Mengenal Konsep Tawakal dalam Islam, Berpasrah Bukan Berputus Asa!

Menyandarkan segalanya kepada Tuhan setelah berusaha

Kata "tawakal" bagi umat muslim mungkin sudah tidak asing lagi di telinga. Disebutkan berkali-kali di dalam Al-Qur'an, dalam buku-buku islami, juga menjadi topik ceramah bagi para ustadz ustadzah di luar sana membuat kata Tawakal hendaknya sudah dikenal dengan baik.

Namun, sebagai penambah ilmu, agar kita bisa lebih dalam mengenal konsep tersebut, bukan hanya dari definisi tawakal saja, yuk baca sampai habis artikel ini!

1. Konsep tawakal dalam islam

Mengenal Konsep Tawakal dalam Islam, Berpasrah Bukan Berputus Asa!ilustrasi orang bertawakal (pexels.com/Ali Arapoğlu)

Tawakal berasal dari bahasa arab تَوَكُّل yang berarti berserah dan bersabar. Secara lebih mendalam, tawakal diartikan sebagai memercayai dan menggantungkan segala urusan yang dimiliki kepada Allah swt. Kita memahami dan memercayai sepenuhnya bahwa Allah swt adalah satu-satunya yang paling berkuasa, memiliki kemampuan yang tiada duanya, juga yang paling tahu segala yang baik untuk hamba-hambaNya.

Sebagai seorang muslim, kita perlu menyadari bahwa segala kemampuan dan kapasitas yang dimiliki sesungguhnya hanyalah sebagian kecil dari kuasa Allah swt. Kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna, yang senantiasa membuat kesalahan, sehingga kita membutuhkan bantuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. 

Kita mampu melakukan berbagai usaha demi mencapai atau menyelesaikan segala urusan dalam hidup. Namun, usaha saja tidak cukup membuat kita menjadi pribadi yang sukses di dunia maupun di akhirat kelak. Kita membutuhkan kuasa Tuhan agar segala yang kita usahakan mendapatkan berkah dan ganjaran yang sesuai. Secara sederhana, hal tersebutlah yang dikenal dengan bertawakal.

2. Tetap dibarengi usaha

Mengenal Konsep Tawakal dalam Islam, Berpasrah Bukan Berputus Asa!ilustrasi orang berikhtiar (pexels.com/Oladimeji Ajegbile)

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tawakal berarti menyadari keterbatasan diri sendiri, sehingga membutuhkan bantuan dari Tuhan Yang Maha Perkasa. Akan tetapi, hal ini tidak boleh menjadi alasan kita memelihara rasa malas karena memercayai bahwa ada Tuhan yang senantiasa mampu menolong. 

Dalam hidup, kita tetap membutuhkan usaha, entah itu untuk mendapatkan reward tertentu maupun untuk menyelesaikan segala masalah dunia yang membelenggu diri. Tuhan tidak akan ingin membantu hamba-Nya yang tidak melakukan usaha terlebih dahulu. 

Usaha yang kita lakukan merupakan bentuk ketaatan kita kepada Allah swt atas segala fasilitas yang telah diberikan, sedangkan bertawakal atau berserah diri kepada Allah swt adalah bentuk keimanan kita kepada Allah swt.

Jadi, dalam menjalani hidup di dunia kita membutuhkan dua hal penting, yakni ikhtiar (usaha) dan tawakal (berserah diri kepada Tuhan). Sudahkah kamu berusaha menyeimbangkan keduanya?

3. Cara melakukannya

Mengenal Konsep Tawakal dalam Islam, Berpasrah Bukan Berputus Asa!ilustrasi orang mengaji (pexels.com/Thirdman)

Tawakal dapat dilakukan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah swt sebagai penolong di kala hati sedang gusar. Orang yang bertawakal berusaha menjalankan segala perintah Allah swt termasuk sunnah-sunnah didalamnya dan menjauhi segala larangan-Nya.

dm-player

Namun, mereka juga menyadari bahwa selain beribadah dibutuhkan usaha nyata untuk mencapai apa yang diinginkan. Sehingga, mereka bukan hanya memperbanyak ibadah, namun juga meningkatkan usaha agar Allah swt ridho dalam membantunya. 

