Kamu mungkin sudah sering mendengar berbagai tips ampuh untuk bisa mengatasi kebiasaan menunda-nunda. Namun, sebelum itu, sebenarnya kamu juga perlu memahami sebab dari munculnya kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan ini. Berdasarkan sudut pandang psikologi, penundaan biasanya terjadi akibat masalah emosional. Orang yang suka menunda-nunda pekerjaan memiliki toleransi yang buruk dalam menghadapi tekanan. Kamu mungkin lebih sering memilih mundur saat harus berhadapan dengan tugas yang membangkitkan emosi negatif, daripada memilih mencari tahu jalan keluarnya. Mengapa kondisi ini terjadi?
5 Penyebab Umum Kebiasaan Menunda-Nunda, Kenali Sekarang!

Intinya sih...
Kelelahan dalam mengambil keputusan dapat menyebabkan penundaan tugas, terutama saat harus membuat keputusan kecil yang membingungkan.
Kesulitan merencanakan tugas kompleks dan multitasking dapat menjadi penyebab utama dari kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.
Prokastinasi seringkali terkait dengan tingkat depresi, kecemasan, dan kreativitas, yang membuat seseorang sulit untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.
1. Kelelahan dalam mengambil keputusan
Di kehidupan sehari-hari, notabennya kamu akan kerap kali dituntut untuk membuat berbagai pengambilan keputusan. Mulai dari keputusan yang besar hingga keputusan kecil. Sayangnya, tanpa sadar situasi saat kamu terus-menerus membuat keputusan ini bukan tidak mungkin membuatmu lelah. Pada akhirnya, kamu pun juga lelah membuat keputusan kecil dan berakhir pada menunda-nunda.
Misalnya, kamu menyadari kamar mandi di rumah membutuhkan peralatan baru, seperti sikat WC, handuk, hingga keset. Namun, setiap kali kamu membuka aplikasi online shopping, kamu merasa terlalu bingung untuk memilih barang yang tepat, karena tidak bisa melihatnya langsung hingga merasa barangnya terlalu mahal. Di lain sisi, kamu merasa tidak punya waktu untuk sengaja pergi belanja offline untuk membeli kebutuhan tersebut. Akhirnya, pembelian kebutuhan kamar mandi ini pun terus tertunda.
2. Kesulitan dalam merencanakan sebuah tugas
Pada tingka neurokognitif, melakukan banyak tugas dalam satu waktu merupakan sesuatu yang sulit, bahkan hampir tak mungkin. Kesulitan ini biasanya sering terjadi pada orang-orang yang menderita ADHD. Di sisi lain, banyak juga orang-orang tak memiliki ADHD, namun, merasa tetap kurang mampu mengerjakan multi tugas secara maksimal dalam satu waktu. Mereka pun merasa membagi tugas kompleks ke dalam beberapa langkah, tetap tidak mudah dilakukan.
Bagi sebagian orang, mengambil perspektif yang luas terhadap suatu tugas, melihat langkah-langkahnya, dan melihat titik awalnya merupakan cara yang jelas. Namun, bagi yang lain cara ini mungkin tidak dapat bekerja dengan baik untuk mereka. Keterbatasan dalam merencanakan berbagai tugas yang perlu dilakukan ini bisa jadi sebab penundaan itu terjadi. Kamu mungkin jadi membutuhkan waktu lebih lama dalam menyelesaikan satu tugas, sebelum akhirnya beralih ke tugas lain.
3. Prokastinasi terkait depresi
Kebiasaan menunda-nunda ternyata juga berkaitan dengan tingkat depresi yang seseorang miliki. Singkatnya, ketika orang depresi mereka cenderung menunda semua jenis tugas, baik yang sederhana maupun rumit, menyenangkan maupun membosankan. Orang-orang depresi biasanya terlalu banyak merenung, overthinking terhadap banyak hal-hal negatif. Kamu mungkin merasa tidak percaya sebagai rekan kerja, anak, atau pasangan yang bisa diandalkan.
Dalam situasi tersebut kamu pun bisa jadi lebih dahulu dikuasai oleh perasaan tidak mampu, sebelum menyelesaikan tugas. Seperti bagaimana kalau hasilnya buruk? Bagaimana kalau hasilnya tak memenuhi ekspektasi mereka? dan lain sebagainya. Pada akhirnya, terlalu banyaknya renungan ini membuat kamu menunda-nunda. Tugas yang seharusnya bisa diselesaikan, baik secara sempurna atau tidak, justru tak kunjung selesai dan bisa jadi kian menumpuk.
4. Prokastinasi terkait kecemasan
Saat seseorang menunda pekerjaan akibat emosi negatif yang bisa timbul, kecemasan sering kali menjadi gambaran tersebut. Orang juga sering kali beralasan jika tidak mau mengerjakan tugas karena membosankan. Faktanya, apa yang disebut “membosankan” itu adalah "sulit". Misalnya, saat anak-anak berdalih jika matematika itu pelajaran yang membosankan, jadi tak ingin mengerjakan pr-nya. Padahal, maksudnya mereka ingin menghindari tugas matematika yang sulit.
Hubungan lain antara kecemasan dan penundaan berkaitan dengan kinerja. Kecemasan terhadap kinerja sering kali menyebabkan seseorang mengambil perfeksionis terhadap suatu tugas. Pendekatan ini bisa membuat tugas tersebut terlihat lebih menakutkan. Itulah mengapa, bagi kamu yang punya riwayat kecemasan, tugas terasa lebih sulit cepat selesai. Oleh karenanya, mengatasi alasan cemas tersebut yang perlu kamu lakukan untuk tidak menunda.
5. Penundaan yang berkaitan dengan kreativitas
Di dunia kreatif, memang ada pandangan jika seseorang meluangkan waktu lebih lama sejenak, maka kamu dapat melihat karya seni tersebut dengan perspektif lebih luas. Tidak melulu seniman, misalnya, kamu harus menyelesaikan satu artikel panjang, kamu sudah hampir menyempurnakan hasilnya di malam itu. Namun, kamu berpikir, sepertinya setelah melewati tidur semalaman, hasil dari artikel tersebut akan jauh lebih baik. Pandangan ini menganggap menunda akan memberikan ide lebih segar.
Di lain kondisi, meluangkan waktu beberapa bulan sebelum meninjau kembali sebuah proyek dapat bermanfaat. Menunda waktu yang cukup lama dari sebuah proyek dapat menjadi bentuk penundaan, sekaligus bermanfaat secara kreatif. Namun, kondisi ini sering kali tidak ada garis pemisah yang memperjelas perbedaannya. Perasaan kamu mungkin terganggu, di mana kondisi ini bisa jadi ciri khas kebiasaan menunda-nunda, kamu merasa baru akan mendapat manfaat kreatif dari menunda ini.
Berbicara mengenai kebiasaan menunda-nunda, cobalah untuk melihat kembali dalam konteks apa kamu paling sering menunda. Apakah pekerjaan kantor, sekolah, atau mungkin pekerjaan rumah sehari-hari. Setelah itu, baru kamu bisa menemukan strategi jitu mengatasi kondisi ini pada akar permasalahannya. Misalnya, jika kamu bermasalah dengan perfeksionisme, cobalah untuk lebih mengurangi dan menyederhanakan tugas. Memahami penyebab kebiasaan penundaan juga membuat kamu lebih paham dari mana kamu harus mengatasi kebiasaan ini dengan lebih tepat.