Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Novel iPusnas dengan Latar Masa Penjajahan Jepang dan Belanda

divapress-online.com/Dari Hari ke Hari karya Mahbub Djunaidi | gamedia.com/Cerita dari Digul karya Pramoedya Ananta Toer | gpu.id/Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf
Intinya sih...
  • Pengalamanku di Daerah Pertempuran Malang Selatan (Roswita T. Djajaniningrat) - Memoar dokter dalam Agresi Militer Belanda.
  • Kereta Semar Lembu (Zaky Yamani) - Novel realisme magis tentang penindasan di Jawa.
  • Dari Hari ke Hari (Mahbub Djunaidi) - Fiksi sejarah polos mengenai kemerdekaan Indonesia.

Diramaikan tren #menolaklupa, minat masyarakat untuk membaca buku-buku bertema sejarah meningkat. Menjelang peringatan ulang tahun Indonesia ke-80, tak ada salahnya mengenang perjuangan bangsa kita melawan kolonialisme di masa lampau. Belajar sejarah tak harus terpaku pada buku-buku teks. Melalui novel dan novela yang diriset baik oleh penulis, kita pun dapat menelaah ilmu yang akurat sekaligus melatih empati dengan mengikuti perjuangan tokoh-tokoh di dalamnya.

Kalau kamu masih enggan atau belum ada budget untuk membeli buku fisik, maka meminjam buku di iPusnas adalah solusinya. Kamu bisa meminjam buku digital dalam rentang waktu tertentu secara gratis dan legal. Yuk, simak langsung rekomendasi novel iPusnas dengan latar masa penjajahan Jepang dan Belanda!

1. Pengalamanku di Daerah Pertempuran Malang Selatan (Roswita T. Djajaniningrat)

Pengalamanku di Daerah Pertempuran Malang Selatan karya Roswita T. Djajadiningrat (opac.perpusnas.go.id)

Satu-satunya buku nonfiksi dalam artikel, novel ini diambil dari catatan harian Roswita semasa bertugas sebagai dokter di Malang. Kisahnya mencakup peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar tempat penugasannya selama periode Agresi Militer Belanda. Sebagai memoar, kisah nyata yang dialami penulisnya terdiri atas kronologi kesehariannya bersama rekan-rekan dokter, teror yang tengah berlangsung, hingga sadisnya kematian para pemuda pejuang yang dihadapi Roswita dengan duka, rasa takut, sekaligus ketabahan.

2. Kereta Semar Lembu (Zaky Yamani)

Kereta Semar Lembu karya Zaky Yamani (gramedia.com)

Dari masa pembangunan rel kereta api pertama di Jawa, hingga era pemerintahan Soeharto, novel ini membawa pembaca mengikuti kisah hidup Lembu yang sakti dan awet muda. Kisahnya mengawinkan realisme magis, mitos, serta realitas sejarah. Kereta Semar Lembu menapaki siklus penindasan dan kekejaman serupa dari beberapa pemerintahan berbeda. Menyusuri rel dari ujung ke ujung Pulau Jawa, kita pun diajak menjumpai tokoh-tokoh terkenal, mulai dari Sneevliet hingga Kusno. Gelap, vulgar, dan berdarah-darah, novel ini layak dibaca untuk para penggemar cross-genre dewasa.

3. Dari Hari ke Hari (Mahbub Djunaidi)

Dari Hari ke Hari karya Mahbub Djunaidi (divapress-online.com)

Mengambil sudut pandang seorang bocah lelaki, Dari Hari ke Hari merangkum masa Agresi Militer Belanda, Republik Indonesia Serikat, hingga kelahiran Republik. Tanpa sadisme maupun kekerasan berdarah, novel ini berhasil menjabarkan kesulitan sehari-hari rakyat sipil menghadapi penjajahan dan kemerdekaan yang baru lahir. Polos, ceria, dan diselingi humor getir di sana-sini, Dari Hari ke Hari adalah fiksi sejarah yang cocok dibaca semua kalangan usia.

4. Tanah Tabu (Anindita S. Thayf)

Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf (gpu.id)

Gelap, tragis, dan tanpa ampun tepat untuk menggambarkan isi novel ini. Tanah Tabu mengkritisi penindasan demi penindasan yang dialami kaum minoritas di wilayah timur Indonesia. Eksploitasi perempuan di bawah superioritas laki-laki suku pedalaman. Eksploitasi sumber daya alam oleh kolonial Belanda. Hingga eksploitasi rakyat kecil oleh para politisi pada masa pemerintahan Republik. Mengombinasikan dengan sempurna kegetiran tokoh perempuan dewasa cerdas dan kepolosan binatang peliharaan, Tanah Tabu merepresentasikan kegagalan sistem demokrasi secara epik sekaligus memilukan.

5. Dan Perang pun Usai (Ismail Marahimin)

sampul buku Dan Perang Pun Ukarya sai Ismail Marahimin (khd-smaba.id)
sampul buku Dan Perang Pun Ukarya sai Ismail Marahimin (khd-smaba.id)

Kekejaman tentara Jepang. Keangkuhan interniran Belanda. Kebodohan sekaligus pengkhianatan sesama Bumiputera. Keputusasaan ketiganya. Novel ini menyajikan diversitas karakter dari berbagai latar belakang budaya dan kepentingan. Berlatar hari-hari menjelang proklamasi kemerdekaan di sebuah desa kecil, Dan Perang pun Usai mengisahkan kegetiran kelam mimpi buruk akhir Perang Dunia di Indonesia.

6. Cerita dari Digul (Pramoedya Ananta Toer)

Cerita dari Digul karya Pramoedya Ananta Toer (gramedia.com)

DE Manu Turoe, Wiranta, Abdoe’l Xarim Ms, dan Oen Bo Tik adalah nama pena para pengarang eks-Digulis yang cerpen-cerpennya berhasil disusun Pramoedya dalam buku ini. Digul menceritakan kehidupan para pribumi tahanan Belanda di pengasingan. Terpencil di pedalaman hutan Papua, para Digulis berkutat dengan nestapa di negeri sendiri. Meninggalkan keluarga terkasih di daerah asal. Kelaparan. Malaria. Manusia kanibal. Perang antarsuku. Hingga penjaga yang tak segan melontarkan peluru menjadi makanan sehari-hari bagi para Digulis yang kerap dilupakan oleh sejarah.

7. Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga (Erni Aladjai)

sampul buku Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga karya Erni Aladjai (ebooks.gramedia.com)
sampul buku Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga karya Erni Aladjai (ebooks.gramedia.com)

Tak segan mengungkapkan kesengsaraan hingga mendeskripsikan pembunuhan, alur novel ini mengalir dari sudut pandang seorang anak perempuan. Tinggal di sebuah desa terpencil di antara gugusan kepulauan, para penduduk dalam cerita ini hidup sebagai petani cengkeh. Erni menggambarkan dengan ringkas ketidakadilan demi ketidakadilan yang didera masyarakat setempat akibat kebijakan era kolonial Belanda yang justru kian memuncak pada masa pemerintahan Soeharto.

Beberapa novela dan novel iPusnas dengan latar masa penjajahan Jepang dan Belanda menjadi sarana untuk mengingatkan kita kerasnya perjuangan leluhur, mahalnya harga kemerdekaan, serta besarnya ujian mempertahankan demokrasi di negara yang kita cintai. Beberapa di antaranya pun masih jarang dibahas, sehingga cocok untuk mengeksplorasi bacaan antimainstream. Irit sekaligus legal, semua buku-buku tersebut dapat dinikmati dengan gratis di iPusnas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us