Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kejar Aksi (Kreatif Mengajar, Akselerasi dan Inovasi) bertemakan “Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?” Kamis (5/5/25) di Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Dina Salma)

Intinya sih...

  • Putera Sampoerna Foundation (PSF) mengadakan forum diskusi Kejar Aksi bertemakan "Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?"
  • Indonesia perlu transformasi pendidikan untuk merespons hasil PISA yang kurang memuaskan dan perkembangan teknologi AI.
  • PSF berkontribusi melalui pengembangan karier guru, ekosistem pembelajaran, kolaborasi strategis dengan pemerintah dan swasta, serta kurikulum AI dan keterampilan koding.

Jakarta, IDN Times - Putera Sampoerna Foundation (PSF) menyuarakan pentingnya transformasi pendidikan sebagai pondasi utama menuju Indonesia Emas 2045. Komitmen ini diselenggarakan dalam forum diskusi bertajuk Kejar Aksi (Kreatif Mengajar, Akselerasi dan Inovasi) bertemakan “Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?”.

Bincang interaktif yang diadakan di Kemendikdasmen RI diwujudkan dalam semangat Hari Pendidikan Nasional. PSF mengundang sejumlah ahli dan praktisi di bidang pendidikan, mengingat transformasi pendidikan tidak dapat dilakukan secara parsial, tetapi diperlukan upaya secara menyeluruh. 

Diskusi tersebut menekankan pemerataan dan pemanfaatan teknologi di ranah pendidikan. Berikut adalah pemaparan dalam diskusi interaktif yang diselenggarakan PSF pada Kamis (5/5/25) di Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat. 

1. Indonesia Emas 2045 atau Indonesia Cemas?

Kejar Aksi (Kreatif Mengajar, Akselerasi dan Inovasi) bertemakan “Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?” Kamis (5/5/25) di Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat. (IDN Times/Dina Salma)

Kondisi pendidikan di Indonesia jika menilik pada skor PISA tahun 2022 tampaknya tak menunjukkan hasil yang memuaskan. Indonesia berada di peringkat 68 dari 81 negara, menunjukkan kemampuan membaca, sains, dan matematika, masih memerlukan perhatian serius. 

Tantangan lain yang tengah menjadi perhatian bagi seluruh lingkup pendidikan adalah perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan atauartificial intelligence (AI). Berbagai problem tersebut menginisiasi diskusi PSF terkait Indonesia Emas 2045 atau justru Indonesia cemas?

PSF turut berkontribusi terhadap pendidikan Indonesia melalui berbagai langkah nyata, Juliana selaku Head of Program Development and Guru Binar Putera Sampoerna Foundation menyampaikan, “PSF melakukannya dalam tiga kunci strategi. Pertama, melalui platform pengembangan karier guru berkelanjutan seperti Guru Binar untuk meningkatkan kompetensi digital pendidik. Kedua, menyediakan ekosistem pembelajaran sesuai kondisi masing-masing sekolah binaan. Terakhir, kami juga menekankan kolaborasi strategis dengan pihak pemerintah dan swasta untuk perluasan infrastruktur digital”.

2. Respons pendidikan Indonesia terhadap kemajuan teknologi: Ada kurikulum AI dan keterampilan koding

Kejar Aksi (Kreatif Mengajar, Akselerasi dan Inovasi) bertemakan “Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?” Kamis (5/5/25) di Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat. (dokPutera Sampoerna Foundation)

Perkembangan teknologi perlu diperkuat dengan kemampuan pendidik yang adaptif dan mumpuni. Keterampilan untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran menjadi strategi untuk merespons beragam tantangan di dunia pendidikan. 

Diperlukan pelatihan yang berkelanjutan, penyediaan alat dan platform yang accessible, serta perluasan jangkauan teknologi ke seluruh Indonesia. Termasuk fokus pada peningkatan literasi digital dan pemanfaatan AI dalam pembelajaran. 

“Atas Instruksi Presiden (Inpres) No. 7 Tahun 2025, kami melakukan percepatan pembangunan dan revitalisasi sekolah termasuk mediumisasi pembelajaran yang dilakukan secara bertahap. Tidak hanya itu, kami juga mulai menerapkan kurikulum AI dan keterampilan koding yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah yang kemampuannya sudah mumpuni. Bahkan, ada aplikasi Rumah Belajar yang jadi salah satu upaya yang kami banggakan dan sampai sekarang masih berkembang fitur-fiturnya," ujar Maulani Mega Hapsari selaku Direktur Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikdasmen. 

3. Wujudkan Indonesia Emas 2045 dengan memperkuat ekosistem pendidikan nasional, melalui kolaborasi berbagai pihak

Kejar Aksi (Kreatif Mengajar, Akselerasi dan Inovasi) bertemakan “Pendidikan Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?” Kamis (5/5/25) di Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat. (dok.Putera Sampoerna Foundation)

Transformasi pendidikan juga dinilai penting oleh interdisiplin, semakin kontekstual, dan semakin menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Adriandhy sebagai pelaku industri kreatif. Produser film animasi "Jumbo" ini menyampaikan bahwa pembaruan di bangku sekolah sangat diperlukan. Sebab dalam perkembangannya, individu membutuhkan pendidikan interdisiplin, pengetahuan yang semakin kontekstual, dan bisa menjawab kebutuhan di masyarakat.

"Sebagai seorang seniman dan sutradara, saya pun mengalami transformasi dari yang konvensional sampai harus dinamis mengikuti perkembangan teknologi, khususnya teknologi AI yang tidak bisa kita hindari. Jadi, kita harus benar-benar terbuka terhadap hal-hal seperti apa yang harus kita tanggulangi nantinya di masa yang akan datang," tambah Ryan. 

Diharapkan melalui inisiatif yang diinisiasi oleh PSF, ekosistem pendidikan nasional dapat lebih inklusif, kolaboratif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, terutama terkait dengan teknologi. Melalui usaha bersama oleh berbagai pihak, diharapkan Indonesia Emas 2025 dapat tercapai dengan baik. 

“Kami berharap agar sistem pendidikan di Indonesia bisa semakin inklusif dan tanggap menghadapi perubahan, khususnya menyediakan solusi teknologi adaptif untuk daerah terpencil. Tidak hanya itu, kami juga berharap agar generasi pendidik di Indonesia bisa lebih melek teknologi yang siap menghadapi abad ke-21. Semua ini tentu bisa tercapai menuju tujuan utama Indonesia Emas 2045, asalkan kolaborasi semua pihak terus diperkuat, khususnya dengan pemerintah, swasta, dan masyarakat,” tutup Juliana.

Editorial Team