Kamu punya hubungan romantis yang menyenangkan bersama pasangan. Kalian mungkin sering beraktifitas bersama. Meskipun kadang berselisih, kalian akan segera berbaikan.
Namun tahukah kamu, bahwa menurut psikolog pasangan yang bahagia biasanya punya beberapa kesamaan? Kira-kira aspek apa saja yabg mendekatkan pasangan bahagia, ya? Yuk, kuta cek bersama!
Apakah kamu pernah mendengar seseorang mengeluh bahwa ia merasa pasangannya tidak tertarik kepadanya? Hal tersebut sangat mungkin tejadi, ya.
Ternyata, salah satu tanda hubungan yang sehat adalah kedua pasangan memiliki rasa ketertarikan yang sama. Artinya, keduanya saling menyukai dan menunjukkan rasa sayangnya.
Mark Travers, Ph.D., seorang psikolog mengungkapkan dalam CNBC bahwa pasangan bahagia adalah yang saling menyayangi. Pasangan akan saling memuji, diliputi rasa ingin tahu tentang pasangannya, serta saling memberi perhatian. Kedekatan ini membuat masing-masing merasa dicintai dan diinginkan.
"Tak ada kejar-kejaran, tak ada permainan, tak ada ketidakseimbangan siapa yang menjaga rasa sayang tetap hidup. Perhatian mengalir dua arah," ungkap Travers, dilansir dari CNBC.
Pasangan yang bahagia ternyata bukan pasangan yang gak pernah berkonflik. Sebaliknya, meskipun masalah kecil mungkin terjadi, keduanya akan menghadapinya bersama dan tahu cara mengembalikan kedekatan mereka.
Menurut Soo Jin Lee, LMFT, terapis pernikahan dan keluarga berlisensi, pasangan yang bahagia sama-sama paham cara mengendalikan emosi. Mereka tidak akan menunggu ledakan emosi untuk mengatasi keterpurukan selama masa bertengkar.
Sebaliknya, mereka saling menahami kapan waktu yang tepat untuk membicarakan permasalahan mereka. Mungkin ada pasangan yang sama-sama suka langsung menyelesaikan masalah. Di sisi lain, ada juga yang lebih suka saling memberi waktu untuk berpikir.
"Mereka adalah pasangan yang secara konsisten kembali ke momen-momen kecil yang penuh kebersamaan dan keselarasan," ungkap Lee, dikutip dari Verywell Mind.
Kamu dan pasanganmu mungkin bukan dua orang introver, bukan pula dua orang ekstrover. Namun menurut Travers, pasangan bahagia punya kebutuhan sosial yang hampir setara.
Pasangan ini jarang berdebat tentang kapan waktu yang pas untuk diam di rumah atau hangout bersama teman. Hal ini dikarenakan keduanya punya kebutuhan bersosialisasi yang sama dan selaras.
Ketika salah satu pasangan masih ingin bersosialisasi, sementara yang lain sudah ingin menyendiri, mereka akan memahaminya. Rasa keseimbangan ini akan membuat hubungan pasangan harmonis, sementara kebutuhan sosial masing-masing orang juga terpenuhi.
Salah satu kunci hubungan yang bahagia adalah adanya canda. Kalian gak harus memiliki selera humor yang sama, melainkan sama-sama suka saling bercanda.
Martin Graff Ph.D., seorang psikolog mengungkapkan dalam Psychology Today bahwa humor memainkan peran penting dalam hubungan jangka panjang. Menurutnya, pasangan yang bahagia lebih sering tertawa bersama pasangannya.
Meskipun ada perbedaan selera humor antara laki-laki dan perempuan, namun menurut penelitian interaksi ketika melakukan candaan mampu membangkitkan kesenangan. Di sisi lain, tertawa bersama juga membuat pasangan bahagia.
Pasangan yang bahagia gak harus punya sel here musik yang sama atau menyukai masakan serupa. Namun kesamaan dari para pasangan yang bahagia adalah memiliki rasa ingin tahu pada seni dan kebudayaan.
Keduanya akan punya kesempatan untuk mencoba hal-hal baru bersama. Saling menikmati musik dan pertunjukan seni kesukaan, atau makan makanan khas yang berbeda. Yang menyenangkan dari kesamaan ini adalah tidak ada pihak yang merasa kegemaran pasangannya membosankan.
Pasangan yang bahagia ternyata dimulai dari mereka yang saling menyayangi. Lantas, meskipun berbeda keduanya akan saling menahami. Apakah kamu juga menemukan kesamaan-kesamaan ini dalam hubunganmu bersama pasangan?