6 Alasan Mengapa Diam adalah Self-Care Terbaik, Bukan Tanda Tak Mampu!

Diam tidak melulu negatif

Bagi sebagian orang, berdiam diri sering dianggap sebagai kegiatan yang kurang produktif dan rentan diabaikan. Meskipun demikian, memilih untuk berdiam sejenak dari kebisingan dunia luar sebenarnya dapat dianggap sebagai obat penenang untuk meredakan keramaian dalam pikiran.

Dalam kehidupan yang penuh dengan kebisingan dan tekanan, sering kali kita terjebak dalam rutinitas yang tidak hanya menguras energi, tetapi juga berpotensi merusak kesehatan mental. Tidak mengherankan, jika di tengah kegaduhan pikiran yang penuh kegelisahan, kita butuh untuk menepi sebentar dengan cara berdiam diri sebagai bentuk self-care terbaik.

Berikut ini adalah alasan mengapa diam adalah self-care terbaik. Keep scrolling agar mendapatkan inspirasi yang baik tentang diam.

1. Menenangkan pikiran yang riuh

6 Alasan Mengapa Diam adalah Self-Care Terbaik, Bukan Tanda Tak Mampu!ilustrasi riuhnya isi kepala (unsplash.com/ahmad gunnaivi)

Diam merupakan salah satu cara ampuh untuk menenangkan isi kepala yang berisik dan riuh. Diam memberikan kesempatan bagi pikiran kita untuk beristirahat dan melepaskan beban yang mungkin kita sedang pikul. Dalam keadaan hening, kita dapat menyaring segala kebisingan yang mungkin mengganggu keseimbangan pikiran dan kesejahteraan mental kita.

Dalam keadaan hening, pikiran kita bagaikan kanvas kosong yang siap untuk diisi oleh pemahaman baru, inspirasi, dan pemikiran yang membawa kedamaian jiwa. Oleh karena itu, diam bukan hanya menghilangkan kebisingan luar, tetapi juga membuka jendela ke dalam batin kita, memperkuat keseimbangan emosi, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan spiritual dan mental.

2. Menumbuhkan rasa empati

6 Alasan Mengapa Diam adalah Self-Care Terbaik, Bukan Tanda Tak Mampu!ilustrasi sedang curhat dan meluapkan keluh kesah (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Diam juga bisa meningkatkan rasa empati kita, terutama ketika kita berperan sebagai pendengar yang baik dalam hubungan persahabatan. Mereka datang kepada kita hanya butuh ingin didengar keluh kesahnya, tanpa dipotong dan dicela sepatah kata pun. Diam bisa menjadi bentuk dukungan bahwa kita ada untuk mereka, siap untuk mendengarkan, dan memahami perasaannya tanpa perlu terburu-buru dalam memberikan tanggapan.

Angie Wong, Founder, CEO, Executive Coach (Specialized in Tech) The Growth Ally,  menekankan bahwa diam sejenak memberikan kita ruang untuk menumbuhkan rasa empati dengan cara mendengarkan secara aktif (compassionate listening) dan memberikan perhatian penuh kepada orang lain. Melalui praktik tersebut, diam bukan soal menahan diri sebelum memberikan omong kosong tanpa bukti. Namun, diam juga memberikan kita sebuah pelajaran bahwa tidak semua curhatan itu langsung ditanggapi saat itu juga. Mereka bisa lebih nyaman untuk berbicara dan menyampaikan perasaan mereka tanpa ada rasa takut akan penilaian dari orang lain.

3. Sebagai cara untuk recharge energi

6 Alasan Mengapa Diam adalah Self-Care Terbaik, Bukan Tanda Tak Mampu!ilustrasi bersantai dengan mendengarkan musik (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berdiam diri juga bisa menjadi cara untuk mengisi ulang energi, terutama bagi individu yang memiliki jiwa sosial tinggi. Bagi mereka yang menikmati berinteraksi dengan banyak orang atau dikenal sebagai social butterfly, menghabiskan energi di lingkungan sosial bisa menjadi situasi yang sangat melelahkan. Oleh karena itu, diam juga memberikan peluang untuk mengembalikan keseimbangan dan mengisi kembali energi yang telah terkuras.

Dalam diam, seseorang dapat menemukan kedamaian batin yang sulit ditemukan di tengah kehidupan sosial yang sibuk. Menarik diri dan menepi sejenak dari keramaian adalah cara efektif untuk menghindari kelelahan akibat interaksi sosial yang berlebihan, sembari memberi waktu bagi diri sendiri tanpa adanya distraksi dari luar. Diam juga merupakan salah satu kebiasaan positif yang berharga dengan melakukan kegiatan yang dapat memulihkan energi, seperti meditasi, membaca, atau melakukan aktivitas yang sesuai dengan hobi yang disenangi.

Baca Juga: Memahami Self-Care dan Self-Love, Meski Berbeda Tapi Sama Pentingnya

4. Saat yang tepat untuk introspeksi diri

6 Alasan Mengapa Diam adalah Self-Care Terbaik, Bukan Tanda Tak Mampu!ilustrasi sedang merenung dan fokus mengambil waktu diri sendiri (pexels.com/RDNE Stock project)

Diam bisa menjadi waktu yang tepat untuk introspeksi diri, memberikan kesempatan untuk merefleksikan keterlibatan dalam dinamika kehidupan. Selain mengidentifikasi kesalahan, introspeksi juga mencakup pengakuan terhadap kelebihan dan potensi yang mungkin belum terungkap sepenuhnya. Dengan merenung, kita bisa mengevaluasi sejauh mana perjalanan hidup sesuai dengan visi dan tujuan yang telah ditetapkan, serta menilai dampak positif atau negatif yang telah kita berikan dalam hubungan dengan orang-orang di sekitar kita.

Dari segi psikologis, berdiam diri juga memfasilitasi untuk melakukan introspeksi dengan memberikan waktu untuk merenungkan pengalaman, pemikiran, dan perasaan, yang pada akhirnya mendorong pemahaman emosional yang lebih dalam dan kejelasan kognitif. Studi dari jurnal Heart pada 2006 menunjukkan bahwa diam selama 2 menit dapat meredakan ketegangan dalam tubuh dan membuat otak jadi lebih rileks daripada mendengarkan musik. Hal ini berkaitan dengan perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah di otak. Penelitian pada 2013 yang dimuat dalam jurnal Brain Structure and Function juga menemukan bahwa berdiam diri selama 2 jam dapat menciptakan sel-sel baru di hippocampus, bagian otak yang berperan dalam proses belajar, mengingat sesuatu hal, dan merespons emosi.

5. Diam adalah bahasa terbaik ketika kita dirundung rasa kecewa

6 Alasan Mengapa Diam adalah Self-Care Terbaik, Bukan Tanda Tak Mampu!ilustrasi sedang kecewa (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengutip kata bijak yang mengatakan bahwa diam adalah bahasa terbaik ketika kecewa dengan keadaan. Kadang, memang lebih baik diam dari pada menjelaskan apa yang tengah kita rasakan. Mereka bisa mendengar, tetapi tidak ada yang bisa mengerti. Terkadang kita merasa bahwa kita sudah melakukan yang terbaik, tetapi sering kali tidak diperlakukan dengan baik. Sebab, banyak yang datang kepadamu karena butuh, tetapi tidak tahu bagaimana cara menghargai.

Inilah mengapa sebagian orang memilih untuk diam karena percuma capek-capek memforsir energi dan menjelaskan perasaan yang sulit dipahami oleh orang lain. Meskipun kita bisa berbicara, terkadang kata-kata tidak dapat sepenuhnya menggambarkan kompleksitas emosi yang kita rasakan. Kendati orang-orang mungkin mendengar apa yang kita sampaikan, pada akhirnya mereka mungkin tidak benar-benar memahami bagaimana dalamnya perasaan yang dirasakan.

6. Strategi untuk menghindari konflik yang tidak perlu

6 Alasan Mengapa Diam adalah Self-Care Terbaik, Bukan Tanda Tak Mampu!ilustrasi sedang terjadinya perseteruan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Dalam situasi ramai dengan penilaian dan kritik, diam sering kali menjadi pilihan terbaik. Diam bukan soal menghindar, melainkan strategi cerdas untuk menghindari perdebatan yang tidak substantif. Dilansir The Gentleman's Journal, terkadang kita perlu diam sejenak ketika ada yang mencoba memotong pembicaraan dalam diskusi. Namun, saat giliran kita berbicara, disarankan untuk menggunakan waktu dengan efektif, menguasai situasi sekitar, dan memperkuat argumen kita dengan penjelasan atau data pendukung yang kuat.

Meskipun sering kali kita merasa terdorong untuk memberikan respons atau menunjukkan keberadaan dalam tiap perdebatan, diam sebenarnya merupakan tindakan yang paling bijaksana. Menyuarakan kebenaran tidak selalu harus melibatkan konfrontasi atau pembelaan diri. Oleh karena itu, diam bukan hanya sebagai benteng pertahanan, melainkan juga sebagai langkah bijak untuk menjaga kedamaian batin dan menghindari terlibat dalam pertarungan kata-kata yang tidak menghasilkan solusi yang nyata.

Berdasarkan penjelasan tersebut, tentunya ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua bahwa diam adalah solusi yang bijaksana dalam menghadapi dunia yang serba instan ini. Dengan memilih diam sebagai bentuk self-care terbaik, seseorang menunjukkan kebijaksanaan dan kekuatan dalam menghadapi lingkungan yang mungkin tidak selalu mendukung.

Baca Juga: 5 Cara Menyeimbangkan Self Care dan Produktivitas, Praktikkan!

Reyvan Maulid Photo Verified Writer Reyvan Maulid

Penyuka Baso Aci dan Maklor

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya