5 Penyebab Seseorang Alami Texting Anxiety, Bisa Depresi

Perasaan cemas ketika menerima dan membalas pesan chat

Seorang wanita belum lama ini menghebohkan media sosial di China. Melalui media sosial WeChat, dia memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaan karena merasa stres dan depresi akibat mempunyai lebih dari 600 grup chat kerja yang setiap detik berbunyi dan memberinya pesan. Belum lagi, tekanan harus menjawab pesan chat sesegera mungkin jelas menambah tekanan mentalnya.

Sebenarnya, hal ini juga dirasakan oleh banyak pekerja sejak masa pandemik COVID-19 hingga saat ini, tak sedikit perusahaan yang nyaman berkoordinasi dengan tim melalui pesan daring sehingga perlu membentuk group chat. Memang cara ini dinilai efektif untuk berkomunikasi, namun jika terdapat 50 group chat tentu bisa membuat kamu kepayahan, kan?

Jika gak segera disiasati, risiko mengalami texting anxiety sangat besar. Dari laman PsychCentral, texting anxiety atau kecemasan berkirim pesan memang telah menjadi fenomena yang ‘wajar’ di era komunikasi digital. Rasa cemas mengirim atau menerima pesan teks ini dapat mengakibatkan gejala gak aman, panik, atau stres. Jika dibiarkan kamu bisa mengalami depresi berkepanjangan hingga merusak produktivitas kerja. Jadi, ada baiknya pahami dulu penyebab seseorang alami texting anxiety dan solusi agar kecemasan ini gak semakin parah. Disimak, ya! 

1. Ketakutan akan penilaian orang lain

5 Penyebab Seseorang Alami Texting Anxiety, Bisa Depresiilustrasi mengomentari pesan chat (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Salah satu penyebab utama dari texting anxiety adalah penilaian orang lain. Individu yang merasa takut atau gak nyaman dengan penilaian orang lain bisa mengalami kecemasan ketika harus berkomunikasi melalui pesan teks. Tak jarang, perasaan ingin cepat membalas namun ada ketakutan salah dalam memberi pesan dapat menyebabkan kecemasan yang signifikan, nih. 

Untuk mengurangi rasa cemas, cobalah untuk positif pada diri sendiri. Sadari jika orang-orang gak selalu menilai atau mengingat setiap kata yang kamu kirim. Terima juga perasaan bahwa setiap orang membuat kesalahan adalah bagian alami dari komunikasi, dan itu termasuk kamu sendiri. 

Untuk mengurangi rasa cemas ini, ada baiknya mulai mengirim pesan pada orang-orang yang kamu percayai. Setelah itu, secara perlahan perluas lingkaran komunikasi kamu. Proses ini dapat membangun rasa percaya diri, lho. 

2. Rasa takut ditekan atau diintimidasi

5 Penyebab Seseorang Alami Texting Anxiety, Bisa Depresiilustrasi menjawab pesan chat (pexels.com/Аlex Ugolkov)

Penindasan dalam bentuk apa pun, termasuk di dunia digital, bisa menjadi penyebab texting anxiety. Rasa takut diintimidasi oleh orang lain melalui pesan teks bisa merugikan kesejahteraan mental seseorang, lho. Hal ini makin parah jika sebelumnya sudah mengalami penindasan secara digital. 

Kamu perlu tahu apa hak berkomunikasi yang nyaman bagi kamu. Kalau kamu merasa diintimidasi, bicaralah dengan orang tersebut. Kalau kamu yakin dengan pendapatmu, jangan ragu untuk mengatakannya dengan tegas dan sopan. Hindarilah konfrontasi yang bisa memperburuk situasi dan tetap jawab intimidasi dengan santun. 

Jika sudah merasa tenang, sebaiknya lakukan pertemuan dengan orang yang mengintimidasi untuk menyelaraskan pendapat kalian. Tapi kalau sudah sangat merugikan, blokir atau pengabaian jadi jalan terakhir yang perlu diambil.  

Baca Juga: On Mental Health Bicara tentang Anxiety dan Loneliness

3. Tekanan untuk selalu siap menjawab semua pesan

5 Penyebab Seseorang Alami Texting Anxiety, Bisa Depresiilustrasi mengalami texting anxiety yang dapat membuat depresi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Fenomena hyper connection, atau keterhubungan konstan lewat teknologi, bisa membuat tekanan untuk selalu siap sedia merespons semua pesan. Individu yang terjebak dalam pola perilaku ini mungkin mengalami kecemasan saat gak langsung menjawab pesan. Tingkat stres akan semakin tinggi ketika pesan yang belum dibaca dan dibalas terlihat sangat banyak. 

Menekan perasaan ini memang gak mudah, tapi kamu perlu disiplin untuk mengatur batasan waktu untuk menanggapi pesan dan tidak. Memiliki batasan waktu yang jelas bisa membantu meredakan tekanan untuk selalu siap sedia. Akhirnya, kamu jadi punya waktu untuk istirahat dari perangkat digital. 

4. Kurangnya isyarat nonverbal

5 Penyebab Seseorang Alami Texting Anxiety, Bisa Depresiilustrasi berdiskusi dengan rekan bisnis (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Kelemahan dalam saling bertukar pesan adalah kekurangan isyarat nonverbal. Meski sudah dilengkapi berbagai emoji, kemungkinan berbeda makna emoji dengan orang lain tetap ada, lho. Jika interpretasi dalam pesan jadi berbeda, tentu ini jadi beban untuk kamu dan tim.  

Kalau memang masih belum jelas, ajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memastikan kamu sudah benar-benar paham. Jika terpaksa, pemakaian emoji dan stiker diharapkan bisa membantu. Namun, akan lebih baik lagi jika kamu tetap memiliki waktu saling bertemu secara fisik agar kesalahpahaman bisa dihindari.

5. FOMO dalam dunia digital

5 Penyebab Seseorang Alami Texting Anxiety, Bisa Depresiilustrasi FOMO dalam dunia digital (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Dalam era informasi digital, rasa takut kehilangan informasi terkini atau gak dapat mengikuti percakapan dapat menjadi penyebab kecemasan, lho. FOMO (Fear of Missing Out) dalam berkirim pesan bisa direm selama kamu mau membuat prioritas, kok. Tentukan prioritas pada informasi atau percakapan yang dianggap penting dan tidak. Jangan biarkan keinginan mengikuti semua percakapan membuat kamu lelah dan stres, lho. 

Texting anxiety menjadi tantangan nyata dalam dunia kerja saat ini. Kepandaian masuk ke dalam komunikasi digital tanpa terbawa arus menjadi keahlian yang harus dimiliki setiap orang. Jika merasa sudah di luar kendali, rehat bisa jadi solusi terbaik. Jadi, sadari level kesejahteraan kamu sendiri, ya!

Baca Juga: Pengertian dan Gejala Social Anxiety Disorder, Gak Bisa Diabaikan!

Lathiva Photo Verified Writer Lathiva

Senang membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya