Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Sikap Bijak Orangtua saat Nilai Rapor Anak Turun, Jangan Langsung Dimarahi!

Seorang ibu menenangkan anak yang sedang mengalami stres.
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Kindel Media)
Intinya sih...
  • Orangtua harus tenang dan tidak langsung marah saat melihat nilai rapor anak turun
  • Ajak anak berdiskusi dengan hangat dan terbuka, bukan diinterogasi dengan nada menyudutkan
  • Lihat proses belajar anak, bukan hanya angka dan hasil akhirnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nilai rapor biasanya dianggap sebagai cerminan keberhasilan anak, bahkan keberhasilan orangtua dalam mendidik. Tidak heran kalau momen ini kerap dipenuhi emosi, mulai dari harapan tinggi, kecemasan, sampai kekecewaan ketika hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Sayangnya, tekanan tersebut sering kali langsung diarahkan ke anak, tanpa memberi ruang untuk memahami apa yang sebenarnya sedang mereka alami.

Padahal, nilai yang menurun tidak pernah berdiri sendiri. Ada banyak faktor di baliknya, mulai dari kesulitan memahami materi, perubahan lingkungan, kelelahan mental, hingga masalah emosional yang mungkin tidak terlihat. Di sinilah peran orangtua menjadi krusial. Kalau nilai rapor anak sedang turun, terapkan empat sikap bijak orangtua berikut ini supaya anak tetap merasa didukung!

1. Tenang dulu, jangan langsung marah

Seorang ibu dan anak sedang mengobrol.
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Karola G)

Reaksi spontan orangtua saat melihat nilai anak turun sering kali berupa kemarahan atau nada tinggi, meski sebenarnya dilandasi rasa khawatir. Namun, respons emosional seperti ini justru membuat anak merasa takut dan terancam, bukan dipahami. Akibatnya, anak cenderung menutup diri dan enggan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Bersikap tenang bukan berarti orangtua tidak peduli, melainkan memberi jeda agar percakapan bisa berjalan lebih sehat. Dengan menahan emosi, orangtua membuka ruang dialog yang aman. Anak pun merasa bahwa kesalahan atau penurunan prestasi bukan akhir segalanya, melainkan sesuatu yang masih bisa dibicarakan dan diperbaiki bersama.

2. Ajak anak berdiskusi, bukan diinterogasi

Seorang ibu dan anak sedang mengobrol.
ilustrasi ibu dan anak mengobrol (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ketika nilai turun, banyak orangtua tanpa sadar berubah menjadi seorang penyidik yang langsung melontarkan pertanyaan bertubi-tubi dengan nada menyudutkan. Padahal, pendekatan seperti ini hanya akan membuat anak defensif dan merasa disalahkan. Anak jadi fokus melindungi diri, bukan mencari solusi dari permasalahannya.

Sebaliknya, diskusi yang hangat dan terbuka membantu anak mengungkapkan kesulitannya. Bisa jadi ia tidak paham cara belajar yang tepat, merasa tertinggal dari teman-temannya, atau sedang menghadapi masalah lain di sekolah. Dengan mengajak anak berdiskusi, orangtua menunjukkan bahwa pendapat dan perasaan anak itu penting, serta layak didengarkan.

3. Lihat proses, bukan hanya angka dan hasil

ilustrasi orangtua dan anak
ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Kindel Media)

Angka di rapor sering menutupi perjuangan panjang di baliknya. Anak mungkin sudah berusaha keras, tetapi hasilnya belum terlihat maksimal. Jika orangtua hanya fokus pada nilai akhir, anak bisa merasa usahanya sia-sia dan tidak pernah cukup.

Menghargai proses belajar sekecil apa pun itu akan membantu anak membangun mental bertumbuh. Anak belajar bahwa kegagalan bukan tanda ketidakmampuan, melainkan bagian dari proses belajar. Ketika proses dihargai, anak akan lebih berani mencoba lagi tanpa rasa takut gagal.

4. Dampingi dan susun langkah bersama

ilustrasi orangtua dan anak
ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Julia M Cameron)

Setelah mengetahui penyebab nilai menurun, langkah bijak berikutnya adalah mendampingi anak secara konkret. Bukan dengan menuntut perubahan instan, tetapi dengan menyusun langkah kecil yang realistis. Misalnya, memperbaiki cara belajar, mengatur waktu istirahat, atau mencari bantuan tambahan jika diperlukan.

Pendampingan ini memberi pesan kuat bahwa orangtua tidak hanya hadir saat menuntut hasil, tapi juga saat anak sedang berjuang. Anak pun belajar bahwa ia tidak sendirian menghadapi kesulitan. Dari sini, rasa aman dan percaya diri anak perlahan akan tumbuh kembali.

Itulah 4 sikap bijak orangtua setelah mengetahui bahwa nilai rapor anak menurun. Orangtua harus menerapkan pendekatan yang tepat supaya anak tidak merasa dihakimi dan terus menumbuhkan sikap belajar yang baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Life

See More

25 Poster Tahun Baru 2026, Meriahkan Momen Pergantian Tahun!

18 Des 2025, 23:03 WIBLife