5 Lagu Tulus ini seolah Rangkaian 'Lima Tahap Berduka', Setuju?

Ibarat The Five Stages of Grief dari Elisabeth Kübler-Ross

Tulus, penyanyi dan pencipta lagu asal Minangkabau ini, kadung dikenal dengan lirik dan musiknya yang membuat candu. Keempat albumnya yakni Tulus (2011), Gajah (2014), Monokrom (2016), hingga Manusia (2022) sukses meraup atensi publik.

Saking viralnya, ada pula yang mengunggah meme bahwa ternyata lagu-lagu Tulus dapat mewakili "Lima Tahap Berduka" alias The Five Stages of Grief atau Model Kübler-Ross yang diperkenalkan oleh Dr. Elisabeth Kübler-Ross pada 1969 melalui bukunya, On Death and Dying. Tahapan-tahapan tersebut disingkat dengan DABDA (Denial, Anger, Bargaining, Depression, Acceptance).

Nah, apa saja sih lagu-lagu dari Tulus yang menyerupai rangkaian "Lima Tahap Berduka" tepatnya dalam konteks kehilangan kekasih? Berikut ulasannya berdasarkan cuitan akun Twitter @aimrod pada 6 Maret 2022 lalu.

1. Denial (Penyangkalan) - "Kisah Sebentar"

https://www.youtube.com/embed/H8ZpBvk9s9w

Denial alias penyangkalan merupakan fase awal saat kita sedang berduka. Seseorang merasa dan menganggap kehilangan itu tak berpengaruh signifikan bagi kehidupannya. Ini merupakan bentuk pertahanan diri sementara untuk meniminalkan luka emosional. Mulanya dia yakin bahwa dirinya baik-baik, lalu perlahan muncul rasa ragu, hingga sadar bahwa sesuatu yang hilang itu ternyata membuatnya jadi tak baik-baik saja.

Kisah Sebentar dari Tulus agaknya menggambarkan fase ini. Kisah asmara yang belum lama terjalin lalu kandas. Ada rasa tak percaya mengapa hal itu terjadi, merasa baik-baik saja sebab belum kuatnya kenangan dan perasaan. Ternyata, rasa kehilangan tetap ada.

Denganmu senang hati terasa
Bangun dari mimpi kutahu aku tak sendiri
Matahari pun serasa lebih cerah
Dengan kecup manismu 'ku mulai melangkah

Kunikmati tiap detikku dengan namamu di hatiku
Kurasa bahagia dan hati berbunga-bunga
Kau buatku tergila-gila, tunduk hati aku setia
Selayaknya sihir kau buatku terjatuh

Tapi tak berlangsung lama
Kau tinggalkan aku
Kau pergi berjejak tanya

Ayo ingat kata-katamu
Kau tak akan tinggalkan aku
Ayo ingat kata-katamu
Selamanya kamu hanya untuk aku

2. Anger (Marah) - "Langit Abu-abu"

https://www.youtube.com/embed/CVI6SOuPAAw

Anger atau marah mewakili fase di mana seseorang merasa situasi yang menimpanya itu tidak adil, tidak terima, lalu muncul rasa marah. Saking frustasi dan sensitif, amarah tersebut malah dilampiaskan pada diri sendiri, orang lain, benda sekitar, bahkan Tuhan. Pada fase ini, seseorang merasa butuh wadah untuk disalahkan atas dukanya.

Melalui Langit Abu-abu, Tulus mendeskripsikan perasaan marah tersebut. Seseorang yang tak terima mengapa dia ditinggalkan padahal pengorbanan dan ketulusan sudah dia berikan. Dia ingin pertanggungjawaban atas lukanya tapi nihil.

Tak mungkin secepat itu kau lupa
Air mata sedihmu kala itu
Mengungkapkan semua kekurangannya
Semua dariku yang tak dia punya

Daya pikat yang memang engkau punya
Sungguh, sungguh, ingin aku lindungi
Dan setelah luka-lukamu reda
Kau lupa, aku juga punya rasa

Lalu kau pergi, kembali dengannya
Aku pernah menyentuhmu, apa kau malu?

Di bawah basah langit abu-abu, kau di mana?
Di lengangnya malam menuju Minggu, kau di mana?

3. Bargaining (Menawar) - "Tukar Jiwa"

https://www.youtube.com/embed/aHPUWgYgees

Tahap ketiga ini merupakan upaya pertahanan emosional guna mencoba mengambil kontrol kembali atas dirinya. Pasca rasa marah yang mulai mereda, muncul rasa bersalah kepada diri atau sosok di luar dirinya. Dia mencoba melihat dari sudut pandang orang lain (pihak yang sebelumnya dirasa bersalah) dan berandai jika saja orang itu menjadi dirinya.

dm-player

Lirik dalam lagu Tukar Jiwa agaknya menyimbolkan situasi ini. Saking terluka perasaannya, seseorang berandai sosok yang melukainya dapat berdiri di posisi orang yang dia lukai sehingga dia tahu betapa dalam luka yang telah ditimbulkan.

