Sadar Gak, 5 Sikap Positif Ini Kamu Miliki saat Beranjak Dewasa

Dulu, kamu mungkin mudah sekali menghakimi orang lain atas keputusan maupun kenyataan yang dimilikinya. Penghakiman tersebut didasarkan pada penilaian yang berkembang di masyarakat mengenai suatu hal ataupun norma yang ditetapkan di lingkungan sekitar.

Misalnya, saat melihat seseorang menganggur dalam waktu yang lama, kamu terkesan menghakimi bahwa orang tersebut memiliki sifat pemalas. Namun, semakin dewasa pemikiranmu pun lebih berkembang dan menganggap jika mungkin ada alasan lain orang tersebut tidak bekerja. Mungkin karena lamarannya belum ditinjau atau memang baru kena PHK.

Hal itu bisa saja terlintas dipikiranmu karena kamu telah banyak merasakan keberhasilan dan kegagalan dalam menjalani kehidupan. Alhasil, kamu jadi lebih memahami keputusan yang dimiliki maupun peristiwa yang dialami oleh orang lain.

Saat seseorang kuliah selama 6 tahun, misalnya, kamu tidak lagi tergesa menghakimi bahwa ia hanya bermain-main dengan kuliahnya. Toh setiap orang memiliki kisah dan perjuangan di balik kehidupannya, bukan?

Merasa gak, dulu terlebih saat kamu masih anak-anak ataupun remaja cenderung melihat suatu hal hanya dari sudut pandang saja? Hal tersebut yang kemudian memunculkan pertengkaran atau permusuhan antar sesama. Barangkali hal tersebut terjadi karena kamu hanya terpaku pada duniamu sendiri, tanpa mau melihat dunia di luar sana. Ada egoisme yang terbentuk.

Saat berada di fase dewasa awal, kamu jadi lebih terbuka akan suatu hal. Banyaknya buku yang dibaca dan pengalaman yang telah dilalui membuatmu lebih bisa menghargai pendapat orang lain. Hal itu juga bisa membuatmu memandang suatu hal dari kacamata yang berbeda. Sebab, kamu tahu bahwa setiap jiwa itu unik dan pikiran manusia adalah sesuatu hal yang luar biasa lagi menarik.

Barangkali sikap ini dimiliki karena kamu sering mengalami kegagalan dan rasa sakit. Namun, hal tersebut bukanlah sesuatu hal yang buruk. Sebab, dari keduanya kamu bisa belajar untuk tetap berjuang dan fokus pada tujuan.

Dengan banyaknya pembelajaran dari proses kehidupan yang telah dijalani, kamu jadi bisa bersikap masa bodoh atas segala macam penilaian orang lain yang melayang tanpa memberi masukan.

Kamu menjadi paham bahwa sejatinya hidup bukan tentang memikirkan validasi orang lain ataupun memperjuangkan ekspektasi yang dilayangkan oleh banyak orang. Kehidupan akan lebih bermakna ketika kamu fokus pada tujuan dan terus menebar kebermanfaatan bagi orang-orang sekitar. Sebab makin dewasa, semakin sadar bahwa dibanding menyenangkan semua orang, jauh lebih baik belajar untuk mencintai diri sendiri.

Maksud dari "jalanin saja" di sini bukan dalam konteks hubungan asmara, tapi menjalani proses kehidupan yang jatuh bangun. Dulu, mungkin kamu terkesan menuntut bahwa segalanya harus berjalan dengan sempurna dan lancar. Ya, meskipun tidak ada salahnya untuk mengharapkan hasil yang terbaik. Namun, sekarang kamu lebih memahami bahwa kehidupan tidak selalu berjalan dengan mulus. Sebab, pada akhirnya kamu juga bisa menerima apa pun hasil akhirnya.

Kamu semakin menyadari, bahwa manusia sebatas mampu berikhtiar dan berbuat kebaikan. Jadi, kamu tidak lagi terus menerus memikirkan tugas maupun tanggung jawab yang diemban. Bersikap jalanin saja merupakan pilihan yang baik untuk bisa terus survive menjalani kehidupan. Sikap ini bukan berarti kamu menyerah, kok.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, semakin dewasa kamu jadi tidak mudah terintimidasi oleh perkataan orang lain. Semakin dewasa juga, kamu jadi lebih fokus untuk mengembangkan diri sendiri. Hal tersebut karena sedikit demi sedikit kamu mampu memahami diri sendiri.

Daripada sibuk memikirkan perkataan orang lain atau jadi people pleaser, kamu lebih memilih untuk fokus membuat pribadi menjadi lebih baik lagi. Sebab, ada potensi yang perlu terus kamu gali. Ada hobi yang perlu terus kamu tekuni. Ada banyak hal juga yang masih perlu dipelajari sebagai bekal untuk kehidupan nanti.

Tumbuh dan berkembang adalah hakikat semua orang. Setiap manusia pasti melalui fase tersebut. Tinggal bagaimana kamu memahami diri sendiri di usia dewasa awal, ketika sikap-sikap positif di atas mulai ada dalam dirimu.