Wajib Baca, 6 Buku Ini Bisa Ubah Perspektif Kamu terhadap Dunia

Dari Sabda Zarathustra sampai Pemberontak 

"Kamu ingin senjata? Pergi ke perpustakaan. Buku adalah senjata terbaik di dunia."

– Dokter Who

Beberapa dari kalian mungkin setuju kalau buku memberikan lebih banyak informasi dari film atau podcast. Oleh karena itu, kita tidak boleh membatasi diri dengan hanya membaca beberapa buku saja. Dalam hal ini, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mencari tahu apa yang kita minati lalu membacanya.

Di saat minat membaca dan pengetahuan tumbuh bersamaan, kita pun akan merasakan betapa beratnya pengetahuan dan menyadari bahwa kita tidak tahu apa-apa. Nah, jika kebetulan kalian sedang mencari buku yang dapat menantang pikiran dan jiwa kalian maka kalian harus membaca artikel ini.

Berikut 6 buku terbaik yang dapat mengubah perspektif kalian terhadap dunia.

1. Sabda Zarathustra - Friedrich Nietzsche

Wajib Baca, 6 Buku Ini Bisa Ubah Perspektif Kamu terhadap Duniakobo.com

"Dengan buku ini, saya telah memberikan kepada umat manusia hadiah terbesar yang pernah dibuat sejauh ini. Buku ini, dengan suara yang telah menjembatani abad-abad, bukan hanya buku tertinggi yang pernah ada — itu juga yang terdalam, lahir dari kebenaran terdalam, bagaikan sebuah sumur yang berisi dengan emas dan kebaikan yang tak ada habisnya."  

– Friedrich Nietzsche

Tidak dapat disangkal kalau Sabda Zarathustra (Thus Spoke Zarathustra) adalah magnum opus dari Nietzsche. Memang, buku ini dapat mengubah jiwa pembacanya menjadi sesuatu yang baru, tetapi hanya dapat berhasil jika kalian cukup terbuka untuk menerima segala ajaran yang disampaikan oleh Nietzsche lewat sosok Zarathustra. 

Buku ini memiliki segalanya, mulai dari filosofi tentang kematian Tuhan hingga transformasi manusia menjadi Adimanusia (Übermensch) yang akan mengalami "Pengulangan Abadi" (Eternal Recurrence). Lebih lanjut, kita sebagai manusia harus berani menderita demi menjadi Übermensch, yang seharusnya menjadi tujuan akhir hidup kita.

Buku ini memiliki gaya eksperimental yang unik, bukan berbentuk prosa atau puisi tetapi, entah bagaimana, melanggar semua aturan sastra yang ada. Dalam buku ini, Nietzsche menyimpulkan pemikirannya dengan sangat elegan.

Menurutnya, meskipun otonomi dan penguasaan diri tidak mudah dicapai, ketidakhadiran mereka justru akan membawa malapetaka bagi individu dan peradaban manusia. Nietzsche juga percaya kalau sosok Übermensch itu selalu aktif dan kreatif dengan cirinya sendiri, di mana ia tidak akan pernah terpengaruh dengan lingkungan di sekitarnya.

2. The Denial of Death - Ernest Becker

Wajib Baca, 6 Buku Ini Bisa Ubah Perspektif Kamu terhadap Duniaartspecialday.com

"Bahaya adalah kemungkinan nyata dari kebangkitan teror dan ketakutan, yang darinya tidak akan ada jalan untuk kembali."  

– Ernest Becker

Dianugerahi Pulitzer untuk kategori non-fiksi pada tahun 1974, The Denial of Death ditulis berdasarkan karya-karya Søren Kierkegaard, Sigmund Freud dan Otto Rank.

Sepanjang buku, Becker mengungkapkan bahwa kita (manusia) tidak lebih dari makhluk yang selalu tidak aman dan tidak sempurna, di mana kita selalu membutuhkan penegasan terus menerus akan kekuatan kita.

Namun, melalui penegasan yang berkelanjutan inilah kita dapat menemukan "diri simbolis" kita, yang akan kita gunakan untuk melampaui batas-batas ketidakberartian kita.

Jalan ini akan menuntun kita untuk memulai "proyek keabadian," di mana kita menjadi bagian dari sesuatu yang akan bertahan selamanya dan melampaui kematian. Pada titik inilah kita akan mengatasi dilema kefanaan melalui tindakan kepahlawanan yang kita lakukan.

Lewat buku ini, Becker seperti memukul kita dengan cambuk eksistensial. Dia memaksa kita untuk melompat dari ujung jurang, menantang kita untuk menjadi lebih kreatif dan bertanggung jawab secara heroik dengan membawa makna, tujuan, dan signifikansi pada skema besar di dalam kehidupan kita sendiri.

3. Nature and the Human Soul - Bill Plotkin

Wajib Baca, 6 Buku Ini Bisa Ubah Perspektif Kamu terhadap Duniagagebock.com

"Ingatlah bahwa keraguan diri sama egoisnya dengan inflasi diri. Kewajiban kalian adalah merogoh jiwa kalian sedalam mungkin dan menawarkan hadiah yang unik dan otentik untuk diri kalian sendiri."

– Bill Plotkin

Dalam buku ini, Bill Plotkin memperkenalkan "The Eight Soul-centric/Eco-centric Stages of Human Development." Dia membawa kita pada perjalanan epik yang menggambarkan perkembangan manusia yang dimulai dengan The Innocent in the Nest, The Explorer in the Garden, dan The Thespian at the Oasis

Tiga tahap ini akan melengkapi tahap perkembangan manusia yang terpusat pada ego yang belum sempurna. Menurut Plotkin, mayoritas masyarakat Barat tidak pernah melampaui tahap ini. Oleh sebab itu, kedewasaan sejati, atau kematangan psikologis, menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa.

Bisa dibilang kalau tahap yang paling kritis adalah yang keempat: The Wanderer in the Cocoon, di mana kita belajar bagaimana cara meregangkan zona nyaman, memecahkan paradigma mental, dan melewati ambang eksistensial.

Setelah melewatinya, ego kita akan terbentuk sepenuhnya dan kita akan menjadi makhluk yang memiliki kapasitas untuk melakukan "inisiasi jiwa."

dm-player

Baca Juga: Buku Puisi Hingga Holistik, Ini 6 Rekomendasi Buku Ala Eva Celia

4. Pemberontak - Albert Camus

Wajib Baca, 6 Buku Ini Bisa Ubah Perspektif Kamu terhadap Duniabehance.net

"Aku memberontak; oleh karena itu kami ada. "  

– Albert Camus

Diterbitkan pada tahun 1951, karya Albert Camus ini menggambarkan pemberontakan dan revolusi dalam masyarakat. Singkatnya, novel ini adalah potret dari kondisi eksistensial manusia dalam pemberontakan. 

Mengendarai aliran nilai-nilai moral transendental yang mantap, Camus mengintegrasikan pemikiran para penulis seperti Marquis de Sade, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Fyodor Dostoyevsky, dan Friedrich Nietzsche ke dalam buku ini. 

Camus kemudian menjalin pemikiran di antara konsep "absurd" dan konsep "kejernihan" sambil menjelaskan bagaimana pemberontakan berasal dari kekecewaan kita terhadap bentuk keadilan yang sudah ketinggalan zaman dan parokial.

Lebih lanjut, Camus menggambarkan sebuah kontradiksi yang tampak jelas antara pencarian manusia yang tak henti-hentinya akan makna kehidupan dan sifat dunia yang tidak jelas dan tidak bermakna. 

Dia juga membahas dilema pemberontak yang berusaha memerangi ketidakadilan tanpa kehilangan nilai-nilai transendental, dan bagaimana beberapa pemberontak dapat kehilangan kontak dengan dasar pemikirannya.

Sangat menghibur dan menyindir, buku ini dapat dijadikan sebagai (jika ada) landasan pendidikan revolusioner di belahan dunia manapun.

