Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tanda Terjebak Self Loathing setelah Mengalami Kegagalan

ilustrasi terpuruk (unsplash.com/Joice Kelly)
ilustrasi terpuruk (unsplash.com/Joice Kelly)

Kegagalan memang menyisakan kenangan pahit. Jika diberi pilihan, tentu kita tidak ingin mengalami kegagalan dalam hidup. Tapi ada kalanya kegagalan datang tanpa bisa diprediksi. Hasil akhir yang didapat tidak sejalan dengan ekspektasi. Mengalami kegagalan, pada akhirnya kita akan terjebak self loathing.

Perlu diketahui, self loathing merupakan sebutan sikap yang menunjukkan rasa benci terhadap diri sendiri, seperti merasa tidak berharga, atau meremehkan diri secara berlebihan. Jika sudah seperti ini, tentu akan membawa pengaruh negatif. Dalam rangka menghindari hal tersebut, mari kenali tanda kamu sedang terjebak self loathing setelah mengalami kegagalan.

1. Cenderung mengkritik diri secara berlebihan

ilustrasi terpuruk (burst.shopify.com/Farah)
ilustrasi terpuruk (burst.shopify.com/Farah)

Kegagalan memang menjadi momentum pahit dalam hidup, bahkan menjadi situasi yang paling dihindari oleh setiap individu. Tapi mau bagaimana lagi jika kegagalan sudah terjadi? Tidak mungkin kita memilih lari dari keadaan. Apalagi membenci diri sendiri secara berlebihan. Mari kenali tanda bahwa kamu sedang terjebak self loathing setelah mengalami kegagalan.

Ini bisa tercermin dari sikap cenderung mengkritik diri secara berlebihan. Kamu hanya menyoroti sisi kekurangan dan kesalahan, namun melupakan pencapaian dan setiap kekuatan yang ada dalam diri. Kritik destruktif secara berlebihan ini akan memupus rasa percaya diri. Kamu tidak memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan.

2. Perbandingan negatif dengan orang lain

ilustrasi saling membandingkan diri (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi saling membandingkan diri (pexels.com/Ron Lach)

Tidak seorangpun yang menginginkan kegagalan terjadi dalam hidupnya. Baik kegagalan dalam hal akademis, pencapaian dalam karir, juga kegagalan yang menyangkut kehidupan pribadi. Di sisi lain, kegagalan ternyata membawa pengaruh dalam hal mental dan emosional. Salah satunya tipe orang yang cenderung membenci diri sendiri setelah mengalami kegagalan.

Kita perlu Memahami tanda sedang terjebak self loathing. Secara tidak sadar terpaku perbandingan negatif dengan orang lain. Kamu melihat kehidupan orang lain berjalan mulus dengan pencapaian mengagumkan. Untuk selanjutnya menjustifikasi bahwa kehidupan sendiri paling menderita diantara yang lain.

3. Tidak memberi kesempatan pada diri sendiri untuk berkembang

ilustrasi terpuruk (pixabay.com/peggy_marco)
ilustrasi terpuruk (pixabay.com/peggy_marco)

Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang. Terutama dalam hal mengenali bakat dan potensi diri. Karena ini menjadi pilar utama pendukung keberhasilan. Di satu sisi, kehidupan yang kita jalani tidak selalu berjalan mulus. Kegagalan seringkali datang tanpa diprediksi, untuk kemudian mengubah alur kehidupan secara total.

Jangan sampai kita menjadi individu yang terjebak self loathing setelah mengalami kegagalan. Alih-alih bangkit dan berbenah, kita justru tidak memberi kesempatan pada diri sendiri untuk berkembang. Kita menganggap kegagalan sebagai fase terakhir. Untuk selanjutnya memutuskan menarik diri dari lingkungan sosial.

4. Terjebak mindset kegagalan adalah akhir dari segalanya

ilustrasi terpuruk (pexels.com/Derick Makwasi)
ilustrasi terpuruk (pexels.com/Derick Makwasi)

Mungkin kegagalan menyisakan kenangan teramat pahit, bahkan kita tidak ingin untuk sekadar mengingatnya. Tapi hal yang paling penting adalah bagaimana cara kita mengatur sikap setelah mengalami kegagalan. Jangan sampai menjadi individu yang memilih terjebak di tengah self loathing. Apalagi sampai kita tidak menyadari situasi tersebut.

Apa tanda kita sedang terjebak self loathing setelah mengalami kegagalan? Diantaranya mindset kegagalan adalah akhir dari segalanya. Kita menganggap tidak ada lagi kesempatan untuk bangkit dan memperbaiki diri. Mindset demikian yang mampu menurunkan kualitas hidup menuju titik pencapaian terendah.

Siapa yang mau mengalami kegagalan? Bahkan tidak seorangpun menginginkan situasi demikian. Tak bisa dimungkiri pula, kegagalan dapat mempengaruhi kondisi pikiran dan emosi seseorang. Termasuk terjebak self loathing tanpa disadari. Tetapi, membenci diri tidak akan merubah keadaan. Sebagai upaya untuk meminimalisir, kita harus mampu mengenali tanda-tanda di atas dengan baik. Untuk selanjutnya menjaga kehidupan tetap seimbang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us