun, kita harus menyadari bahwa sikap dendam hanya menguras energi, baik itu mental dan fisik. Kita dituntut untuk selalu merespons negatif atas bayang-bayang kesalahan orang lain.

Alangkah baiknya jika kita bisa bersikap move on dan bersikap lebih positif akan masa depan. Kesalahan orang di masa lalu bisa kita jadikan pelajaran.

Kadang-kadang, kita perlu memberikan kebebasan pada orang yang diragukan. Mengapa? Karena supaya orang itu bisa belajar dari kesalahannya sendiri. Istilah lainnya adalah learning by doing.

Begitu pula yang terjadi pada Maverick ke salah satu tim pendampingnya. Meski masih memiliki keraguan akan sosok pendampingnya itu, kepercayaannya itu digunakan untuk menantang sekaligus menggembleng semaksimal mungkin.

Sebuah tim pasti punya banyak dinamika, apalagi jika latar belakangnya berbeda-beda. Ada yang karakternya congkak, gengsi, optimis, sampai kurang percaya diri. Namun, hal itu harus dikesampingkan bila berbicara profesionalitas.

Agar profesionalitas tercapai, ego masing-masing harus diredam. Semua harus satu visi dan misi serta sanggup berkoordinasi dengan baik. Dalam konteks militer, tentunya Maverick berusaha mencapai kekompakan tim yang ideal tersebut. 

Sudah tiga puluh tahun lebih berkarier di dunia penerbangan, tentunya ada banyak suka dan duka yang dilalui Maverick. Berada di lingkungan militer membuat siapa saja harus berani bertaruh nyawa.

Di sinilah persahabatan Maverick dengan teman seangkatannya tergambar. Bagaimana sahabat saling membantu dan jadi tempat berkeluh kesah merupakan hal yang menyentuh hati.

Mungkin, kita sekarang berada di era yang serba canggih. Ilmu pengetahuan berkembang pesat. Menimba wawasan pun tidak sesulit pada zaman yang sudah lampau.

Namun, percayalah bahwa keberhasilan itu ada di tangan kita. Kitalah yang menentukan kesuksesan. Kalau ingin maju tapi tidak ada niat dan hanya mengandalkan orang lain, niscaya pribadi kita tidak berproses.

Itulah nilai-nilai positif dari film Top Gun: Maverick. Apakah kamu tertarik membeli tiket dan menontonnya? Jangan ragu lagi, segera nikmati filmnya!