ilustrasi menitipkan permintaan maaf (pexels.com/Theo Decker)
Bahkan jika ia memblokir nomormu atau menolak menemuimu, kamu masih bisa mengirim surat ke alamat rumah atau kantornya. Seandainya dia tetap tidak merespons permintaan maafmu, toh kamu sudah maksimal dalam berusaha.
Lain halnya dengan bila belum apa-apa kamu telah menitipkan permohonan maaf pada orang lain. Misalnya, pada sahabatnya. Atau, tahu-tahu kamu membuat unggahan di media sosial yang berisi permintaan maaf.
Bukannya bikin dia respek, kamu justru akan dikira hanya mencari perhatian orang. Kamu seperti ingin dikagumi orang-orang dengan membuat unggahan itu. Masalah di antara kalian pun seketika terumbar.
Ini juga menjadi tekanan psikis baginya. Sebab kalau dia tak segera memaafkanmu, orang-orang bakal memberinya cap negatif. Ulahmu terasa seperti jebakan untuknya.
Buat kesalahan-kesalahan berikutnya, kamu wajib lebih berhati-hati saat hendak meminta maaf. Atur sikapmu sebaik mungkin supaya orang yang dirugikan juga ikhlas dalam memaafkanmu.