10 Sifat Anak Kecil yang Harusnya Gak Boleh Hilang Meski Sudah Dewasa

Anak kecil selalu mengerjakan sesuatu dengan antusias. Mereka menaruh minat yang besar, meski pada hal-hal sederhana. Inilah yang membuat anak kecil menikmati apa yang mereka kerjakan. Tentu kita ingat, dulu pernah bermain kelereng atau layang-layang seolah-olah tak kenal waktu.

Inilah yang perlu kita contoh. Nikmatilah apa pun yang sedang kamu lakukan. Cintailah apa yang sedang kamu kerjakan. Temukan apa yang membuat antusiasmu bangkit. Niscaya hidup akan terasa lebih bahagia.

Daya imajinasi anak kecil sangatlah tinggi. Ketika sedang bermain senapan plastik, di mata kita tampak biasa saja, tapi bisa jadi dalam imajinasi mereka sedang berada di medan perang yang sangat seru. Inilah yang membuat keseharian anak kecil penuh warna.

Mulai sekarang, asah kembali imajinasimu. Sasarannya adalah cita-cita yang ingin kamu kejar. Bayangkan dan rasakan sensasi nyata dari cita-citamu di masa depan. Kalau berhasil, tiada hari kamu lalui tanpa motivasi yang berkobar-kobar.

Anak kecil itu memang suka penasaran. Mereka dalam fase ingin tahu segala sesuatu. Apa yang ada di  sekitarnya ibarat hutan rimba yang perlu dijelajah. Hidup tak pernah membosankan, karena setiap hari terasa seperti petualangan baru.

Sepertinya ini yang sudah mulai hilang ketika kita dewasa. Kita terjebak pada rutinitas yang sama, dan bosan mengerjakan itu-itu saja. Sesekali carilah hal baru yang menarik perhatianmu. Bisa hobi baru, masuk komunitas baru, belajar kegiatan baru, pasti hidupmu jadi lebih menantang.

Hidup anak kecil didominasi oleh canda riang dan tertawa. Apa pun hal yang ia jumpai bisa jadi terasa lucu. Bahkan menutup wajah dengan tangan, lalu membukanya tiba-tiba sambil berkata ‘cilukba’, sudah bisa membuat anak kecil tertawa terpingkal-pingkal. Ya, mereka dipenuhi rasa humor yang tinggi.

Ketika dewasa kita jadi lebih serius dan perlahan membunuh rasa humor dalam diri kita. Akibatnya hari ke hari terasa makin penat. Padahal humor adalah obat yang manjur menghilangkan stres. Mulai sekarang, cobalah bercanda ria dengan orang-orang terdekatmu. Rasakan penat di kepalamu perlahan mulai mencair.

Anak kecil tidak pernah takut mencoba hal-hal baru. Mereka tidak terikat oleh persepsi orang di sekitarnya. Apa yang ingin mereka coba, langsung mereka coba dengan penuh keberanian. Ya, meski kadang jatuh dan terluka, mereka menikmatinya sebagai harga belajar.

Ketika dewasa kadang kita takut melakukan yang kita mau, karena terbelenggu persepsi dan penilaian orang lain. Padahal kita cuma butuh memberanikan diri untuk mencobanya. Tanpa keberanian, hidup kita akan stagnan dan tidak berkembang.

Sering kita temui anak kecil bertengkar, lalu keesokan harinya berbaikan kembali. Ya, begitulah anak kecil, mudah memaafkan kesalahan temannya. Inilah yang perlu kita tiru ketika dewasa. Setiap orang pasti pernah berbuat salah. Maafkan mereka dan ambillah pelajaran dari kejadian tersebut.

Anak kecil belum punya motif terselubung di balik bantuan yang mereka berikan. Mereka membantu murni karena solidaritas atau dorongan ingin membahagiakan orang lain.

Ketika dewasa, kita mulai berpikir untung-rugi. Bahkan ketika ingin menolong pun kadang ada pikiran ‘kalau gak ada untungnya, ngapain saya bantu’. Akibatnya hubungan kita dengan orang lain terasa seperti transaksi jual beli, alias tidak tulus. Tentunya jiwa kita akan lelah kalau terjebak pada hubungan semu semacam itu.

Semasa kecil, kita menganggap anak-anak selainnya adalah teman. Belum ada kubu-kubuan. Kita dengan mudahnya bermain bersama meski sebelumnya tak saling kenal.

Sifat ini sangat kita butuhkan di era modern, dimana segala sesuatunya saling terkoneksi. Dengan sifat mudah berteman, tentu akan ada banyak peluang-peluang baru yang bisa kita dapatkan, lewat jaringan pertemanan kita yang baru tersebut.

Berpikir sederhana di sini maksudnya tidak ribet alias njelimet. Anak kecil kalau jatuh, ya bangkit lagi. Kalau gagal, ya coba lagi. Kalau sedih, ya tinggal nangis lalu kelar. Sesederhana itu mereka menjalani hidup.

Ketika dewasa kadang kita sering mempersulit sesuatu yang sebetulnya mudah. Misalnya, saat gagal ujian, pikiran kita berlebihan menilai diri sendiri, seperti ‘kita gak berguna’, ‘kita ditakdirkan gagal’ dan banyak pikiran buruk lainnya. Padahal sebenarnya kita cukup mencoba lagi, kan? Simpel.

Anak kecil tidak pernah merasa rendah diri. Mereka mencintai diri mereka apa adanya. Itulah yang membuat mereka tidak takut berteman dengan orang baru, mencoba kegiatan baru, bertingkah semau mereka dan mudah move on meski kadang ditimpa kesedihan.

Ketika dewasa, kita ingin dicintai lingkungan kita, tapi kadang lupa untuk mencintai diri sendiri terlebih dulu. Akibatnya kita seolah kehilangan jati diri dan tak bisa mengembangkan potensi terbesar yang kita miliki. Mulai sekarang, cintai dirimu sendiri. Jangan pernah ragu melakukan apa pun yang pengin kamu coba.

Sifat-sifat sederhana anak kecil banyak lho yang ternyata perlu kita pertahankan sampai kita dewasa. Kalau kamu, berapa sifat nih yang sudah kamu miliki?