5 Novel Horor dengan Muatan Filosofi, Bacaan Halloween yang Berdaging

- Lima novel horor dengan muatan filosofis ini menyajikan ketegangan tanpa kehilangan kedalaman makna.
- Karya-karya seperti Blood Meridian, The Picture of Dorian Gray, dan Frankenstein menyoroti tema moral, eksistensial, serta sisi gelap manusia.
- Beberapa di antaranya berformat novela pendek, tetapi padat pesan moral, sehingga cocok untuk bacaan reflektif di momen Halloween.
Pernahkah kamu menemukan novel yang bikin otakmu tak berhenti bekerja karena merenungkan pesan dan maksudnya berhari-hari kemudian? Biasanya, buku-buku macam itu kamu temukan dalam kategori novel sastra, seperti karya-karyanya John Steinbeck, Fyodor Dostoevsky, Franz Kafka, Albert Camus, dan Hermann Hesse. Ada kabar baik buat penggemar novel horor. Lima buku berikut punya pesan filosofis tanpa harus mengorbankan keseruan tension building yang ada. Penasaran? Ini lima novel horor dengan muatan filosofi yang bisa kamu baca.
1. Blood Meridian (Cormac McCarthy)

Blood Meridian merupakan novel horor yang memakai perspektif bocah 14 tahun tanpa nama asal Tennessee, Amerika Serikat, yang bergabung dengan tentara bayaran pada 1850-an. Tugas utama satuannya ialah “memusnahkan” penduduk pribumi demi kepentingan imigran kulit putih. Novel ini cukup mengganggu karena muatan kekerasannya. Namun, dari situ, kita diajak belajar dua sisi sifat manusia. Batin manusia selalu penuh dengan pergumulan antara insting primal dengan moralitas.
2. The Picture of Dorian Gray (Oscar Wilde)

Novel horor lain yang kaya makna filosofis tentu The Picture of Dorian Gray. Buku ini mengajak kita menyelami hedonisme dan dampak ekstremnya bagi psikologi manusia. Wilde menggunakan Dorian Gray sebagai alat analisisnya. Ia seorang pria yang percaya kalau penampilan adalah aspek terpenting dalam hidupnya. Didorong hasutan salah satu kenalannya, Dorian memutuskan menjual jiwanya demi dapat kemudaan abadi. Novel ini didesain dengan karakter-karakter yang sifatnya abu-abu, yang membuat siapa pun terdorong berkontemplasi dan mengalami dilema yang sama dengan Dorian.
3. We Have Always Lived in the Castle (Shirley Jackson)

Selain horor, We Have Always Lived in the Castle sering dikategorikan novel feminis. Tak heran, sih, novel ini secara tersirat membahas tema otoritas lewat dua saudari bernama Constance dan Merricat. Sejak tewasnya keluarga mereka dalam sebuah acara jamuan makan malam, dua kakak beradik ini terisolasi dari dunia luar. Uniknya, mereka ternyata menikmati kondisi terasing itu, terlepas dari keberadaan orang-orang yang mengasihani atau bahkan memanfaatkan celah yang ada untuk kepentingan tertentu.
4. Frankenstein (Mary Shelley)

Ia disebut klasik karena Frankenstein memang seluas dan serelevan itu topiknya. Premis novel horor ini terkonsentrasi pada ambisi seorang ilmuwan menciptakan makhluk yang sempurna dengan memanfaatkan kombinasi antara ilmu pengetahuan dan kekuatan magis. Temuannya berhasil, tetapi ia mulai mengalami dilema moral hebat ketika makhluk ciptaannya tersebut di luar kontrolnya. Novel ini membuat kita merenungkan banyak hal, mulai dari dualisme sifat manusia sampai pentingnya keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan empati.
5. The Only Good Indians (Stephen Graham Jones)

Novel horor yang satu ini dijalin Jones lewat perspektif empat pria pribumi. Mereka memutuskan meninggalkan reservasi, pemukiman yang didesain khusus untuk warga pribumi Amerika Serikat. Berasumsi hidup mereka akan membaik, keempatnya justru dihantui rasa bersalah dan perasaan teralienasi. Jones menyenggol banyak isu, mulai dari adiksi, kekerasan, femisida, sampai eksploitasi alam yang jadi katalis krisis identitas keempat protagonis tadi. Dengan penyertaan mitos dan kepercayaan kuno penduduk pribumi, novel supranatural ini suram, ngeri, tetapi kaya bahan kontemplasi.
Meski didominasi novel klasik, jangan keburu ciut dulu. Tak sedikit dari novel horor filosofi tadi yang berformat novela alias gak lebih dari 200 halaman. Pendek, tetapi karya tersebut kaya pesan moral dan siapa tahu bisa menghidupkan lagi minat bacamu.


