Tawakal bukan hanya dibutuhkan ketika kamu ingin meraih sesuatu atau menyelesaikan masalah dalam hidup. Namun, tawakal dapat diterapkan di hampir seluruh aspek dalam kehidupan, entah itu ketika mengalami kegagalan, ketika mencari jati diri, ketika ingin mengikuti tes pekerjaan, dan lain sebagainya. 

Baca Juga: Pengertian, Keutamaan, dan Manfaat Tawakal dalam Kehidupan Sehari-hari

4. Manfaat ketika bertawakal

Mengenal Konsep Tawakal dalam Islam, Berpasrah Bukan Berputus Asa!ilustrasi orang bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mereka yang mampu memercaya Allah swt sepenuh hati dan menyandarkan segala urusan kepada-Nya sejatinya adalah orang-orang senantiasa berada dalam jalan kesuksesan dan kemenangan. Mereka akan senantiasa mampu menghadapi segala kemungkinan dalam hidup dengan lebih baik dan lebih positif. 

Mereka tidak mudah gusar, bersedih hati, stres apalagi menjadi depresi karena kepercayaannya kepada Allah swt mengalahkan segala urusan rumitnya di dunia. Mereka percaya bahwa segala takdir yang telah Tuhan berikan senantiasa adalah hal terbaik, karena Allah swt sejatinya merupakan sebaik-baik penulis skenario kehidupan manusia.

Orang yang menghadapi kegagalan namun senantiasa mempercayai Allah swt tidak akan berlarut-larut dalam kesedihan. Ia percaya bahwa kegagalan tersebut termasuk salah satu wadah belajar dan bahwa kegagalan itu diberikan karena Allah swt percaya akan kemampuannya menghadapi kegagalan tersebut. 

Akibatnya, ia dapat menjadikan momen itu sebagai momen untuk lebih meningkatkan usaha serta ibadahnya kepada Allah swt. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa dengan bertawakal, menyerahkan segala urusan kepada Sang Pencipta, hidup akan jauh lebih tentram dan damai. 

5. Tawakal yang keliru

Mengenal Konsep Tawakal dalam Islam, Berpasrah Bukan Berputus Asa!ilustrasi orang berdoa (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kamu juga harus hati-hati ya dalam menyandarkan segala urusan dalam hidup! Beberapa dari kita mungkin pernah, baik secara sengaja atau pun tidak sengaja justru menganggap segala hal yang terjadi bukan karena kehendak Tuhan. Kita lalai menilai bahwa segala musibah, kesenangan, kesedihan, rezeki dan lain sebagainya sejatinya berasal dari satu sumber, yakni Allah swt. 

Bentuk tawakal yang keliru dapat berupa menyandarkan segala urusan dan keinginan serta memercayai dengan sepenuh hati kepada selain Allah swt, misalnya menginginkan seorang anak melalui dukun atau ustadz. Hal semacam ini dapat tergolong sebagai perbuatan syirik yang berakibat dosa besar. Bentuk tawakal lainnya yang juga keliru ialah ketika seseorang menganggap bahwa sebuah sebab dalam hidup terjadi semata-mata karena orang lain. 

Contoh, ketika seorang cancer survivor meyakini kesembuhannya terjadi karena usaha dari para dokter di rumah sakit dan melupakan campur tangan Tuhan. Atau ketika seorang pelajar meyakini nilai bagus yang diperoleh semata-mata akibat guru yang sudah mengajarnya. 

Keyakinan-keyakinan seperti itu dapat menjadi awal mula kita melupakan kuasa Tuhan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menjalankan segala amalan-amalan yang diperintahkan. Agar kita mampu mengingatnya dalam kondisi apa pun itu.

Nah, sampai sini kamu udah lebih paham bukan tentang konsep tawakal?

Baca Juga: Pengertian, Keutamaan, dan Manfaat Tawakal dalam Kehidupan Sehari-hari

Nur Tazkiyah Sejati Photo Verified Writer Nur Tazkiyah Sejati

rarely found someone who wants to listen carefully, so i write to release what is inside my mind

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya