Apa Itu Tradisi Pacu Jalur? Ini Dia Makna dan Sejarahnya!

Bukan hanya lomba, tetapi ada sejarahnya juga

Beberapa waktu lalu, unggahan berisi sekumpulan orang yang melakukan tradisi pacu jalur viral di TikTok. Dalam unggahan itu, terlihat ada beberapa orang yang mendayung perahu. Sedangkan di bagian ujung depan perahunya, ada anak kecil yang berdiri dan seperti menari serta mengarahkan.

Gerakan anak inilah yang akhirnya menjadi viral karena ia pun terlihat sangat seimbang berdiri di ujung perahu. Ternyata, pacu jalur merupakan sebuah lomba yang telah menjadi tradisi. Lantas, bagaimana sejarah pacu jalur dan maknanya? Simak di bawah ini, yuk!

1. Mengenal pacu jalur

Apa Itu Tradisi Pacu Jalur? Ini Dia Makna dan Sejarahnya!Ilustrasi pacu jalur (warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Dilansir situs Warisan Budaya Kemdikbud, pacu jalur merupakan lomba dayung tradisional yang berasal dari Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau. Sampai saat ini, lomba pacu jalur masih terus berkembang di Riau. Adapun alat yang digunakan adalah perahu.

Perahu ini terbuat dari kayu gelondongan yang dibuat oleh masyarakat dan disebut dengan jalur. Bukan hanya sekadar lomba, ternyata pacu jalur juga masuk kalender pariwisata dan sering digunakan untuk pesta rakyat. Masyarakat setempat memiliki kepercayaan bahwa pacu jalur ini merupakan puncak dari seluruh kegiatan dan segala keringat yang mereka keluarkan selama setahun.

2. Sejarah pacu jalur

Apa Itu Tradisi Pacu Jalur? Ini Dia Makna dan Sejarahnya!Pacu jalur (buku.kemdikbud.go.id)

Pacu jalur pun ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang. Konon katanya, pacu jalur ini sudah hadir sejak zaman kerajaan-kerajaan dahulu. Menurut situs resmi Kemdikbud, perahu yang sekarang disebut jalur ini, merupakan sarana transportasi raja-raja zaman dahulu.

dm-player

Sampai sekarang, tradisi berlayar menggunakan perahu ini masih dilestarikan sampai sekarang. Menurut masyarakat setempat, saat ini tradisi perahu jalur merupakan bentuk kearifan lokal karena di dalamnya mengandung nilai budaya, etika, simbol, hingga moral.

Dalam pacu jalur, ada beberapa peran. Menurut buku berjudul Pacu Jalur Kemerdekaan oleh Agnes Bemoe, perahu jalur berukuran 15-20 meter yang bisa muat 40-80 orang. Lalu, nantinya di bagian ujung depan, ada tukang tari yang berfungsi sebagai penyemangat.

Di belakangnya ada anak pacu, yaitu para pendayung jalur. Lalu, ada juga tukang timba untuk menimba air yang masuk ke dalam jalur. Di belakang ada juga tukang ojai, yaitu pengemudi jalur.

3. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi pacu jalur

Apa Itu Tradisi Pacu Jalur? Ini Dia Makna dan Sejarahnya!Pacu jalur (buku.kemdikbud.go.id)

Ada banyak nilai yang terkandung dalam tradisi ini. Masih menurut situs Kebudayaan Kemdikbud, pertama adalah nilai agama atau religius. Jumlah payung dalam perahu sama dengan jumlah rukun islam, yaitu 5. Lalu, ada juga ornamen kubah masjid yang menggambarkan agama Islam yang dianut masyarakat Lubuk Jambi. Tradisi ini sering digunakan juga untuk menyambut hari Idul Fitri.

Kedua adalah nilai sosial karena ada tanduk kerbau yang melambangkan kehidupan sosial masyarakat Lubuk Jambi sebagai petani. Lalu, ada juga nilai sosial dalam proses pembuatan perahunya karena membutuhkan gotong royong masyarakat. Terakhir adalah nilai seni yang terlihat dalam hiasan di perahunya.

Itu dia beberapa penjelasan terkait tradisi pacu jalur. Hingga kini, pacu jalur masih sering juga digunakan untuk lomba 17-an. Semoga informasi di atas dapat menambah pengetahuanmu, ya!

Baca Juga: 5 Tradisi Melekat Peringatan Hari Kemerdekaan, Sudah Tahu?

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya