Punya Standar Tinggi Itu Bagus, Tapi Ada 5 Alasan Kenapa Kamu Gak Harus Jadi yang Terbaik

Pastinya, angin di puncak akan bertiup semakin kencang.

Sejak kecil, kita diajarkan untuk menjadi yang terbaik. Orang tua, guru, dan lingkungan menginginkan dan mendorong kita untuk mencapai posisi puncak. Hingga dewasa, hal ini kita bawa ke dalam alam bawah sadar kita dan mempengaruhi kita tiap kali bertindak, berperilaku, dan berkompetisi.

Ketika menjadi terbaik dalam suatu hal, kita menyandang sebuah gelar dengan awalan 'ter-'. Terkaya, terhebat, terkeren. Menyandang gelar ini tidaklah salah, tapi terkadang perlu kita coba lihat bahwa gelar 'ter-' tidak hanya berarti 'terbaik', tetapi ada juga 'terlalu' yang menyertainya. Dan sejujurnya, 'terlalu' ini  malah dapat merugikan. Mengapa demikian? 
    
1. Kita dituntut oleh lingkungan untuk berperilaku sesuai 'ter-' yang kita sandang.

Punya Standar Tinggi Itu Bagus, Tapi Ada 5 Alasan Kenapa Kamu Gak Harus Jadi yang TerbaikSumber Gambar: professorpincushion.com

Ketika kita mencapai posisi 'ter-', kita punya tanggung jawab lebih dalam menjalani suatu hal. Misalnya ketika kita menjadi pimpinan perusahaan, jabatan yang dipandang terhormat. Namun di balik itu, ada tanggung jawab lebih besar yang wajib kita pikul demi berjalannya perusahaan secara keseluruhan. Begitu juga dengan menjadi figur dengan gelar terpopuler, terpintar dan sebagainya.

2. Orang lain akan memasang ekspektasi tinggi pada diri kita.

Punya Standar Tinggi Itu Bagus, Tapi Ada 5 Alasan Kenapa Kamu Gak Harus Jadi yang TerbaikSumber Gambar: thequotepedia.com

Gelar tersebut akan menimbulkan ekspektasi tinggi pada orang lain terkait dengan sikap dan perilaku kita. Seseorang yang dinilai tercantik biasanya akan diharapkan berperilaku anggun dan sempurna. Mahasiswa terpintar di kelas tentunya diharapkan akan selalu mendapat nilai yang bagus. Bahkan, ekspektasi tersebut bisa jadi terlampau tinggi dan melupakan bahwa kita masih manusia yang memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Ketika ekspektasi tersebut tidak terpenuhi? Bisa-bisa cibiran yang muncul.

3. Pastinya, angin di puncak pohon akan menerpa kamu semakin kencang.

dm-player
Punya Standar Tinggi Itu Bagus, Tapi Ada 5 Alasan Kenapa Kamu Gak Harus Jadi yang TerbaikSumber Gambar: interfaithcounselling.ca

Di atas sana kita tak hanya ditemani hamparan luas yang indah, namun angin akan bertiup semakin kencang. Masalah yang kita hadapi akan jauh semakin banyak dan besar, karena kita seharusnya telah berada pada kapasitas untuk menghadapinya. Tidak jarang juga akan ada orang lain yang iri dan menimbulkan masalah untuk kita. 

4. Kesombongan menunggu di balik pintu, bersiap untuk menyerangmu kembali.

Punya Standar Tinggi Itu Bagus, Tapi Ada 5 Alasan Kenapa Kamu Gak Harus Jadi yang TerbaikSumber Gambar: stackstreet.com

Tantangan terbesar selain masalah-masalah di atas  adalah kesombongan. Kamu akan diuji oleh kehidupan, apakah kamu akan lupa daratan tempat kamu berasal? Apakah kamu akan meninggalkan orang-orang yang mendukungmu dari bawah? Apakah kini kamu masih mau berkumpul dengan yang di bawahmu? Kemudian pertanyaan terbesarnya adalah..

5. Sebenarnya, bahagiakah kamu dengan berada di puncak?

Punya Standar Tinggi Itu Bagus, Tapi Ada 5 Alasan Kenapa Kamu Gak Harus Jadi yang TerbaikSumber Gambar: heatherlgraham.wordpress.com

Ketika kamu ada di puncak, mungkin untuk beberapa saat kamu akan menikmatinya. Merasa aman dan nyaman. Tapi kemudian kamu akan diusik oleh pertanyaan dari kehidupan, "Sekarang apa yang akan kamu lakukan?" Berada di puncak bisa memang akan membuatmu merasa puas. Namun perlahan kamu akan menjadi haus kembali, dan kamu harus mencari puncak lebih tinggi untuk kamu capai.

Jadi, apakah puncak itu tempat terbaik yang pernah ada? Tidak selalu. Lereng gunung pun bisa menjadi tempat yang sangat indah, hanya dengan sebuah kata kunci, bersyukur. Di mana pun posisimu sekarang, nikmatilah. Mungkin saat ini kamu bukan yang terkaya, terpopuler, tertampan atau tercantik. Kamu tidak harus menjadi semuanya itu, kamu hanya harus menjadi dirimu. Syukurilah posisimu. Perlahan kehidupan akan membawamu ke puncak. Mungkin bukan puncak yang kamu inginkan, tapi puncak di mana kamu seharusnya berada.

Topik:

Berita Terkini Lainnya