5 Pelajaran Hidup Berharga yang Dapat Dipetik dari Buaya, Apa Saja?

Mendengar istilah buaya mungkin banyak dikaitkan oleh orang-orang sebagai sosok pria yang tidak setia dan gemar menebar pesona. Istilah inilah yang kemudian melekat pada sebutan buaya dan sulit dihilangkan. Padahal ternyata dilansir Live Science, studi membuktikan bahwa justru buaya merupakan hewan monogami yang setia dengan pasangannya, sebab melakukan perkawinan dan berkembang biak dengan pasangan yang sama.

Dari kesetiaan buaya terhadap pasangannya, maka mereka layak untuk menjadi inspirasi tersendiri bagi para manusia. Hal ini untuk mendorong kesetiaan terhadap pasangan sehingga meneladani sifat positif yang memang dimiliki oleh buaya secara alami.

Buaya dikenal sebagai reptil berbahaya yang dapat menyerang siapa pun, tak perduli hewan lain atau bahkan manusia sekali pun. Mengutip dari Stone Age Man, buaya yang memiliki ukuran 8 kaki bahkan bisa secara agresif menyerang manusia, meski pun manusia juga tentu memiliki kemampuan bertahan diri secara alami. Hal ini jelas menunjukan karakter buaya yang pemberani dan sigap, meski pun calon mangsanya memiliki ukuran tubuh yang tak kecil.

Dari sifat pemberani dan sigap yang dimiliki buaya, maka manusia dapat mencontohnya dengan baik. Berusahalah untuk berani menghadapi segala tantangan yang ada dengan sikap yang sigap dan penuh kepercayaan diri. Dengan demikian, maka segala harapan dapat tercapai dengan baik.

Buaya memang merupakan hewan yang termasuk dalam kategori reptil, namun cara hidupnya justru mengikuti hewan amfibi. Hal ini karena buaya dapat hidup dengan baik di darat atau pun di air dan membuatnya dikategorikan sebagai makhluk yang tinggal di dua alam, seperti yang dikutip dari Topper Learning. Cara hidup yang seperti ini membuat buaya memiliki ciri fisik dan karakteristik yang berbeda.

Melalui sifat yang ditunjukan oleh buaya, maka manusia dapat mencontoh sisi baiknya, yaitu mudah beradaptasi dimana pun. Meski pun buaya tinggal di darat dan air, namun mereka tetap dapat beradaptasi dengan baik. Manusia juga perlu mencontoh hal tersebut agar dapat beradaptasi dimana pun harus melakukan kegiatan.

Buaya memiliki kecerdikan yang baik dalam memangsa musuhnya dan hal tersebut dilakukan secara perlahan. Salah satunya adalah dengan tetap berdiam diri hingga menemukan momen yang pas untuk menyerang. Melansir Basic Biology, buaya biasanya mengintai calon mangsanya dari dalam air secara perlahan hingga menemukan momen yang tepat untuk menyergap dan menyerangnya.

Karakter buaya yang tenang dan cerdik inilah dapat dicontoh dengan baik oleh manusia. Setiap hal yang dilakukan memerlukan ketenangan dan kehati-hatian sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan. Dengan mencontoh karakter baik dari buaya, maka tidak ada tindakan yang dinilai gegabah.

Buaya memang tak seperti singa atau harimau yang memiliki kaki kokoh untuk mengejar mangsanya hingga memanjat pohon. Meski memiliki kaki yang pedek, namun sejatinya seluruh tubuh buaya justru dikaitkan sebagai alat proteksi yang dimilikinya. Melansir Crocodile Specialist Group, ternyata dari seluruh bagian tubuh buaya, justru area belakang tubuhnya dari punggung hingga buntut sering digunakan sebagai armor untuk memproteksi diri.

Berkaca dari kehandalan buaya dalam memproteksi diri, maka manusia dapat mencontoh hal tersebut dengan baik. Memiliki pertahanan diri yang kuat seperti buaya meski pun dengan kekurangan yang dimiliki, ternyata tak akan membatasi diri sendiri.

Dengan mencontoh hal baik dari filosofi yang dimiliki buaya, maka ada banyak pelajaran positif yang dapat dipetik. Jangan hanya melihat dari sisi negatifnya saja, sebab ternyata ada banyak nilai-nilai berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak nilai baiknya, ya!