Melalui FishGo, Yoga Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan di Bali

Berawal dari keprihatinannya pada kesejahteraan nelayan

Saat masih kecil nyanyian nenek moyangku seorang pelaut selalu diajarkan oleh guru Taman Kanak-kanak. Sewaktu kecil, nyanyian tersebut sekadar lagu anak-anak biasa yang memberi pesan bahwa Indonesia merupakan negara kelautan yang kaya dengan sumber daya.

Seiring berjalannya waktu barulah tersadar bahwa menjadi seorang pelaut tidak seindah nyanyian tersebut, karena nelayan di Indonesia memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Padahal menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terdapat banyak sumber daya ikan yang mencapai hingga 12,01 juta ton per tahunnya.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa meski potensi laut Indonesia cukup besar, tetapi tidak bisa dimaksimalkan. Maka dari itu, I Gede Merta Yoga Pratama mengambil inisiatif untuk membantu nelayan tradisional melalui aplikasi FishGo. Beginilah kisahnya mengembangkan aplikasi FishGo untuk membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan Indonesia!

1. Diawali dengan mirisnya kehidupan nelayan di Bali

Melalui FishGo, Yoga Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan di BaliI Gede Merta Yoga Pratama, Founder FishGo di Kedonganan, Bali (instagram.com/mertayogapr)

Selama I Gede Merta Yoga Pratama masih menjadi mahasiswa, ia prihatin dengan ketimpangan hidup antara nelayan dengan orang asing yang menikmati hasil nelayannya. Mereka bisa duduk santai di restoran fancy sembari menikmati seafood yang lezat. Hal ini jauh berbeda dengan nelayan yang kehidupan sehari-harinya bertarung dengan kerasnya lautan. Apalagi dengan tidak menentunya cuaca dan tangkapan ikan yang diperoleh tiap harinya sehingga berdampak pada pendapatannya. 

Dengan kondisi yang begitu kontras, awardee LPDP ini ingin membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional melalui project kuliahnya bernama FishGo bersama tiga orang temannya. Terinspirasi dari aplikasi permainan Pokémon Go yang digunakan untuk melacak keberadaan berbagai jenis Pokémon, bedanya FishGo membantu melacak keberadaan ikan untuk memudahkan nelayan menangkap ikan secara efisien tanpa menghabiskan banyak biaya.

2. FishGo aplikasi berbasis navigasi untuk menangkap ikan

Melalui FishGo, Yoga Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan di BaliI Gede Merta Yoga Pratama, Founder FishGo di acara HAKORDIA 2022 - KPK RI (instagram.com/mertayogapr)

FishGo berawal dari project kuliah yang digunakan sampai saat ini dengan semboyannya  "menangkap ikan bukan mencari ikan". Aplikasi ini menggunakan teknologi sensor jarak jauh dan algoritma, sehingga bisa menentukan rute, waktu, dan zona terbaik yang bisa dilalui oleh nelayan tradisional. 

Awalnya, FishGo menggunakan website, tetapi nelayan kesulitan untuk akses sehingga dibuatlah versi aplikasinya.

“Secara sederhananya, kalau nelayan mau memancing ikan apa, nanti nelayan bisa memilih mau naik dari pelabuhan mana. Sebelumnya nanti bisa cek dahulu melalui aplikasi,” ujar lelaki yang akrab disapa Yoga ini pada Sabtu (30/9) lalu.

FishGo menekankan pada jumlah tangkapan, efisiensi penggunaan bahan bakar, dan waktu penangkapan dengan tingkat akurasinya sebesar 73 persen. Dari ketiga indikator ini, nantinya akan memaksimalkan nelayan tradisional mendapatkan ikan tanpa harus menghabiskan banyak sumber daya.

Saat ini, FishGo dilengkapi dengan alat bernama PATRIOT (Pendeteksi Area Tangkapan Ikan Berbasis Internet of Things) yang mampu mendeteksi biomassa ikan. Di aplikasi akan muncul lokasi real time gerombolan ikan. 

Baca Juga: Tak Mulus, Perjalanan Yoga Pratama Rintis Fish Go Penuh Tantangan

dm-player

3. Mekanisme kerja aplikasi FishGo

Melalui FishGo, Yoga Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan di BaliI Gede Merta Yoga Pratama, Founder FishGo (instagram.com/mertayogapr)

FishGo memiliki dua sistem utama, yakni prediksi dan real time. Untuk prediksi menggunakan data harian selama 10 tahun terakhir, terdiri dari suhu dan klorofil A yang menunjukkan di mana ikan mencari makan. Kedua komponen tersebut digabungkan sehingga menampilkan koordinat idealnya. Sedangkan untuk real time, menggunakan sensor akustik yang dipakai kapal kecil untuk menembakkan gelombang akustik di bawah air.

“Setiap ikan memantulkan gelombang berbeda, itu jadi tantangan untuk FishGo. Kita mau bantu nelayan, tapi kita gak mau mengabaikan kemungkinan gagal. Keakuratan data harus ada, makanya data dan perkembangan teknologinya wajib digencarkan,” kata pemuda lulusan Universitas Udayana ini. 

Setiap harinya, aplikasi FishGo memberikan rekomendasi apa saja jenis ikan yang bisa ditangkap menggunakan jaring. Saat ini, sudah ada 350 nelayan tradisional yang menggunakan aplikasi per harinya, meski sekitar 3.500 orang sudah registrasi. 

4. Tantangan mengembangkan aplikasi FishGo

Melalui FishGo, Yoga Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan di BaliI Gede Merta Yoga Pratama, Founder FishGo (instagram.com/mertayogapr)

Segala perubahan selalu ada tantangan yang menghadang, begitu juga yang dialami oleh I Gede Merta Yogya Pratama. Awalnya, para nelayan tidak mau menyetorkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk mendaftarkan akunnya. Semua cara pun dicoba olehnya.

“Saya bahkan merokok padahal gak merokok cuma buat mendekati mereka,” ucapnya saat wawancara pada Sabtu (30/9). 

Semua usahanya terbayar saat ia berhasil mendapatkan user pertama pada tahun 2019 dibantu juga oleh Pemerintah Provinsi Bali dengan memfasilitasi penyuluhan. Maka dari itu, keberhasilan yang diperoleh FishGo tidak hanya datang dari dirinya, tetapi juga akademisi yang membantu survey data dan pemerintahan setempat. 

“Saya punya 12 kali jadwal melaut bareng mereka supaya lebih real. Suhu juga berpengaruh, beda suhu saja ikan sudah pergi,” ujarnya saat ditanya terkait dengan tantangan aplikasi FishGo. 

Saat ini, selain program kerja FishGo, Yoga juga fokus pada empowering women melalui UMKM dengan produk berupa keripik kulit tuna. Ia membantu mulai dari cara pembuatan hingga desain kemasan yang menarik. 

Meski saat ini FishGo hanya beroperasi di lautan Bali, namun diharapkan ke depannya akan merambah seluruh Indonesia. Sebagai negara dengan produksi hasil laut terbanyak kedua di dunia sesuai data dari FAO (2016), nantinya akan membantu meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional.

Semoga kisah Yoga dengan FishGo-nya dapat menginspirasi kamu untuk terus berjuang demi kemajuan bangsa, ya!

Baca Juga: Eklin Amtor de Fretes dan Upaya Merawat Perdamaian Lewat Dongeng

Prila Sherly Photo Verified Writer Prila Sherly

@prilasher

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya