Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kamu Lebih Produktif saat Waktumu Terbatas, Tidak Menunda

ilustrasi bekerja (pexels.com/Danik Prihodko)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Danik Prihodko)

Pernahkah kamu dibuat heran karena produktivitasmu meningkat justru saat dirimu sebenarnya lagi tergesa-gesa? Contohnya, ketika kamu dalam perjalanan ke luar kota. Dari rumah dirimu telah mempersiapkan ini itu.

Nanti setibanya kamu di tujuan juga pasti sudah capek. Sementara selama dirimu di dalam kendaraan kurang bisa fokus untuk mengerjakan berbagai tugas. Akan tetapi, nyatanya produktivitasmu tetap terjaga.

Malah dirimu bisa lebih produktif daripada ketika bekerja dari kantor atau rumah. Apa yang membuat hal ini terjadi? Apakah kamu perlu merekayasa harimu seakan-akan gak ada lebih banyak waktu biar produktivitasmu maksimal? Cek dulu penjelasannya. Waktu terbatas ternyata memang bisa lebih memotivasi dirimu dalam bekerja.

1. Sadar gak mungkin menunda-nunda, bekerja dengan cepat

ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Saat kamu memiliki waktu lapang dari pagi sampai sore untuk bekerja, keinginan menunda-nunda pun muncul. Dirimu gak takut bakal kehabisan waktu. Tugas yang sebenarnya bisa digarap sejak pukul 07.00 atau 08.00 ditunda sampai menjelang makan siang.

Sementara itu, keterbatasan waktu memaksamu mempercepat irama kerja. Contohnya, kamu cuma punya waktu 2 jam sebelum jadwal penerbangan. Bila ada pekerjaan yang mesti diselesaikan, dirimu mesti bergegas.

Nanti begitu kamu di atas pesawat, koordinasi dengan tim menggunakan smartphone tak lagi memungkinkan. Mesti menunggu dirimu mendarat dulu. Padahal, kamu juga kudu segera melakukan kegiatan lain. Pilihanmu hanya mengerjakannya sekarang atau tugas itu tak pernah selesai sesuai tenggat.

2. Terdorong mencari lokasi dan menciptakan suasana yang mendukung

ilustrasi bekerja (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Kamu tahu bahwa memusatkan konsentrasi di tengah perasaan tergesa-gesa amat gak mudah. Dirimu rentan menjadi panik dan tak dapat memikirkan apa pun. Tugas yang sebetulnya gampang pun bisa salah dikerjakan.

Secara naluri, kamu mengerti bahwa dibutuhkan tempat yang cukup sepi agar dapat bekerja dengan cepat. Gak boleh ada gangguan. Bayangkan saat waktumu melimpah. Kamu malah santai saja berada di tempat yang sebenarnya tidak ideal buat bekerja.

Tempatnya ramai serta banyak sekali pengalih perhatian. Dengan usaha lebih supaya kamu bisa bekerja dengan tenang, hasilnya tentu juga lebih baik. Dirimu bahkan tidak mendengarkan musik seperti yang biasa dilakukan ketika kamu bekerja dengan lebih santai.

3. Tekanan eksternal bikin kamu gak enak kalau pekerjaan tak beres

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Thirdman)

Kamu memang lagi gak punya banyak waktu. Akan tetapi, orang lain tentu tidak mau tahu soal itu. Selama kalian sudah bersepakat tentang waktu penyelesaian pekerjaan, tanggung jawab ada di pundakmu.

Dirimu merasa harus tetap bersikap profesional. Apalagi jika kesibukan yang cukup menyita waktumu sama sekali tidak berkaitan dengan pemberi tugas. Misalnya, saat kamu ada keperluan keluarga yang membuatmu repot.

Tak baik apabila dirimu menjadikannya sebagai alasan tugas tidak selesai tepat waktu. Kesannya, kamu mengutamakan urusan pribadi di atas pekerjaan yang sudah disepakati. Makin tinggi tuntutan orang terhadapmu, makin besar pula usaha yang dikerahkan olehmu agar bisa memenuhi ekspektasinya.

4. Jadwal kerjamu padat, sehari selesai banyak

ilustrasi bekerja (pexels.com/Ahmed)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Ahmed)

Bila waktumu sedang longgar, dalam sehari kamu barangkali cuma punya tiga tugas yang harus dikerjakan. Akan tetapi, ketika kesibukanmu memuncak tugas dapat berlipat-lipat dari hari normal. Artinya, secara perhitungan pun hasil kerja bakal lebih banyak.

Hanya saja, itu baru akan dapat tercapai kalau dirimu benar-benar mengoptimalkan penggunaan waktu. Jangan bersantai sebelum semuanya kelar. Berpindahlah dari satu tugas yang telah selesai ke tugas selanjutnya.

Jadwal kerja yang lebih padat memang diperlukan buat meningkatkan produktivitas. Akan tetapi, jangan pula berlebihan. Sebab apabila pekerjaanmu melebihi waktu dan energi yang tersedia, justru kamu menjadi kewalahan. Bukannya dirimu tambah produktif, malah segalanya berantakan.

5. Hal-hal non-prioritas dikesampingkan

ilustrasi bekerja (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Gustavo Fring)

Saat waktumu banyak, antara prioritas dengan hal-hal yang kurang penting dapat bercampur. Dirimu bukannya tidak tahu mana yang perlu didahulukan. Namun, kamu juga yakin masih punya banyak waktu.

Pikirmu, tugas yang utama dapat dikerjakan nanti-nanti. Kamu merasa gak bakal kehabisan waktu. Justru dengan dirimu mendahulukan membereskan hal-hal non-prioritas, nanti konsentrasimu diharapkan penuh. Kamu sudah gak kepikiran apa-apa lagi saat tiba waktunya mengerjakan tugas paling penting.

Cara seperti di atas tak berlaku ketika waktumu sedikit. Semua hal yang tidak mendesak langsung saja dikesampingkan. Urutan kerjamu rapi berisi tugas-tugas paling urgen. Nanti jika ada sisa waktu baru digunakan buat mengerjakan tugas lain.

Kalau di tengah keterbatasan waktu pun kamu bisa tetap produktif, berarti manajemen waktumu amat bagus. Kemampuan ini mesti dipertahankan. Jangan sedikit saja waktumu berkurang langsung dijadikan alasan produktivitasmu wajar terganggu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us