“Percaya deh, setiap kali target tercapai, kita akan merasa happy, karena kita merasa produktif dan ada sesuatu yang baru yang telah kita pelajari,” kata Laksmi kepada IDN Times.
Rahasia Menulis dari Laksmi Pamuntjak, Gak Cuma Banyak Membaca!

- Buat target daftar buku yang ingin dibaca setiap bulan untuk meningkatkan komitmen
- Amati struktur film atau seri drama TV untuk belajar pacing, dialog, dan karakter tokoh
- Biasakan menulis setiap hari tentang apapun, karena tidak ada tulisan yang sia-sia
Jakarta, IDN Times - Bayangkan kamu sedang duduk santai di sebuah kafe. Lalu, obrolan orang lain di meja sebelah atau buku yang sedang kamu baca saat itu membuatmu berpikir, “Seandainya adegan ini ditulis ulang akan jadi seperti apa, ya?”. Begitulah kira-kira ide muncul dari momen-momen kecil di keseharian.
Di balik setiap halaman, kata, atau perilaku bisa meninggalkan jejak yang ditangkap oleh penulis. Laksmi Pamuntjak percaya kemampuan menulis bisa diasah lewat beragam cara. Begitulah ia menceritakan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh penulis pemula saat menyempatkan datang ke IDN HQ pada 20 Agustus 2025. Nah, berikut rahasia menulis dari Laksmi untukmu yang baru belajar menulis.
1. Buat target daftar buku apa saja yang ingin dan harus dibaca dalam sebulan

Terasa semangatnya ketika Laksmi membagikan tips-tips singkat untuk mereka yang ingin atau baru belajar menulis. Menurutnya, hal yang harus dimiliki oleh setiap penulis dan pembaca adalah komitmen.
Semua dimulai dari kekonsistenan diri terhadap apa yang dilakukan, termasuk membaca. Ia menyarankan agar membuat daftar buku apa saja yang ingin dan harus dibaca dalam sebulan. Menurutnya, butuh untuk membuat target agar tahu berapa buku yang harus diselesaikan.
2. Amati struktur dari suatu film atau seri drama TV

Gak cuma membaca buku, menonton film atau seri drama TV bisa memberikan ilham untuk Laksmi. Ada banyak hal yang ia pelajari dari menonton, yaitu mengamati struktur.
“Nonton film bukan berarti males-malesan atau gak ngapa-ngapain. Saya sering mendapat ilham dari film-film atau seri drama TV yang asyik karena menulis script TV yang bagus gak gampang,” katanya.
Dari film, kamu bisa belajar tentang pacing dan ritme. Lalu cara menyusun dialog, mengonstruksi adegan, membangun karakter tokoh, membangun koherensi internal, berpikir secara visual, meringkas dan memadatkannya ke dalam tulisan. Semua itu Laksmi dapatkan dari menonton film.
3. Biasakan menulis apa saja setiap hari

Pepatah practice makes perfect sepertinya berlaku pada banyak hal, termasuk menulis. Sebagai penulis yang sudah berkarya selama 30 tahun, Laksmi menyarankan untuk rutin menulis setiap hari tentang apa pun itu. Mungkin saja obrolan singkat dengan teman, kekesalan karena macet, atau ide yang tiba-tiba muncul di pikiranmu.
Laksmi Pamuntjak percaya gak ada tulisan yang sia-sia. Justru dari catatan-catatan itu bisa menjadi suatu hal yang berharga.
“Tentang kejadian sehari-hari, tentang perasaan atau observasi kita, tentang ide-ide kita yang paling banal sekalipun. Gak ada yang gak berharga apabila kita menuliskannya,” tuturnya.
4. Sediakan waktu untuk membaca tulisan bagus, melakukan riset, mencatat, hingga merenung

Ada banyak cara untuk mengasah kemampuan menulis. Laksmi membagikan rahasianya dalam menulis yang ternyata terinspirasi dari kata-kata Sapardi Djoko Damono. Sebelum meninggal, Laksmi sempat berinteraksi dengan penyair ternama Indonesia itu.
“Beliau bilang, ‘Sastra adalah cara penulis menyampaikan gagasannya, bukan gagasan yang disampaikannya, yang pada hakikatnya sama sejak sastra ditulis.’ Kita hanya bisa meningkatkan kemampuan kita menyampaikan gagasan dengan berlatih terus menerus,” lanjut Laksmi.
Dari pesan itulah, Laksmi menjadi semakin termotivasi untuk berlatih tanpa henti. Ia melakukan berbagai hal dari membaca tulisan yang bagus, melakukan riset, merenung, mencari meta, mencari metafor yang segar, membuat daftar kosakata baru, serta mengedit dan menyempurnakan tulisan.
5. Jangan pandang remeh apa pun yang kamu lakukan atau alami, sekali pun gak berhubungan dengan dunia tulis menulis

Kemampuan menulis juga dibangun dari kepekaan dan observasi terhadap banyak hal, loh. Kurang tepat rasanya kalau kamu mengira menulis cuma bisa dipelajari lewat teori. Pasalnya, Laksmi mengingatkan untuk gak menganggap remeh apa pun yang sedang dilakukan meskipun gak berhubungan dengan tulis menulis.
Hal-hal sederhana bisa menjadi sumber inspirasi. Pada akhirnya, menulis bukan tentang kata-kata, melainkan bagaimana kamu bisa menangkap berbagai fenomena atau perilaku sebagai bahan untuk meramu emosi dan cerita dalam tulisan.
“Masak-masak di rumah, olahraga, menikmati lukisan atau gambar, mencuci mobil, menata ulang perabot di rumah, mendengarkan musik, semua bisa jadi bahan untuk memperkaya kosakata dan ekspresi: tentang warna, nada, aroma, bunyi, tekstur, komposisi, juga tentang perasaan dan emosi kita,” ucap Laksmi.
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan untuk tetap percaya diri. Setiap orang bisa membawa hal-hal unik dan berharga lewat tulisan mereka. Yuk, terus asah kemampuan menulismu!