Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret program SAUS (Sumber Air untuk Sesama) di Desa Ban, Karangasem
potret program SAUS (Sumber Air untuk Sesama) di Desa Ban, Karangasem (dok. Reza Riyady)

Bali menduduki peringkat kedua sebagai destinasi wisata terbaik di dunia versi TripAdvisor Travelers' Choice Awards Best of the Best 2025. Tak cuma itu, menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, sekitar 16,8 juta wisatawan, yang terdiri dari 6,3 juta wisatawan mancanegara dan 10,5 juta wisatawan nusantara, berkunjung ke pulau tersebut untuk menikmati pantai hingga resort yang menghadap langsung ke Samudra Hindia pada 2024 lalu, lho.

Namun, di balik ingar bingar Bali yang menjadi salah satu pusat wisata dunia tersebut, terdapat Desa Ban di Kabupaten Karangasem yang jauh dari kata maju. Bahkan kebutuhan dasar manusia, yakni air bersih, tidak dapat terjangkau oleh penduduk di desa itu. Karena hal inilah, Reza Riyady yang berprofesi sebagai perawat tergerak hatinya untuk tidak hanya 'merawat' masyarakat di rumah sakit saja.

"Bali yang semaju itu, tetapi ada kisah pilu di baliknya," tutur Reza Riyady saat wawancara singkat dengan IDN Times.

Reza Riyady dan teman-temannya kemudian mendirikan komunitas Bali Tersenyum.id demi mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata di Desa Ban, Kabupaten Karangasem. Berkat kerja kerasnya tersebut, Reza Riyady akhirnya dianugerahi penghargaan 13th SATU Indonesia Awards 2022 tingkat provinsi di bidang kesehatan. Simak cerita tentang perjuangannya yang begitu menginspirasi berikut ini!

1. Awalnya ingin liburan, tetapi malah dihadapkan dengan realita yang pilu

potret seorang wanita di Desa Ban, Karangasem yang mengambil air dengan jeriken (dok. Reza Riyady)

Reza Riyady dan teman-temannya tidak pernah menyangka liburannya ke Bali Timur pada 2019 akan memberikan pengalaman yang berharga. Sebagai golongan orang-orang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi, ia merasa tertampar dengan realita yang dihadapkan kepadanya di Desa Ban, Kabupaten Karangasem. Bahkan air di desa tersebut seperti sebuah 'harta karun' yang mati-matian digali oleh penduduk, lho.

Terlebih, perjalanan menjadi lebih panjang karena akses jalan yang rusak dan tidak memadai. Setibanya di Desa Ban, Reza Riyady mendapati para wanita bekerja keras untuk mengisi air ke dalam banyak jeriken di tengah kekeringan yang melanda. Mereka lalu harus membawanya dengan gerobak dan mendorongnya menuju ke tempat tinggal mereka yang jaraknya hampir lima kilometer. Siapa yang tidak merasa miris dengan ketimpangan sosial dan ekonomi yang terjadi tersebut?

"Banyak wanita yang susah payah mengambil air bersih dengan jeriken. Saya langsung terbayang, bagaimana kalau itu ibu saya?" ungkap Reza Riyady saat wawancara singkat dengan IDN Times pada Selasa (21/10/2025) lalu.

Setelah ditelusuri oleh Reza Riyady, Desa Ban memang menjadi salah satu daerah di Bali Timur yang kekurangan air. Setiap tahun, penduduk desa tersebut hanya bergantung pada bantuan pemerintah. Pada 2024, tim BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Bali, secara total mendistribusikan 10.000 liter air bersih dengan truk tangki. Namun, jumlah tersebut tentunya jauh dari kata cukup. Bahkan untuk cuci tangan dan mandi saja penduduk di Desa Ban masih sangat kekurangan.

"Dulu kita sering menonton iklan 'sumber air su dekat', yang kekurangan air pasti orang-orang di daerah Indonesia Timur 'kan? Tetapi saat liburan itu, saya melihat fenomena 'sumber air su dekat' di Bali. Bali yang dikenal dengan pariwisatanya yang sangat maju, lho," lanjutnya.

2. Reza Riyady bantu wujudkan mimpi penduduk Desa Ban

potret komunitas Bali Tersenyum.id untuk program SAUS (Sumber Air untuk Sesama) di Desa Ban, Karangasem (dok. Reza Riyady)

Mengingat banyak bangunan di desa Bali Timur rusak karena terdampak letusan Gunung Agung, Reza Riyady dan teman-teman komunitas Bali Tersenyum.id awalnya ingin memberikan bantuan berupa pembedahan rumah. Namun, setelah melihat langsung kondisi di Desa Ban, Kabupaten Karangasem pada kunjungan 'liburan' tersebut, kebutuhan utama penduduk di sana ternyata adalah air bersih.

Saat itu juga, Reza Riyady dan teman-teman komunitas Bali Tersenyum.id mengumpulkan penduduk di Desa Ban untuk melakukan musyawarah. Reza Riyady memilih pendekatan CAP atau Community as Partner, di mana ia sebagai seorang perawat melihat masyarakat tidak hanya sebagai objek asuhan keperawatan, tetapi juga ingin mereka dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri.

"Saya bertanya, 'Apa permasalahan di sini yang dapat saya bantu?' Lalu, penduduk Desa Ban mengatakan, 'Permasalahan di kami adalah air. Yang lebih dekat ke tempat kami, sehingga kami tidak perlu mendorong gerobak lagi' saat musyarawah saat itu," kata Reza Riyady kepada IDN Times pada Selasa (21/10/2025).

