Kenapa Ogoh-ogoh Harus Dibakar? Ada Makna Filosofisnya!

Pada 11 Maret nanti kita akan menyambut Hari Raya Nyepi. Dalam momen suci ini, umat Hindu Bali akan menghentikan semua aktivitas yang biasa mereka lakukan. Hal ini bertujuan untuk penyucian Buana Alit (manusia) dan Buana Agung (alam dan seluruh isinya). Salah satu yang menarik dalam perayaan sakral ini, akan diselenggarakan tradisi Ogoh-ogoh.
Dalam pawai ini, Ogoh-ogoh akan diarak keliling desa atau kampung dari sore hingga malam yang kemudian dibakar. Lalu kenapa Ogoh-ogoh harus dibakar setelah prosesi selesai? Simak di sini.
1. Awal mula Ogoh-ogoh

Mengutip laman resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, Ogoh-ogoh diambil dari bahasa Bali “ogah–ogah” yang berarti sesuatu yang digoyang-goyangkan. Tahun 1983 merupakan bagian penting dalam sejarah Ogoh-ogoh di Bali. Pasalnya pada tahun itu mulai dibuat wujud-wujud Ogoh-ogoh yang merepresentasikan Bhuta Kala berkenaan dengan ritual Nyepi.
Ketika itu ada keputusan Presiden yang menyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional. Semenjak itulah masyarakat mulai membuat perwujudan onggokan yang kemudian disebut Ogoh-ogoh di beberapa tempat di Denpasar. Semenjak itu Ogoh-ogoh menjadi budaya baru yang semakin menyebar ketika Ogoh-ogoh diikutkan dalam Pesta Kesenian Bali ke XII.
2. Kenapa Ogoh-ogoh harus dibakar?

Mengutip laman resmi Pemerintah Provinsi Bali, Ogoh-ogoh mencerminkan sifat manusia yang negatif. Ogoh-Ogoh juga dimaksudkan untuk mengungkapkan nilai-nilai keagamaan dan ruang waktu yang sakral berdasarkan literatur keagamaan.
Dalam pelaksanaan tradisi ini, Ogoh-ogoh akan diarak keliling desa atau dipentaskan. Pawai ini mempunyai filosofi bahwa manusia harus saling menjaga alam dan sumber daya agar tidak merusak lingkungan sekitar.
Lalu mereka yang ikut dalam pawai biasanya akan meminum arak untuk melambangkan sifat buruk manusia. Beban yang dibawa saat mengarak karya seni ini akan diakhiri dengan pembakaran ogoh-ogoh hingga habis.
Tentu pembakaran Ogoh-ogoh ini memiliki makna tersendiri. Hal ini untuk menggambarkan harapan baru agar dunia kembali bersih dan bebas dari segala gangguan roh jahat. Itulah kenapa bentuknya memang harus dibuat sebagai sosok raksasa seram karena untuk menggambarkan simbol jahat yang harus dihalau dan dilenyapkan dari dunia.
3. Kapan Ogoh-ogoh dilaksanakan 2024?

Ogoh-ogoh adalah simbol dari sosok jahat dalam kepercayaan Hindu Bali. Masyarakat Bali mempercayai bahwa dengan membuat Ogoh-ogoh dan mengaraknya, akan diusir roh jahat dari desa. Setiap Ogoh-ogoh juga memiliki simbol-simbol yang mewakili kejahatan, seperti raksasa, hewan buas, dan lainnya.
Tahun ini Hari Rasa Nyepi Saka 1946 diperingati pada tanggal 11 Maret. Sedangkan pawai atau arak-arakan Ogoh-ogoh akan dilaksanakan sehari sebelum Nyepi tiba. Jadi, acara parade ini akan diselenggarakan pada tanggal 10 Maret di bali yang biasanya dimulai sejak sore hingga malam.
Jadi untuk menjawab kenapa Ogoh-ogoh harus dibakar, hal ini untuk menggambarkan ‘pembersihan’. Pembakaran ini melambangkan memusnahkan roh jahat sehingga kembali suci.