Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

18 Foto yang Semestinya Membuatmu Berpikir 100 Kali Sebelum Mengeluh Tentang Hidupmu

Jika saya bilang, anak-anak itu sudah sepantasnya berbahagia, menikmati masa kecilnya untuk tumbuh dan berkembang, apakah kamu setuju? Jika saya bilang, anak-anak itu lebih baik bermain dan belajar, apakah kamu setuju? Jika saya bilang, anak-anak itu nggak usah berpikir soal kerja, apakah kamu setuju?

Sebagian besar dari kamu pasti menjawab tiga pertanyaan tersebut dengan jawaban setuju dalam hati. Kamu, mungkin, punya masa kanak-kanak yang begitu indah...begitu membahagiakan, sampai-sampai kamu masih ingat kue ulang tahunmu di umur lima tahun. Begitu lucu. Kamu masih punya mainan bekas di masa kecilmu yang membantumu tumbuh dan berkembang menjadi seseorang yang cerdas. Bersyukurlah.

Sayangnya, fakta berbicara berbeda. Di luar sana tetap ada anak yang harus membanting tulang, memeras keringat demi menjalani kerasnya hidup ini. Dan fakta ini...sulit untuk diabaikan.

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/8387e-20.jpg

Bocah ini mencari plastik bekas di tumpukan sampah Siem Reap, Kambodia.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/6f1de-19.jpg

Sejumlah anak kecil bekerja, mengepak rokok di Haragach, distrik Rangpur, Banglasdesh.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/eefb9-18.jpg

Tebak berapa usianya? 10 tahun dan bekerja di pabrik senjata milik Free Syrian Army, Aleppo.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/3173e-16.jpg

Mungkin masih ingusan, namun dia harus bekerja dengan sampah di Islamabad, Pakistan.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/4011a-15.jpg

Di pinggiran Herat, Afganistan, anak ini harus menata batu bata tersebut...dan sekian banyak!

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/4f443-13.jpg

 

Rustam, 10 tahun. Bersama dengan 25 anak lainnya, diaharus bekerja 12 jam perharinya di pabrik aluminium di Dhaka, Bangladesh.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/a676a-14.jpg

Lokasi: Mae Sot, Thailand. Objek: seorang anak kecil, imigran gelap.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/86b27-12.jpg

Di usianya yang cuma tujuh tahun, Hazrat harus membanting tulang di pabrik batu bata.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/f1f01-11.jpg

Personally, ini foto paling mengena bagi saya. Tidakkah kamu melihat guratan kejamnya dunia di raut wajahnya? Czoton, tujuh tahun dan harus bekerja di pabrik balon di Dhaka, Bangladesh.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/b5438-08.jpg

Satu dari enam juta anak yang jadi budak di Bangladesh. Mereka bahkan di bawah umur 14 tahun.

 

Default Image IDN
Default Image IDN

Bahkan di umur empat tahun, anak satu ini sudah dipekerjakan.

 

Default Image IDN
Default Image IDN

Tak pandang bulu. Entah laki, entah perempuan. Mereka harus...bekerja.

 

http://cdn.idntimes.com/content-images/post/old/b1415-07.jpg

Semua itu untuk sekadar bertahan hidup di panggung dunia ini.

 

Default Image IDN
Default Image IDN

Entah, ini pantas disebut sebagai bekerja... Atau...

 

Default Image IDN
Default Image IDN

Atau... Lebih pantas disebut sebagai perbudakan?

 

Default Image IDN
Default Image IDN

Diambil pada tanggal 16 April 2011 di Bukit Janitia, India. Orang tua di daerah setempat memilih memperkerjakan anak-anaknya ketimbang menyekolahkannya. Padahal mereka dibebaskan biaya pendidikan.

 

Default Image IDN
Default Image IDN

Tapi hidup terus berjalan dan mereka harus tetap bertahan dengan kerasnya kehidupan.

 

Default Image IDN
Default Image IDN

Dan ajaibnya, mereka selalu menemukan jalan untuk melewati itu semua...bahkan tak mengeluh. 

Bagaimana denganmu?

Share
Topics
Editorial Team
Kelvin Antonius
EditorKelvin Antonius
Follow Us