Namun, Reza Riyady saat itu hanyalah seorang perawat horoner yang bahkan tidak memiliki cukup dana untuk merealisasikan 'mimpi' penduduk di Desa Ban untuk memiliki sumber air yang dekat. Meski begitu, Reza Riyadi dan teman-teman komunitas Bali Tersenyum.id memiliki tekad dan kemauan kuat untuk mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata bagi masyatakat di Timur Bali tersebut.

3. Reza Riyady mulai campaign SAUS (Sumber Air untuk Sesama) di Desa Ban

potret program SAUS (Sumber Air untuk Sesama) di Desa Ban, Karangasem (dok. Reza Riyady)

Usai melakukan musyawarah, Reza Riyady dan teman-teman komunitas Bali Tersenyum.id mengetahui apa langkah yang harus mereka lakukan untuk penduduk di Desa Ban, Kabupaten Karangasem. Reza Riyady akan menjalankan program SAUS (Sumber Air untuk Sesama) melalui bak penampungan air yang dekat dan mudah diakses, tanpa perlu menempuh perjalanan berkilo-kilo lagi.

"Solusinya, mereka menyarankan untuk membuat bak penampungan air. Tak perlu yang besar, asalkan dekat saja," jelas Reza Riyady.

Untuk mendapatkan dana tersebut, Reza Riyady dan teman-teman komunitas Bali Tersenyum.id kemudian membuat campaign SAUS (Sumber Air untuk Sesama) melalui platform penggalangan donasi online, Kitabisa. Reza Riyady sempat mengenang kembali momen saat dirinya menghubungi teman-temannya untuk meminta bantuan share link campaign tersebut di akun media sosial mereka. Bahkan menariknya, celebrity chef, Farah Quinn juga turut berpartisipasi, lho.

"Saya meminta tolong teman-teman saya untuk share campaign ini lewat akun Instagram mereka. Bahkan ada seorang influencer yang berbaik hati untuk membantu juga. Dan, gongnya, Farah Quinn pun membagikan di akun Instagram-nya," kenang Reza Riyady.

4. Reza Riyady bawa air bersih untuk penduduk Desa Ban

potret program SAUS (Sumber Air untuk Sesama) di Desa Ban, Karangasem (dok. Reza Riyady)

Berkat dana yang terkumpul, Reza Riyady dan teman-teman komunitas Bali Tersenyum.id akhirnya dapat mewujudkan mimpi penduduk di Desa Ban, Kabupaten Karangasem. Pada Januari 2020, bak penampungan air diresmikan, yang memudahkan orang-orang di sana untuk mengakses air bersih. Para wanita di Desa Ban tidak perlu menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dengan gerobak dan jeriken.

Menariknya, saat peresmian bak penampungan air tersebut, rintik-rintik air hujan turun di Desa Ban. Konon, masyarakat Bali mempercayai hujan sebagai pertanda baik. Tampaknya, niat Reza Riyady dan teman-teman komunitas Bali Tersenyum.id tersebut mendapatkan "restu" dari Tuhan di hari itu, nih. Sebuah kebetulan yang akhirnya juga menjadi berkah bagi penduduk karena desanya akan sedikit lebih sejuk.

Selain itu, Reza Riyady pun mengatakan bahwa dana yang dikeluarkan untuk membuat bak penampungan air di Desa Ban hanya sebesar Rp30 juta, lho. Bahkan jumlah tersebut masih terlalu banyak. Terdapat sisa uang yang kemudian disalurkan kepada penduduk dalam bentuk sembako. Pembagian bahan pokok tersebut juga merupakan 'perayaan' atas peresmian bak penampuan air di Desa Ban.

"Kalau pemerintah pasti dana yang dibutuhkan mungkin sampai miliaran. Tetapi, proyek ini hanya membutuhkan Rp30 juta. Bahkan masih ada sisa yang dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk sembako. Sebagai perayaan karena bak penampungan air sudah ada," ungkap Reza Riyady.

Setelah membuat bak penampungan air tersebut, tentunya Reza Riyady dan teman-teman komunitas Bali Tersenyum.id memiliki harapan besar untuk kemajuan Desa Ban. Reza Riyady ingin menciptakan lapangan pekerjaan sehingga para anak muda di sana tidak perlu merantau ke Denpasar. Terlebih, terdapat perusahaan air mineral di dekat desa, yang juga bisa menjadi peluang besar bagi penduduk untuk menghasilkan cuan dari potensi yang belum tergali itu.

"Saya ingin mereka juga bisa memajukan Desa Ban, di mana saya ingin masyarakat memiliki perusahaan air mineral sendiri. Karena saya melihat di dekat situ, ada perusahaan air mineral. Coba bayangkan ada perusahaan air mineral di desa yang masyarakatnya kekurangan air. Berarti 'kan ada potensi besar yang tidak tersalurkan," tandasnya.

Tentunya, harapan-harapan Reza Riyady tersebut bukan hanya sekadar impian kosong belaka. Ia ingin suatu hari nanti, penduduk di Desa Ban, Kabupaten Karangasem, dapat hidup sejahtera. Tak hanya air bersih yang terpenuhi, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan ataupun menarik banyak orang untuk berkunjung ke desa tersebut dengan menjadikan sumber air di sana sebagai destinasi untuk melukat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team