Aku kehabisan cara 'tuk gambarkan padamu
Kau di mata dan di pandanganku
Seandainya satu hari bertukar jiwa
Kau akan mengerti dan berhenti
Bertanya-tanya

Coba satu hari saja kau jadi diriku
(Kau akan mengerti)
Kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu

Coba satu hari saja kau jadi diriku
(Kau akan mengerti)
Kau akan mengerti bagaimana ku melihatmu
Mengagumimu
Menyayangimu

Baca Juga: 10 Lagu Tulus di Album Manusia, Relate dengan Kisah Hidup Banyak Orang

4. Depression (Depresi) - "Sepatu"

https://www.youtube.com/embed/Q4kQZmPlUSo

Pada tahap Depression atau depresi, seseorang telah menyadari bahwa dia merasa tak baik-baik saja pasca kehilangan, lalu marah, dan berandai lukanya juga dirasakan oleh orang yang baginya bersalah. Pada fase ini, dia akan merasa sedih, putus asa, dan kecewa saat mengingat peristiwa buruk tersebut. Luka batin akan intens terasa pada fase Depression sehingga tahapan ini adalah yang terberat.

Walau dibalut dalam musik yang tak sendu, tapi lirik lagu Sepatu menceritakan dua sejoli yang tak bisa bersatu. Mereka selalu bersama dan saling ingin untuk menyatu, tapi realita tak memihak. Suka dan duka sudah mereka lalui tapi perpisahan tetap tak terbantahkan.

Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia

Aku sang sepatu kananmu
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan

Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa apa
Terasa lengkap bila kita berdua

Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya 
Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu

5. Acceptance (Penerimaan) - "Hati-hati di Jalan"

https://www.youtube.com/embed/E7kHvjvU6JY

Acceptance atau penerimaan merupakan fase akhir dari tahapan berduka. Seseorang sudah mengakui bahwa dia mengalami peristiwa buruk dan tak dapat diubah. Perasaan sedih mungkin masih ada tapi dia sudah mulai belajar menerima kenyataan dan menyesuaikan diri dengan hidupnya yang baru.

Hati-hati di Jalan menyuguhkan fase ini melalui lirik dan musiknya. Pada akhirnya, rasa sakit dari perpisahan pada kisah asmara yang kandas harus tetap diterima. Alih-alih menumbuhkan benci, alangkah baiknya memupuk ikhlas. Seseorang harus membuka lembaran hidup baru dengan perasaan yang lebih positif.

Perjalanan membawamu bertemu denganku
Ku bertemu kamu, sepertimu yang ku cari
Konon aku juga seperti yang kau cari

Ku kira kita asam dan garam
dan kita bertemu di belanga
Kisah yang ternyata tak seindah itu

Ku kira kita akan bersama, begitu banyak yang sama
Latarmu dan latarku
Kukira takkan ada kendala, ku kira ini 'kan mudah
Kau aku jadi kita

Kasih sayangmu membekas
Redam kini sudah, pijar istimewa
Entah apa maksud dunia
Tentang ujung cerita, kita tak bersama

Semoga rindu ini menghilang
Konon katanya waktu sembuhkan
Akan adakah lagi yang sepertimu?

Kau melanjutkan perjalananmu
Ku melanjutkan perjalananku
Hati-hati di jalan

Menurut Dr. Elisabeth Kübler-Ross, tak semua orang mengalami persis kelima tahapan tersebut dan urutannya pun tak selalu runut. Akan tetapi, setidaknya fase kedukaan memiliki dua tahapan. Ada kalanya pula, seseorang justru mengalami tahapan-tahapan yang berulang hingga perasaan berduka yang dialami benar-benar selesai.

Nah, apakah kamu setuju dengan lagu-lagu Tulus yang gambarkan "Lima Tahap Berduka" seperti di atas? Yuk, bagikan opinimu di kolom komentar!

Baca Juga: 10 Prestasi Tulus di Industri Musik, Pecahkan Rekor Spotify Indonesia!

Rahmadila Eka Putri Photo Verified Writer Rahmadila Eka Putri

Hai, salam kenal. Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Mari terhubung melalui Facebook (Rahmadila Eka Putri), Instagram (@rahmadilaekaputri), ataupun Twitter (@ladilacious), kritik dan sarannya juga dipersilahkan, lho!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya