Seni Tani untuk Pertanian Masa Kini yang Menginspirasi

Eranya anak muda mulai bertani

Vania Febriyantie adalah sosok di balik Seni Tani yang menginspirasi orang-orang di sekitarnya. Ia lahir di Lhokseumawe pada 1993 dan terakhir mengenyam pendidikan di jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Saat ini, ia berdomisili di Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Bandung Utara. Vania dan rekan-rekannya mengangkat tren urban farming yang merupakan konsep bercocok tanam di lingkungan rumah perkotaan.

1. Termotivasi dari masalah yang terjadi di sekitar dan mencari solusinya

Seni Tani untuk Pertanian Masa Kini yang MenginspirasiSeni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Terjadi masalah saat awal pandemik. Suplai bahan pangan dari luar kota masuk ke Kota Bandung terhambat. Perlu diketahui bahwa Kota Bandung bukanlah penghasil sumber pangan. Menurut info dari Kepala Dinas Ketahanan Pangan, sebanyak 96 persen sumber pangan Kota Bandung berasal dari luar kota.

Melihat banyaknya lahan tidur yang terbengkalai milik pemerintah kota, seperti di area sekitar menara saluran udara tegangan tinggi (SUTT), Seni Tani ingin mencari solusi agar lahan tersebut tetap produktif. Dengan mencoba untuk mengolah lahan tersebut, lahan yang tadinya penuh sampah dibersihkan dan dijadikan kebun pangan. Keinginan untuk menciptakan akses pangan lokal di daerah sendiri merupakan motivasi Seni Tani.

2. Kegiatan Seni Tani melibatkan masyarakat

Seni Tani untuk Pertanian Masa Kini yang MenginspirasiSeni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Memiliki 5 orang anggota inti dan 99 orang sukarelawan, Seni tani dibangun dengan  sistem bisnis sosial. Sistem itu adalah community-supported agriculture (CSA), yang berarti membayar biaya berlangganan pada awal musim tanam bagi anggotanya.

Dengan membayar biaya langganan pada awal musim, dana yang terkumpul digunakan untuk kegiatan berkebun para petani. Hasil pertanian akan dibagikan selama masa panen tiba, tepatnya seminggu sekali.

Jadi, setiap bulan, Seni Tani membuka pendaftaran bagi yang ingin ikut mendukung petani kota sekaligus mendapat hasil sayur-mayur yang ditanam secara transparan—siapa, bagaimana, dan apa yang ditanam—dengan menggunakan pupuk kompos buatan sendiri.

Seni Tani memiliki dua area kebun yang digarap, yaitu area kebun komunal dan produksi. Area kebun komunal terbuka untuk warga dan sukarelawan yang dibuka pada Minggu pagi dengan kegiatan berkebun bersama, membuat pupuk, membuat eco enzyme, dan lain-lain. Untuk Area kebun produksi, di sinilah sayur-mayur ditanam untuk didistribusikan dengan sistem CSA. 

3. Hambatan dalam menjalankan program

dm-player
Seni Tani untuk Pertanian Masa Kini yang MenginspirasiSeni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Dalam dunia pertanian, hambatan seperti gagal panen, harga anjlok ketika panen, dan hasil panen yang tidak tersalurkan merupakan hal yang sering sekali terjadi. System CSA yang digarap Seni Tani sangat membantu dalam mengatasi masalah petani tersebut.

Hanya saja, sistem ini masih baru dan terdengar asing sehingga tantangan baru adalah meningkatkan kepedulian warga sekitar. Harapannya, jika masyarakat sadar, tahu, dan paham dengan sistem ini, mereka bisa salin dukung. 

“Orang-orang selalu berkata untuk menjadi petani itu harus perlu lahan yang berhektare-hektare supaya bisa mencukupi kebutuhan. Kami sedang mencoba untuk mematahkan stigma itu begitu bahwa di lahan urban pun kita bisa menghasilkan produksi yang cukup lumayan dan bisa menghasilkan penghasilan yang lumayan juga,” ujar Vania.

4. Pemerintah mendukung penuh, lho!

Seni Tani untuk Pertanian Masa Kini yang MenginspirasiSeni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Banyaknya pihak yang mendukung sangat membantu perkembangan Seni Tani. Kelurahan Sukamiskin memberikan izin untuk penggunaan lahan tidur; Badan Ketahanan Pangan Kota Bandung memberikan bibit; dan Kemenpora memberikan dana bantuan untuk membangun infrastruktur kebun. Dengan begitu, kebun jadi layak dikunjungi  para warga dan bisa menjadi tempat pembelajaran tentang pertanian.

Selain dukungan-dukungan tersebut, Vania pun mendapatkan apresiasi dari Astra. Vania menjadi Penerima Apresiasi Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19 SATU Indonesia Awards 2021. 

Jika digabungkan, lahan yang digarap Seni Tani saat ini luasnya mencapai 1.000 m2. Lahan tersebut menghasilkan berbagai macam sayuran dengan estimasi bobot mencapai 250 kg yang bisa didistribusikan hingga ke 50 kepala keluarga setiap bulan. Jadi, lahan kecil pun memang bisa menghasilkan jika dikelola dengan baik dan benar. Sebuah contoh pencapaian yang patut diapresiasi!

5. Proyek-proyek untuk 2022 penuh tantangan

Seni Tani untuk Pertanian Masa Kini yang MenginspirasiSeni Tani (instagram.com/kamisenitani)

Vania  melihat bahwa pemuda kota saat ini sudah terpapar kapitalisme dan gaya hidup metropolitan. Seni Tani memiliki harapan besar ke depan agar semakin banyak pemuda kota yang mau menjadi petani urban. 

Saat ini, Seni Tani sedang menjalankan program kegiatan pemberdayaan pemuda-pemuda di sekitar lingkungan agar mau menjadi petani kota dengan membuat pelatihan bercocok tanam dan menggali pengalaman bersama di kebun Seni Tani. Komunitas Seni Tani bisa diakses di Instagram @kamisenitani. 

Baca Juga: Kisah Inspiratif TUKONI, Bantu Ratusan UMKM Terdampak Pandemik

rosalia Andini Photo Writer rosalia Andini

sederhana - bertanggung jawab. Yang tidak pernah gemuk walau makan sebanyak apapun yeaahh~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya