Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Sikap Elegan Menghadapi Bullying Verbal agar Tetap Waras

ilustrasi bullying verbal (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi bullying verbal (pexels.com/Yan Krukau)
Intinya sih...
  • Tetap tenang dan kendalikan emosi saat menghadapi bullying verbal
  • Gunakan bahasa tubuh percaya diri untuk menunjukkan ketegasan
  • Berikan jawaban singkat dan tegas, abaikan mereka, atau cari dukungan dari orang terdekat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bullying verbal sering kali dianggap remeh oleh sebagian orang karena hanya berupa ucapan dan dampaknya tidak terlihat secara langsung. Padahal, bullying verbal berpengaruh besar pada kesehatan mental korban. Banyak korban yang merasa tidak percaya diri, mudah cemas, dan bahkan mengalami stres berkepanjangan.

Menghadapi bullying verbal memang tidak mudah. Membalas mereka dengan emosi, justru akan membuat pelaku merasa berpuas diri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara menghadapi bullying verbal dengan sikap yang elegan. Berikut 7 cara yang bisa kamu terapkan agar tetap waras dan tidak mudah terpancing emosi. Simak sampai akhir!

1. Tetap tenang dan kendalikan emosi

ilustrasi gadis yang duduk tenang di meja (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi gadis yang duduk tenang di meja (pexels.com/cottonbro studio)

Langkah pertama yang harus dilakukan saat menghadapi bullying verbal adalah mencoba untuk tetap tenang. Ketika mereka mulai melakukan bullying verbal, jangan langsung terpancing emosi. Respon yang penuh emosi justru akan membuat mereka merasa puas karena telah berhasil memancing reaksi korban.

Kemampuan mengatur emosi saat terjadi bullying verbal dapat membantu mengurangi risiko stres, cemas, bahkan depresi akibat bullying. Selain menjadi sikap yang tepat dalam menghadapi bullying verbal, sikap tenang juga dapat menjaga mentalmu agar tetap stabil. Sikap yang tenang, akan membuat mentalmu tetap terjaga dan perlahan mereka akan berhenti untuk mengganggumu karena mendapat respon yang tidak sesuai dengan ekspektasi mereka.

2. Gunakan bahasa tubuh percaya diri

ilustrasi perempuan bersalaman dengan senyum percaya diri (unplash.com/Resume Genius)
ilustrasi perempuan bersalaman dengan senyum percaya diri (unplash.com/Resume Genius)

Bahasa tubuh percaya diri dapat memberi kesan kuat pada orang lain. Saat menghadapi bullying verbal, berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan dapat menunjukkan kesan bahwa kamu bukanlah orang yang mudah untuk ditindas. Sikap tubuh yang percaya diri dapat membuat mereka ragu untuk melakukan bullying verbal terhadapmu.

Postur tubuh terbuka dapat meningkatkan rasa percaya diri sekaligus memengaruhi cara orang lain memperlakukanmu. Berarti, bahasa tubuh tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga pada bagaimana lingkungan merespons kita. Jadi, ingatlah untuk selalu tampil percaya diri meskipun sedang menghadapi situasi yang menekan.

3. Berikan jawaban singkat dan tegas

ilustrasi dua orang pria berbicara (unplash.com/Kate Bezzubets)
ilustrasi dua orang pria berbicara (unplash.com/Kate Bezzubets)

Saat menghadapi bullying verbal, tidak perlu menjawab panjang lebar apalagi sampai terpancing emosi. Cukup beri respons singkat dengan nada tenang namun tegas. Jawaban yang jelas akan menunjukkan bahwa kamu tidak mau diperlakukan semena-mena.

Memberikan jawaban singkat dan tegas, dapat mencegah konflik berkembang lebih jauh. Pelaku biasanya akan kehilangan kendali ketika target tidak terpancing emosi. Sehingga, kamu bisa tetap menjaga martabat tanpa harus ikut larut dalam pertengkaran.

4. Abaikan mereka dan pura-pura tidak mendengar

ilustrasi perempuan membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi perempuan membaca buku (pexels.com/cottonbro studio)

Mengabaikan komentar negatif sering kali lebih efektif daripada meladeninya. Saat kamu berpura-pura tidak mendengar, pelaku akan merasa usahanya sia-sia. Lama-lama, mereka bisa berhenti sendiri karena tidak mendapatkan reaksi yang diinginkan.

Strategi ini dikenal dalam psikologi sebagai extinction, yaitu menghilangkan perilaku dengan cara tidak memberi respon. Maka, sikap tetap tenang tanpa memberi respon, bisa menunjukkan bahwa dirimu lebih kuat secara mental. Ini membuat posisi pelaku justru terlihat lemah karena diabaikan.

5. Tatap mata mereka selama beberapa detik, lalu tinggalkan

ilustrasi dua wanita saling memandang (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi dua wanita saling memandang (pexels.com/Liza Summer)

Menatap mata pelaku dengan tatapan datar bisa menjadi bentuk perlawanan non-verbal yang cukup kuat. Cara ini menunjukkan bahwa kamu tidak takut dengan mereka. Setelah beberapa detik, tinggalkan tanpa berkata apa pun untuk memberi kesan bahwa mereka tidak penting.

Kontak mata yang tegas dapat menumbuhkan kesan percaya diri dan dominan. Pelaku biasanya akan merasa gelagapan karena tidak mendapatkan kontrol atas situasi. Sehingga, kamu bisa menjaga martabat tanpa harus menunjukkan emosi berlebihan.

6. Alihkan energi ke hal yang lebih positif

ilustrasi orang menulis di notebook (pexels.com/JESHOOTS.com)
ilustrasi orang menulis di notebook (pexels.com/JESHOOTS.com)

Daripada terus memikirkan kata-kata menyakitkan, cobalah alihkan perhatianmu ke kegiatan yang lebih bermanfaat. Menulis, berolahraga, atau sekadar berjalan santai bisa membantu meredakan stres. Dengan begitu, energi yang tadinya terkuras untuk memikirkan pelaku bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih produktif.

Aktivitas positif dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Selain itu, menyibukkan diri dengan hal-hal yang positif akan memperkuat daya tahan mental. Hasilnya, kamu bisa tetap waras dan tidak memberi ruang bagi bullying verbal untuk menguasai pikiranmu.

7. Cari dukungan dari orang terdekat atau pihak berwenang

ilustrasi bergandengan tangan (pexels.com/Arif Syuhada)
ilustrasi bergandengan tangan (pexels.com/Arif Syuhada)

Mencari dukungan saat mengalami bullying verbal merupakan keputusan yang sangat tepat. Ceritakan pengalamanmu kepada teman dekat, keluarga, atau orang yang kamu percaya. Dengan bercerita, beban emosimu akan terasa lebih ringan karena kamu tidak menghadapinya sendirian.

Jika bullying semakin parah, melibatkan guru, atasan, atau pihak berwenang bisa menjadi langkah yang tepat. Dukungan sosial akan berperan besar dalam menjaga kesehatan mental dan meningkatkan rasa aman. Ingatlah bahwa mencari bantuan bukan tanda bahwa kamu lemah, melainkan bentuk keberanian untuk melindungi diri.

Menghadapi bullying verbal membutuhkan kesabaran sekaligus respon yang tepat. Dengan sikap elegan, kamu tidak hanya menjaga kesehatan mental, tapi juga menunjukkan kepada mereka bahwa kamu tidak mudah untuk ditindas. Jadi, apakah kamu sudah siap kamu menghadapi bullying verbal dengan lebih tenang dan elegan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Parenting pada Anak yang Berzodiak Pisces, Pahami Sisi Uniknya!

21 Okt 2025, 17:15 WIBLife