5. Ishmael - Daniel Quinn

Wajib Baca, 6 Buku Ini Bisa Ubah Perspektif Kamu terhadap Duniastoriesforearth.com

"Tidak ada yang salah dengan manusia pada dasarnya... mereka akan hidup selaras dengan dunia. Namun, jika mereka diberikan cerita untuk memberlakukan dunia sebagai musuh yang harus ditaklukkan, maka mereka akan menaklukkannya seperti musuh. Suatu hari, musuh mereka akan berdarah sampai mati di kaki mereka, seperti dunia saat ini." 

– Ishmael (Daniel Quinn)

Dianugerahi Turner Tomorrow Fellowship Award, Ishmael adalah sebuah novel yang menggunakan jenis dialektika Sokrates untuk mendekonstruksi gagasan bahwa manusia adalah puncak dari penciptaan di bumi. Ishmael sendiri adalah sesosok Gorila yang dapat berkomunikasi secara telepati. 

Ishmael kemudian mengajari filosofinya kepada seorang pria tanpa nama menggunakan metode dialog Sokrates. Dia mengajar muridnya tentang masyarakat "Taker" dan masyarakat "Leaver," dan bagaimana Takers selalu melanggar hukum alam yang tidak dapat diubah.

Ishmael menjelaskan bahwa premis dari cerita Takers adalah bahwa dunia milik manusia, sedangkan premis dari cerita Leavers adalah bahwa manusia adalah milik dunia. Ishmael berpendapat bahwa masyarakat beradab (Takers) telah merusak dunia dan bahwa ide supremasi manusia tidak lebih dari sebuah mitos belaka.

Ia menyebutkan kalau mitos tersebut memiliki konsekuensi berbahaya yang mengancam atau bahkan memusnahkan spesies, menyebabkan pemanasan global dan melahirkan penyakit mental modern. Dengan mengeksplorasi tema-tema seperti etika, keberlanjutan dan bencana global, novel ini benar-benar menawarkan sebuah petualangan untuk jiwa dan pikiran.

6. The Fabric of Reality - David Deutsch

Wajib Baca, 6 Buku Ini Bisa Ubah Perspektif Kamu terhadap Duniascribalmultiverse.com

"Seluruh proses ilmiah menyerupai evolusi biologis. Masalahnya adalah seperti ceruk ekologis, dan sebuah teori seperti teori gen atau spesies sedang diuji kelayakannya di dalam ceruk itu."

– David Deutsch

The Fabric of Reality mencakup segala hal mulai dari bagaimana evolusi memengaruhi alam semesta secara keseluruhan hingga bagaimana komputasi kuantum dapat memengaruhi masa depan kita. 

Menurut Deutsch, hipotesis multiverse ternyata menjadi kunci untuk mencapai pandangan dunia baru, yang mensintesis teori evolusi, perhitungan dan pengetahuan dengan fisika kuantum. Untuk hal ini, ia menggunakan empat untai Theory of Everything (evolusi, komputasi, epistemologi dan fisika kuantum) untuk menjelaskan fenomena yang akan muncul.

Keempat untai teori itu adalah interpretasi fisika kuantum dari Hugh Everett tentang many-worlds, epistemologi Karl Popper, teori komputasi Alan Turing, dan penyempurnaan teori evolusi Darwin oleh Richard Dawkins. 

Dia menulis tentang mesin universal Turing, replikator, kehendak bebas, Grand Father Paradox, dan mesin perjalanan waktu, lalu menenun semuanya bersama-sama dengan epistemologi pemecahan masalah ala Popperian. 

Tentu saja, The Fabric of Reality adalah sebuah bacaan yang lezat untuk para ilmuwan atau kalian yang suka dengan pemikiran ilmiah, khususnya jika kalian ingin menghancurkan paradigma mental dan suka berpikir secara out of the box.

Nah, itu tadi 6 buku terbaik yang akan mengubah perspektif kalian terhadap dunia. Bagaimana, tertark untuk membaca semuanya?

Baca Juga: 6 Buku Self Improvement yang Perlu Dibaca Millennials, Antigalau!

Shandy Pradana Photo Verified Writer Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya