Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Mendengarkan musik
ilustrasi mendengarkan musik (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Intinya sih...

  • White noise, bikin pikiran lebih fokus: Suara konstan yang menutupi gangguan sekitar. Bantu atasi insomnia ringan atau susah konsentrasi.

  • Pink noise, lebih natural dan lembut dari white noise: Distribusi frekuensi lebih seimbang. Membantu rileks dan siap tidur.

  • Brown noise, suara dalam yang bikin rileks dan grounded: Menyerupai gemuruh air terjun besar. Cocok untuk relaksasi, meditasi, atau membantu tidur.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah hiruk pikuk keseharian, banyak orang mulai mencari cara sederhana buat menjaga fokus atau menenangkan diri. Salah satunya adalah dengan mendengarkan suara latar dengan frekuensi tertentu yang dipercaya bisa bantu meningkatkan konsentrasi, tidur lebih nyenyak, bahkan memperbaiki mood.

Secara umum terdapat tiga suara yang paling populer yakni white noise, pink noise, dan brown noise. Sekilas, semuanya terdengar mirip, tapi kalau kamu dengerin dengan lebih teliti, masing-masing punya karakteristik dan efek yang berbeda. Yuk, kenali perbedaan white, pink, dan brown noise, serta kapan waktu terbaik buat mendengarkannya!

1. White noise, bikin pikiran lebih fokus

ilustrasi bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

White noise bisa dibilang sebagai jenis suara paling terkenal di antara ketiganya. Suara ini dihasilkan dari kombinasi seluruh frekuensi yang bisa didengar manusia yang diputar dalam intensitas sama. Hasilnya terdengar seperti desisan konstan, seperti suara kipas angin, televisi statis, atau AC.

White noise membantu “menutupi” suara gangguan di sekitar kamu, sehingga otak jadi lebih mudah fokus atau juga bantu kamu untuk siap tidur. Banyak orang pakai white noise buat mengatasi insomnia ringan atau susah konsentrasi saat bekerja. Kalau kamu sering terdistraksi dengan suara sekitar, white noise bisa jadi peredam yang bantu otak tetap tenang.

2. Pink noise, lebih natural dan lembut dari white noise

ilustrasi tidur (pexels.com/olly)

Kalau white noise terasa terlalu nyaring atau berlebihan menurutmu, pink noise bisa jadi alternatif yang lebih menenangkan. Jenis suara ini punya distribusi frekuensi yang lebih seimbang, dengan frekuensi rendahnya lebih dominan, sedangkan frekuensi tinggi dibuat lebih lembut.

Bayangkan suara hujan deras, daun berguguran, atau ombak laut yang berulang. Itulah sensasi pink noise. Suara ini cenderung terasa lebih alami, bikin tubuh lebih mudah rileks dan siap tidur. Bahkan mendengarkan pink noise saat tidur bisa membantu memperbaiki kualitas tidur, lho!

3. Brown noise, suara dalam yang bikin rileks dan grounded

ilustrasi cemas (pexels.com/Liza Summer)

Berbeda dari white dan pink noise, brown noise punya karakter yang jauh lebih dalam dan lembut. Suaranya menyerupai gemuruh air terjun besar, getaran pesawat dari kejauhan, atau deburan ombak besar. Karena didominasi frekuensi rendah, efeknya terasa menenangkan dan “menyelimuti”.

Brown noise sering digunakan untuk relaksasi, meditasi, atau membantu tidur bagi orang yang sensitif terhadap suara tinggi. Bahkan, brown noise bisa membantu fokus lebih lama karena efeknya yang stabil dan tidak menusuk. Kalau kamu sedang stres berat, atau cemas, brown noise bisa kamu coba, ya!

4. Suara mana yang cocok untuk mood kamu?

ilustrasi perubahan mood perempuan (unsplash.com/mittaluday)

Setiap orang punya preferensi berbeda terhadap jenis noise yang paling nyaman didengar. Kalau kamu lagi butuh fokus penuh untuk kerja atau belajar, white noise sangat cocok. Namun, kalau kamu ingin rileks setelah hari panjang, pink atau brown noise mungkin lebih cocok karena frekuensinya lebih lembut.

Banyak juga orang yang bahkan mencampur dua jenis suara sekaligus, misalnya pink noise dengan white noise, untuk menciptakan nuansa lebih personal. Kamu bisa pakai aplikasi di ponsel seperti Calm, Noisli, atau Spotify yang punya ribuan playlist khusus white, pink, dan brown noise.

Perbedaan white, pink, dan brown noise mungkin terdengar kecil di telinga, tapi dampaknya bisa sangat signifikan. Semua tergantung kebutuhan dan suasana hati. Kadang, yang kamu butuhkan untuk merasa tenang hanyalah sedikit “suara” yang pas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Topics

Editorial Team