Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menata uang (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi menata uang (pexels.com/Karolina Grabowska)

Apakah kamu sudah bisa rutin menabung? Bagus jika saving telah menjadi kebiasaan, bahkan dirimu punya anggaran tersendiri untuk memastikan uangmu gak keburu habis dipakai buat hal-hal lainnya. Namun, untuk kamu yang belum punya tabungan, apa yang menjadi penyebabnya?

Apakah murni karena penghasilanmu masih terlalu kecil sehingga jangankan menabung, mencukupi kebutuhan saja sering kurang? Atau secara pendapatan sudah cukup, tetapi ada cara berpikir yang menghalangimu untuk menabung? Hati-hati karena sebaik apa pun keadaanmu saat ini, gak punya tabungan sama sekali sangat berbahaya buat ke depannya.

Segala macam mindset yang menyulitkanmu untuk menabung harus terlebih dahulu disingkirkan. Seperti lima pemikiran di bawah ini yang dapat menyesatkanmu dalam mengelola keuangan. Jangan sampai kamu kebingungan ketika mendadak membutuhkan uang yang cukup besar dan gak punya tabungan.

1. Gak perlu menabung, yang penting berinvestasi

ilustrasi investasi (pexels.com/Alesia Kozik)

Saat ini minat anak muda pada investasi terbilang tinggi. Ini bagus sebab termasuk cara untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik dari segi keuangan. Akan tetapi, tidak semestinya kamu meremehkan pentingnya kebiasaan menabung.

Alasannya, investasi memerlukan uang dingin alias uang yang sama sekali tidak dipakai. Bukan pula dana darurat untuk minimal 3 bulan pengeluaran rutin. Maka agar kamu dapat berinvestasi, harus ada persiapan tersendiri. 

Menabung ialah dasar untuk kelak dirimu mampu berinvestasi. Jangan melompat ke investasi dan membiarkan rekening tabunganmu hampir kosong. Investasi tidak selalu menguntungkan.

Jangan sampai seluruh pendapatan dikurangi konsumsi diinvestasikan. Bila investasi tak berjalan lancar, semua uangmu malah hilang dan kamu gak punya pegangan dana lagi. Bahkan investasi apa pun perlu waktu untuk memberikan hasil yang memuaskan. Apabila sebelum itu terjadi sesuatu dalam hidupmu, gaji sebulan saja belum tentu cukup untuk mengatasinya. 

2. Punya uang masa gak dipakai?

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sebagai alat tukar, uang tentu boleh digunakan buat memenuhi berbagai kebutuhan. Namun, bedakan hal tersebut dengan perasaan bahwa kamu harus menghabiskan setiap uang yang diperoleh. Berapa pun pendapatanmu tetap kudu dimanfaatkan dengan bijaksana.

Gunakan secukupnya saja dan harus tetap ada bagian yang disimpan. Sungai yang arusnya begitu deras di musim hujan saja bisa kering ketika kemarau, apalagi penghasilan yang diperoleh dari bekerja. Gak ada orang yang tahu dengan pasti kapan pekerjaannya akan bermasalah dan memengaruhi penghasilan.

Ubah cara berpikirmu menjadi mengisi pos saving juga bagian dari memakai uang yang ada. Jangan lagi membayangkannya sebagai uang yang tak terpakai dan menjadi sia-sia. Justru uang dalam tabungan sedang bekerja untuk mengantisipasi segala hal buruk yang mungkin terjadi dalam hidupmu. Seiring dengan kamu menambahinya, tabungan juga berfungsi untuk membangun jalan ke masa depan yang baik.

3. Hari tua masih lama

ilustrasi santai di kantor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu fungsi menabung memang buat melanjutkan hidup selepas kamu pensiun. Tapi meski masa itu masih jauh sekali dari usiamu sekarang, nasib yang kurang baik dapat terjadi kapan saja. Maka tugasmu menyiapkan tabungan pensiun berbeda dengan tabungan untuk hal-hal lainnya.

Seperti bakal beli rumah, kelak menyekolahkan anak, berjaga-jaga kalau ada anggota keluarga yang sakit keras, dan sebagainya. Bahkan menyiapkan dana pensiun saja gak bisa secara mendadak. Jangan sampai suatu saat nanti masa pensiunmu tinggi 1 atau 2 tahun, tetapi tabungan pensiun masih jauh dari target.

Menabunglah selagi kesempatannya ada, yaitu kamu masih punya penghasilan. Baik tabungan itu untuk hari tua maupun sekadar berjaga-jaga penting buat menyiapkannya sedini mungkin. Suatu saat kamu bakal merasakan manfaat yang besar sekali dari ketekunanmu menyisihkan penghasilan.

4. Tunggu gaji naik saja

ilustrasi membuka dompet (pexels.com/Emil Kalibradov)

Pemikiran begini sering ada di benak anak muda yang merasa penghasilannya masih kecil kalau mesti menabung. Ada optimisme yang menyesatkan tentang kenaikan gaji yang berlipat-lipat dan menabung menjadi mudah sekali. Tapi faktanya, kenaikan gaji biasanya tak cukup besar dari tahun ke tahun.

Apalagi bersamaan dengan kenaikan pendapatan, harga kebutuhan dan jumlah keinginan pun ikut meningkat. Akibatnya, penghasilan yang sudah berlipat-lipat juga tak menjamin kamu bakal rajin menabung. Soalnya, dirimu tak terbiasa melakukannya.

Maka lebih penting dari jumlah penghasilanmu sekarang adalah membiasakan diri dulu buat saving. Sekecil apa pun uang yang dapat disisihkan setiap hari, minggu, atau bulan bakal membentuk kebiasaan yang positif. Nanti seiring naiknya pendapatan, tabunganmu juga kian besar.

5. Nanti pas butuh pasti ada rezeki

ilustrasi memegang uang (pexels.com/Jonathan Borba)

Berharap seperti ini tentu boleh-boleh saja. Siapa yang tidak menginginkannya? Berbagai keajaiban terkait datangnya rezeki berupa uang ketika kamu memerlukannya seketika menyelamatkanmu. 

Meyakininya juga dapat menjadi sumber ketenangan dalam hidup sehingga kamu tak terlalu cemas memikirkan aneka kebutuhan mendesak. Akan tetapi, terlalu meyakininya juga berbahaya karena dirimu menjadi tidak menyiapkan tabungan sejak sekarang. Walaupun keajaiban ada, jangan terlampau menggantungkan diri padanya.

Manusia memang selalu diberi rezeki oleh Sang Pencipta. Akan tetapi, khususnya terkait uang, usaha buat mendapatkan serta mengelolanya sebaik mungkin sangat menentukan kesejahteraan hidupmu. Kalaupun ada rezeki nomplok bersamaan dengan kebutuhan yang mendadak, itu menambah saldo tabunganmu. Bukan dirimu sekadar mengharapkan sesuatu yang belum pasti.

Bedakan antara situasi yang tidak memungkinkanmu untuk saving dengan adanya cara berpikir yang kurang tepat. Menabung amat ditekankan oleh penasihat keuangan karena penting. Uangmu jangan cuma melewati rekening dan harus ada yang mengendap sebagai tabungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team