5 Alasan Kamu Gak Perlu Ragu Memberi meski Cuma Sedikit

Sedikit buatmu bisa jadi banyak buat orang lain

Kamu pasti setuju bahwa memberi adalah perbuatan mulia. Tak hanya karena ajaran agama, sisi kemanusiaan dalam diri bisa menggerakkan kita untuk memberi pada orang yang membutuhkan. Ada banyak hal yang bisa kita berikan, mulai dari hal materi, tenaga, waktu, perhatian, dan sebagainya.

Saat memberi, tentu tidak ada patokan mutlak soal banyaknya pemberian yang sebaiknya kita berikan. Namun, kadang kamu mungkin ragu untuk memberi pada orang lain karena kamu merasa hanya bisa memberi sedikit sehingga pemberian itu tampak tak ada artinya. Inilah lima alasan mengapa kamu tak perlu merasa demikian.

1. Apa yang sedikit buatmu belum tentu sedikit buat orang lain

5 Alasan Kamu Gak Perlu Ragu Memberi meski Cuma Sedikitilustrasi orang menerima pemberian dari orang lain (pexels.com/@rodnae-prod)

Pertama, sadarilah bahwa sedikit banyaknya suatu pemberian adalah hal yang sangat subjektif. Mungkin kamu merasa bahwa pemberianmu sangat sedikit. Namun, bisa jadi orang yang kamu beri menganggapnya cukup, bahkan banyak.

Sebagai contoh, mungkin bagimu uang Rp10 ribu itu sedikit, tetapi jumlah itu bisa sangat berharga bagi anak jalanan yang kelaparan. Begitu pula dengan pemberian dalam bentuk lain, misalnya sedikit candaan receh bisa begitu berarti bagi temanmu yang sedang stres karena banyak masalah.

Untuk itu, tak perlu mengukur pemberianmu menggunakan standarmu sendiri. Bagi orang yang membutuhkan, pemberian yang tampak sedikit bisa berarti besar.

2. Pemberianmu akan jadi banyak jika digabung dengan pemberian orang lain

5 Alasan Kamu Gak Perlu Ragu Memberi meski Cuma Sedikitilustrasi kumpulan barang pemberian (pexels.com/@gustavo-fring)

Ingat juga bahwa kemungkinan, orang yang membutuhkan tak hanya menerima pemberian darimu saja. Ingat pepatah "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit"? Pemberianmu mungkin tampak sedikit, tetapi setelah digabung dengan pemberian dari orang-orang lain, jumlahnya pun akan menjadi banyak.

Itulah kenapa penting untuk mengajak orang lain untuk turut melakukan kebaikan. Kalau hanya kamu sendiri yang suka memberi, kasihan orang-orang yang membutuhkan. Namun, kalau orang-orang sekitarmu juga suka memberi, mereka yang membutuhkan bisa lebih terbantu dengan maksimal.

Baca Juga: 5 Alasan Kebaikan Perlu Diteruskan, Jangan Cuma Berhenti di Kamu

3. Kebaikanmu bisa menular kepada orang lain

dm-player
5 Alasan Kamu Gak Perlu Ragu Memberi meski Cuma Sedikitilustrasi orang memberi penghiburan pada orang lain (pexels.com/@cottonbro)

Pernahkan kamu merasa tergerak untuk melakukan kebaikan setelah melihat orang lain melakukan hal yang sama? Itu sebenarnya membuktikan bahwa kebaikan itu bisa menular. Demikian pula ketika kamu melakukan kebaikan dengan memberi, orang yang melihatmu pun bisa tergerak untuk juga memberi.

Bagaimana kalau tidak ada orang lain yang melihatmu sedang memberi? Tidak masalah. Itu karena kebaikanmu tetap bisa menyebar kepada orang yang kamu beri. Di masa depan, ia pasti ingat bahwa dirinya pernah diberi. Ia pun akan memberi kepada orang lain ketika ada kesempatan.

4. Entah sedikit atau banyak, memberi bisa membuatmu bahagia

5 Alasan Kamu Gak Perlu Ragu Memberi meski Cuma Sedikitilustrasi orang membantu adiknya belajar (pexels.com/@olly)

Pepatah terkenal lain yang kemungkinan besar pernah kamu dengar adalah "lebih bahagia memberi daripada menerima". Pepatah itu menunjukkan bahwa memberi bisa membuatmu bahagia. Kebahagiaan itu pun tak bergantung jumlah pemberianmu.

Kuncinya adalah ketulusan dan keikhlasan dalam memberi. Jika kamu memberi dengan ikhlas, kamu akan tetap bahagia meskipun hanya bisa memberi sedikit. Karena itu, kalau kamu ingin bahagia, jangan ragu untuk memberi meski hanya sedikit.

5. Memberi perlu dibiasakan dalam situasi apa pun

5 Alasan Kamu Gak Perlu Ragu Memberi meski Cuma Sedikitilustrasi orang memberi (pexels.com/@pnw-prod)

Seseorang biasanya hanya memberi sedikit karena memang keadaannya tidak memungkinkan untuk memberi lebih banyak. Namun, hal itu bukan masalah. Kebiasaan memberi perlu dipupuk apa pun situasimu. Kelak, ketika kondisimu sudah membaik, jumlah pemberianmu pun bisa bertambah.

Sebaliknya, jika tidak terbiasa memberi saat situasimu tidak ideal, bisa jadi kamu akan tetap enggan memberi meski situasimu sudah membaik. Ya, sifat dermawan maupun sifat pelit adalah soal kebiasaan. Yang mana yang mau kamu biasakan?

Tidak perlu menunggu situasi ideal untuk memberi. Meski kamu hanya bisa memberi sedikit, jangan ragu untuk melakukannya. Yakinlah bahwa kebaikan yang kamu lakukan akan membuatmu bahagia dan suatu saat kebaikan itu akan kembali padamu.

Baca Juga: 5 Hal tentang Kebaikan Hati yang Perlu Dipelajari

Peter Eduard Photo Verified Writer Peter Eduard

Be weird, because being normal is so boring

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya