5 Fakta Halalbihalal, Tradisi Lebaran yang Hanya Ada di Indonesia 

Sebelum saling memaafkan, yuk mari kita belajar dulu! 

Halalbihalal sejatinya menjadi kegiatan yang tidak akan terlepas dari perayaan Idulfitri di Indonesia. Setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan lamanya, tibalah hari untuk merayakan kemenangan yaitu tepat pada tanggal 1 Syawal. Biasanya, sehabis mengadakan salat Id kita langsung saling bermaaf-maafan kepada keluarga, saudara, maupun juga kerabat.

Namun, dikarenakan adanya wabah ini memaksa kita untuk tidak melakukan aktivitas tersebut. Jangan sedih, sebab kegiatan ini masih bisa tetap berlanjut kok, melalui via smartphone. Jadi, sudah tidak ada alasan lagi untuk berpergian ke luar rumah, kita tetap bisa merekatkan tali persaudaraan meskipun tidak bertemu secara fisik. Terlepas dari hal tersebut, yuk kita pahami dulu seputar halalbihalal yang merupakan budaya asli Indonesia. Simak penjelasannya berikut ini ya!

1. Halalbihalal sebagai budaya di Indonesia

5 Fakta Halalbihalal, Tradisi Lebaran  yang Hanya Ada di Indonesia pu.go.id

Budaya ini berawal dari gagasan gemilang K.H Wahab Chasbullah. Berkat beliau, hingga kini dikenal tradisi halalbihalal sebagai momentum yang tepat untuk saling memaafkan dan mengasihi sesama umat manusia di hari yang fitri. Tak hanya itu, halalbihalal juga menunjukkan bahwa agama Islam menjunjung tinggi sikap persaudaraan, persatuan, dan menghargai perbedaan antara satu dengan yang lain.

Halalbihalal juga berperan untuk mencegah atau memperbaiki permusuhan dan kebencian yang terjadi antar sesama golongan. Istilah halalbihalal sendiri, tidak dapat kita temukan di dalam kamus bahasa Arab. Meskipun begitu, halalbihalal telah menunjukkan eksistensinya yaitu menggambarkan ciri khas masyarakat Indonesia yang dikenal luas dengan sikap ramahnya dan gemar bergotong-royong.

2. Pengertian mendalam “minal ‘aidin wal faizin”

5 Fakta Halalbihalal, Tradisi Lebaran  yang Hanya Ada di Indonesia muslimmatters.org

Berkaitan erat dengan halalbihalal, hal ini penting untuk kamu ketahui. Meskipun minal ‘aidin wal faizin berbahasa Arab, namun di sana nyatanya kalimat ini tidak begitu dikenal. Minal ‘aidin artinya adalah ‘golongan yang kembali’ sedangkan wal faizin berarti ‘golongan yang menang’. Ihwalnya, sebelum kalimat ini diawali dengan kata ja’alanallahu, maka menjadi “ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin” yang maknanya adalah “semoga Allah menjadikan kita termasuk (golongan) orang-orang yang kembali suci (fitrah) dan termasuk orang yang menang melawan hawa nafsu”.

Seringkali seseorang, mengucapkan minal ‘aidin wal faizin disertai juga dengan kalimat mohon maaf lahir batin, seolah-olah bahwa itu adalah arti dari minal ‘aidin wal faizin. Padahal, kalimat ucapan yang sudah lazim ini tidaklah tepat dalam bahasa Arab.

Maka dari itu, kalimat yang seharusnya digunakan sebagai penutup bulan suci ini ialah “Taqabballahu minna wa minkum wa ja’alanallahu minal ‘aidin wal faizin”  yang artinya ”Semoga Allah SWT menerima amalan yang telah saya kerjakan dan kamu kerjakan dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang kembali kepada fitrah dan orang-orang yang mendapatkan kemenangan”.

Baca Juga: Gak Melulu Saling Memaafkan, Ini 5 Makna Penting Lain dari Idulfitri 

3. Sejarah singkat halalbihalal

5 Fakta Halalbihalal, Tradisi Lebaran  yang Hanya Ada di Indonesia diskominfotik.bengkaliskab.go.id
dm-player

Kegiatan halalbihalal sebenarnya sudah ada sejak Pangeran Sambernyawa, sehabis Idulfitri beliau mengadakan pertemuan dengan para raja, punggawa, dan juga prajurit secara bersamaan di balai istana. Semua punggawa dan prajurit melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri. Setelah itu, pada akhirnya masyarakat meniru kebiasaan baik ini.

Berawal dari adanya, gejala disintegrasi bangsa yakni pada tahun 1948 tepat pada pertengahan bulan Ramadan, Bung Karno memanggil K.H Wahab Chasbullah untuk datang ke Istana Negara. Mendapatkan saran dari K.H Wahab Chasbullah agar diadakan silaturahim, bapak Soekarno merasa bahwa kata itu sudah terlalu biasa, beliau ingin mengganti istilah tersebut.

Dari sinilah, K.H Wahab Chasbullah menjelaskan bahwasannya, para elit politik yang pada saat itu enggan tuk bersatu, saling menyalahkan satu sama lain mengingatkan bahwa itu merupakan perbuatan dosa. Mereka semua harus duduk bersama dalam satu meja saling memaafkan. Alhasil, silaturahim dalam momen Idulfitri dirubah menjadi istilah halalbihalal. Sejak saat itulah, halalbihalal mulai diikuti oleh masyarakat luas maupun di berbagai elemen pemerintahan.

4. Halalbihalal tidaklah dilarang dalam Islam

5 Fakta Halalbihalal, Tradisi Lebaran  yang Hanya Ada di Indonesia Pexels/mentatdgt

Notabenenya, tidak ada nash yang melarang kegiatan berkumpul-kumpul, mengujungi sanak saudara untuk merayakan hari raya Idulfitri. Kegiatan saling memaafkan ini tidaklah bertentangan dengan akidah maupun syariat, justru membawa berkah tersendiri bagi umat Islam.

Budaya ini bertujuan sangatlah mulia yaitu untuk memperkuat sendi-sendi persaudaran dan saling memaafkan, karena manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Yang harus kita hindari dalam melakukan halalbihalal ini ialah tidak bersikap pamer, menyebarkan gosip, makan dan minum yang haram dan berlebih-lebihan, inilah yang justru dilarang oleh agama.

5. Petuah dari halalbihalal kini

5 Fakta Halalbihalal, Tradisi Lebaran  yang Hanya Ada di Indonesia muslimmatters.org

Halalbihalal telah mengajarkan kepada kita bahwa dalam beribadah tidak semata-mata hanya kepada Allah saja (Hablum Minallah), akan tetapi juga merefleksikan ajaran Islam kepada sesama manusia (Hablum Minannas). Selama satu bulan penuh sudah kita mendekatkan diri kepada sang Khalik, kini Idulfitri lahir sebagai momentum untuk menjembatani persaudaraan antar umat agar tetap saling terjaga.

Walaupun lebaran kini, sedang dilanda wabah pandemik yang entah kapan berakhir memaksa kita untuk mengadakan halalbihalal secara virtual. Tak usah risau, bukankah kita masih tetap bisa bersama dengan keluarga ataupun saudara meskipun berbeda ruang dan suasana? 

Jadi, jika wabah ini ingin cepat selesai maka tetap merayakan lebaran di rumah saja, ya! Insya Allah, semua ini tidak akan mengurangi ketakwaan kita kepada Allah SWT dan niat dalam berbuat baik terhadap sesama.

Itulah, tadi sederet fakta terkait dengan halalbihalal. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: 8 Fakta Menarik tentang Ketupat, Menu Wajib Saat Lebaran Idulfitri

Shafira Arifah Photo Verified Writer Shafira Arifah

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya