3 Novel Terjemahan Karya Han Kang, Peraih Nobel Sastra Asal Korea

Han Kang adalah penulis asal Korea Selatan yang lahir di Gwangju pada tahun 1970. Kepiawaiannya dalam menyusun cerita selalu menuai pujian, baik dari dunia literatur Korea Selatan maupun dari negara asing. Salah satu ciri khas tulisan Han Kang adalah sarat akan kritik sosial dan penuh penghayatan hidup.
Pada tahun 2024, sosoknya berhasil meraih Penghargaan Nobel Sastra. Di samping itu, ia juga telah mengantongi beberapa penghargaan bergengsi di dunia literatur. Beberapa di antaranya adalah Penghargaan Émile Guimet 2024 untuk kategori Sastra Asia dan Penghargaan Prix Medicis 2023 untuk kategori Sastra Asing.
Selain meraih berbagai penghargaan, novel Han Kang juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Tak terkecuali penerbit lokal yang juga akhirnya melirik karya-karyanya untuk terbit dalam bahasa Indonesia. Berikut ini adalah tiga novel terjemahan karya Han Kang yang sudah tersedia dalam bahasa Indonesia. Yuk, simak ulasannya di bawah!
1. Mata Malam

Mata Malam memiliki judul asli Human Act. Novel ini berlatarkan tragedi Gwangju, sebuah peristiwa kelam yang tercatat dalam sejarah Korea Selatan. Dibandingkan menyoroti kejadian demi kejadian saat pergolakan berlangsung, Han Kang lebih mengedepankan sudut pandang tokoh yang terlibat dengan peristiwa Gwangju.
Novel ini terbagi menjadi tujuh bab. Masing-masing menceritakan tokoh yang berbeda, tetapi saling berkesinambungan satu dengan yang lainnya. Tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah seorang siswa yang menjadi relawan pengurus jenazah korban penembakan militer. Ada pula kisah seorang siswa yang jadi korban penembakan oknum militer. Novel ini kemudian diakhiri dengan kisah seorang ibu yang terus bertahan hidup setelah kematian anaknya.
Mata Malam berhasil menggambarkan suasana mencekam dan penuh haru. Selain itu, Kisah semua tokohnya terasa begitu nyata. Apalagi Han Kang menggunakan sudut pandang orang kedua sehingga pembaca bisa makin mendalami peristiwa demi peristiwa yang diceritakan.
2. Vegetarian

Novel ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Kim Yeong Hye. Suatu hari ia memutuskan menjadi seorang vegetarian setelah mengalami mimpi buruk terus-menerus. Kebiasaan barunya ini ternyata memengaruhi hubungannya dengan orang lain, terutama suami dan keluarga.
Sang suami merasa hidupnya ikut berantakan setelah Yeong Hye menjadi vegetarian. Di sisi yang sama, orang tua Yeong Hye juga marah dengan kebiasaan barunya dan lebih berpihak pada sang menantu. Puncaknya, Yeong Hye mencoba melakukan percobaan bunuh diri hingga ia dirawat di rumah sakit jiwa.
Novel ini mengangkat isu tentang identitas diri, kebebasan individu, dan tuntutan sosial. Yeong Hye merupakan potret dari seorang perempuan yang ingin mencari kebahagiaan dan kebebasan atas dirinya sendiri. Singkatnya, novel Vegetarian adalah kisah tentang harapan dan kehidupan seorang perempuan.
3. The White Book

Buku Han Kang yang ini juga kental akan rasa kemanusiaan. Ia membawa pembaca untuk memahami kematian dan kehidupan melalui benda-benda berwarna putih. Oleh sebab itu, akan ada sejumlah benda putih yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kematian dan kehidupan, seperti kain bedong bayi, garam, beras, tulang, pil, ASI, kabut, dan lainnya.
The White Book terbagi menjadi beberapa bab. Tiap babnya diberi judul sesuai benda-benda putih. Novel ini seperti mengajak pembaca untuk merenungkan perihal kehilangan, duka, dan kepergian orang terkasih.
Menariknya, novel ini dapat dikatakan sebagai kolaborasi antara prosa dan puisi. Gaya penceritaan yang unik justru membuat pembaca merasakan kesan tersendiri saat menyelami makna kisah di dalam novel The White Book. Layaknya kebanyakan karya Han Kang, buku ini juga mengedepankan sudut pandang tokoh untuk penceritaannya.
Ketiga novel terjemahan karya Han Kang yang ada di artikel ini sudah bisa dibaca dalam bahasa Indonesia. Sedangkan I Do Not Bid Farewell, Greek Lesson, dan Ink and Blood adalah tiga buku milik Han Kang yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau bahasa lainnya. Daftar buku tersebut bisa kamu jadikan referensi bacaan sastra Korea yang humanis dan menyentuh hati.